·
Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah keadaan
dekompensasi metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia, asidosis dan ketosis,
terutama disebabkan oleh defisiensi insulin absolut atau relatif. KAD dan
hipoglikemia merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang serius dan
membutuhkan pengelolaan gawat darurat. Akibat diuresis osmotik, KAD biasanya
mengalami dehidrasi berat dan bahkan dapat sampai menyebabkan syok.
Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang ditandai
dengan dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis. Ketoasidosis diabetik
merupakan akibat dari defisiensi berat insulin dan disertai gangguan
metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Keadaan ini merupakan gangguan
metabolisme yang paling serius pada diabetes ketergantungan insulin.
·
KAD adalah keadaan
yan g ditandai dengan
asidosis met abolik akibat pembentukan keton yang
berlebihan, sedangk an SHH
ditandai dengan hiperos molalitas berat
dengan kadar glukosa serum yang biasanya lebih tinggi dari KAD murni (American Diabetes Association, 2004)
·
Ketoasidosis diabetikum adalah merupakan trias dari
hiperglikemia, asidosis, dan ketosis yang terlihat terutama pada pasien dengan
diabetes tipe-1. (Samijean Nordmark, 2008)
·
Salah satu kendala
dalam laporan mengenai
insidensi, epide miologi dan
angka kematian KAD adalah belum ditemukannya kesepakatan tentang definisi KAD. Sindroma ini mengandung
triad yang terdiri
dari hiperglikemia, ketosis
dan asi demia. Konsensus
diantara para ahli
dibidang i ni mengenai
kriteria diagnost ik untuk
KAD adalah pH arterial
< 7,3, kadar
bikarbonat < 15
mEq/L, d an kadar
glucosa darah >
250 m g/dL disertai ketonemia dan
ketonuria moderate (Kitabchi dkk, 1994).
·
Diabetic
Keto Acidosis (DKA) adalah komplikasi akut yang mengancam jiwa seorang
penderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol. Kondisi kehilangan urin, air, kalium, amonium,
dan natrium menyebabkan hipovolemia, ketidakseimbangan elektrolit, kadar
glukosa darah sangat tinggi, dan pemecahan asam lemak bebas menyebabkan asidosis
dan sering disertai koma.
(http://medical-dictionary.thefreedictionary.com)
Ada sekitar
20% pasien KAD yang baru diketahui menderita DM untuk pertama kali. Pada pasien
yang sudah diketahui DM sebelumnya, 80% dapat dikenali adanya faktor pencetus.
Mengatasi faktor pencetus ini penting dalam pengobatan dan pencegahan
ketoasidosis berulang. Tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin
yang nyata, yang dapat disebabkan oleh :
1. Insulin
tidak diberikan atau diberikan dengan dosis yang dikurangi
2. Keadaan
sakit atau infeksi
3. Manifestasi
pertama pada penyakit diabetes yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati
Beberapa
penyebab terjadinya KAD adalah:
·
Infeksi : pneumonia, infeksi traktus urinarius, dan
sepsis. diketahui bahwa jumlah sel darah putih mungkin meningkat tanpa indikasi
yang mendasari infeksi.
·
Ketidakpatuhan: karena ketidakpatuhan dalam dosis
·
Pengobatan: onset baru diabetes atau dosis insulin
tidak adekuat
·
Kardiovaskuler : infark miokardium
·
Penyebab lain : hipertiroidisme, pankreatitis,
kehamilan, pengobatan kortikosteroid and
adrenergik.
(Samijean Nordmark,2008)
Krisis hiperglikemia
pada diab etes tipe 2 biasanya
terjadi karena ada keadaan
yang mencetuskannya. Faktor pencetus krisis hiperglikemia ini antara
lain :
1. Infeksi : meliputi 20 –55% dari
kasus krisis hiperglikemia
dicetuskan oleh Infeksi. Infeksinya
dapat berupa : Pneumonia, Infeksi traktus urinarius, Abses, Sepsis, Lain-lain.
2. Penyakit vaskular akut: Penyakit serebrovaskuler, Infark miokard akut, Emboli
paru, Thrombosis V.Mesenterika
3. Trauma, luka bakar, hematom subdural.
4. Heat stroke
5. Kelainan gastrointestinal: Pankreatitis akut, Kholesistitis akut, Obstruksi
intestinal
6. Obat-obatan : Diuretika, Steroid, Lain-lain
Pada diabetes
tipe 1, krisis
h iperglikemia sering terjadi
karena yang bersangkutan menghentikan suntikan
insulin ataupun pengobatannya
tidak ad ekuat. Keadaan
ini terjadi pada 20-40%
kasus KAD. Pada
pasien muda dengan
DM tipe 1,
permasalahan psikologi yang diperumit
dengan gangguan makan
berperan sebesar 20% da
ri seluruh faktor
yang mencetuskan ketoasidosis.
Faktor yang bisa
mendorong penghen tian suntikan
insulin pada pasien muda
meliputi ketakutan akan
naiknya berat badan
pada keadaan kontrol metabolisme yang
baik, ketakut an akan
jatuh dalam hypoglikem ia, pemberontakan terhadap otoritas, dan stres
akibat penyakit kronis (Gaglia dkk, 2004)
Gejala
klinis biasanya berlangsung cepat dalam waktu kurang dari 24 jam. Poliuri,
polidipsi dan penurunan berat badan yang nyata biasanya terjadi beberapa hari
menjelang KAD, dan sering disertai mual-muntah dan nyeri perut. Nyeri perut
sering disalah-artikan sebagai 'akut abdomen'. Asidosis metabolik diduga
menjadi penyebab utama gejala nyeri abdomen, gejala ini akan menghilang dengan
sendirinya setelah asidosisnya teratasi.
Sering
dijumpai penurunan kesadaran, bahkan koma (10% kasus), dehidrasi dan syok
hipovolemia (kulit/mukosa kering dan penurunan turgor, hipotensi dan
takikardi). Tanda lain adalah napas cepat dan dalam (Kussmaul) yang merupakan
kompensasi hiperventilasi akibat asidosis metabolik, disertai bau aseton pada
napasnya.
·
Sekitar 80% pasien DM ( komplikasi akut )
·
Pernafasan cepat dan dalam ( Kussmaul )
·
Dehidrasi ( tekanan turgor kulit menurun, lidah dan
bibir kering )
·
Kadang-kadang hipovolemi dan syok
·
Bau aseton dan hawa napas tidak terlalu tercium
·
Didahului oleh poliuria, polidipsi.
·
Riwayat berhenti menyuntik insulin
·
Demam, infeksi, muntah, dan nyeri perut
(Dr.
MHD. Syahputra. Diabetic ketosidosis. http://www.library.usu.ac.id
)
Ketoasidois
terjadi bila tubuh sangat kekurangan insulin. Karena dipakainya jaringan lemak
untuk memenuhi kebutuhan energi, maka akan terbentuk keton. Bila hal ini
dibiarkan terakumulasi, darah akan menjadi asam sehingga jaringan tubuh akan
rusak dan bisa menderita koma. Hal ini biasanya terjadi karena tidak mematuhi perencanaan
makan, menghentikan sendiri suntikan insulin, tidak tahu bahwa dirinya sakit
diabetes mellitus, mendapat infeksi atau penyakit berat lainnya seperti
kematian otot jantung, stroke, dan sebagainya.
Faktor
faktor pemicu yang paling umum dalam perkembangan ketoasidosis diabetik (KAD)
adalah infeksi, infark miokardial, trauma, ataupun kehilangan insulin. Semua
gangguan gangguan metabolik yang ditemukan pada ketoasidosis diabetik (KAD)
adalah tergolong konsekuensi langsung atau tidak langsung dari kekurangan
insulin.
Menurunnya
transport glukosa kedalam jaringan jaringan tubuh akan menimbulkan
hiperglikemia yang meningkatkan glukosuria. Meningkatnya lipolisis akan
menyebabkan kelebihan produksi asam asam lemak, yang sebagian diantaranya akan
dikonversi (diubah) menjadi keton, menimbulkan ketonaemia, asidosis metabolik
dan ketonuria. Glikosuria akan menyebabkan diuresis osmotik, yang menimbulkan
kehilangan air dan elektrolit seperti sodium, potassium, kalsium, magnesium,
fosfat dan klorida. Dehidrsi terjadi
bila terjadi secara hebat, akan menimbulkan uremia pra renal dan dapat
menimbulkan syok hipovolemik. Asidodis metabolik yang hebat sebagian akan
dikompensasi oleh peningkatan derajad ventilasi (peranfasan Kussmaul).
Muntah-muntah
juga biasanya sering terjadi dan akan mempercepat kehilangan air dan
elektrolit. Sehingga, perkembangan KAD adalah merupakan rangkaian dari siklus
interlocking vicious yang seluruhnya harus diputuskan untuk membantu pemulihan
metabolisme karbohidrat dan lipid normal.
Apabila jumlah
insulin berkurang, jumlah glukosa yang memasuki sel akan berkurang juga .
Disamping itu produksi glukosa oleh hati menjadi tidak terkendali. Kedua faktor
ini akan menimbulkan hiperglikemi. Dalam upaya untuk menghilangkan glukosa yang
berlebihan dari dalam tubuh, ginjal akan mengekskresikan glukosa bersama-sama
air dan elektrolit (seperti natrium dan kalium). Diuresis osmotik yang ditandai
oleh urinasi yang berlebihan (poliuri) akan menyebabkan dehidrasi dan
kehilangna elektrolit. Penderita ketoasidosis diabetik yang berat dapat
kehilangan kira-kira 6,5 L air dan sampai 400 hingga 500 mEq natrium, kalium
serta klorida selama periode waktu 24 jam.Akibat defisiensi insulin yang lain
adlah pemecahan lemak (lipolisis) menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol.
Asam lemak bebas akan diubah menjadi badan keton oleh hati. Pada ketoasidosis
diabetik terjadi produksi badan keton yang berlebihan sebagai akibat dari
kekurangan insulin yang secara normal akan mencegah timbulnya keadaan tersebut.
Badan keton bersifat asam, dan bila bertumpuk dalam sirkulasi darah, badan
keton akan menimbulkan asidosis metabolik
KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)
Pathophysiology of DKA adapted from Urden: Thelan’s Critical Care Nursing: Diagnosis and Management. 5th ed.Cited in Nursing Consult. www.nursingconsult.com
Pada keadaan normal kurang
lebih 50 % glukosa yang dimakan mengalami metabolisme sempurna menjadi CO2
dan air, 10 % menjadi glikogen dan 20 % sampai 40 % diubah menjadi lemak.
Pada Diabetes Mellitus semua proses tersebut terganggu karena terdapat
defisiensi insulin. Penyerapan glukosa kedalam sel macet dan metabolismenya
terganggu. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar glukosa tetap berada dalam
sirkulasi darah sehingga terjadi hiperglikemia.
Penyakit Diabetes Mellitus
disebabkan oleh karena gagalnya hormon insulin. Akibat kekurangan insulin maka
glukosa tidak dapat diubah menjadi glikogen sehingga kadar gula darah meningkat
dan terjadi hiperglikemi. Ginjal tidak dapat menahan hiperglikemi ini, karena
ambang batas untuk gula darah adalah 180 mg% sehingga apabila terjadi
hiperglikemi maka ginjal tidak bisa menyaring dan mengabsorbsi sejumlah glukosa
dalam darah. Sehubungan dengan sifat gula yang menyerap air maka semua
kelebihan dikeluarkan bersama urine yang disebut glukosuria. Bersamaan keadaan
glukosuria maka sejumlah air hilang dalam urine yang disebut poliuria. Poliuria
mengakibatkan dehidrasi intraselluler, hal ini akan merangsang pusat haus
sehingga pasien akan merasakan haus terus menerus sehingga pasien akan minum
terus yang disebut polidipsi.
Produksi insulin yang kurang
akan menyebabkan menurunnya transport glukosa ke sel-sel sehingga sel-sel
kekurangan makanan dan simpanan karbohidrat, lemak dan protein menjadi menipis.
Karena digunakan untuk melakukan pembakaran dalam tubuh, maka klien akan merasa
lapar sehingga menyebabkan banyak makan yang disebut poliphagia. Terlalu banyak
lemak yang dibakar maka akan terjadi penumpukan asetat dalam darah yang menyebabkan
keasaman darah meningkat atau asidosis. Zat ini akan meracuni tubuh bila
terlalu banyak hingga tubuh berusaha mengeluarkan melalui urine dan pernapasan,
akibatnya bau urine dan napas penderita berbau aseton atau bau buah-buahan.
Keadaan asidosis ini apabila tidak segera diobati akan terjadi koma yang disebut koma diabetik
(Price, 1995).
Pathway KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)
Pathway Ketoasidosis Diabetik |
a. Pemeriksaan
Laboratorium
1. Glukosa.
Kadar glukosa dapat bervariasi dari 300 hingga 800 mg/dl. Sebagian pasien
mungkin memperlihatkan kadar gula darah yang lebih rendah dan sebagian lainnya
mungkin memiliki kadar sampai setinggi 1000 mg/dl atau lebih yang biasanya
bergantung pada derajat dehidrasi. Harus disadari bahwa ketoasidosis diabetik
tidak selalu berhubungan dengan kadar glukosa darah. Sebagian pasien dapat
mengalami asidosis berat disertai kadar glukosa yang berkisar dari 100 – 200
mg/dl, sementara sebagian lainnya mungkin tidak memperlihatkan ketoasidosis
diabetikum sekalipun kadar glukosa darahnya mencapai 400-500 mg/dl.
2. Natrium.
Efek hiperglikemia ekstravaskuler bergerak air ke ruang intravaskuler.
Untuk setiap 100 mg / dL glukosa lebih dari 100 mg / dL, tingkat natrium serum
diturunkan oleh sekitar 1,6 mEq / L. Bila kadar glukosa turun, tingkat natrium
serum meningkat dengan jumlah yang sesuai.
3. Kalium.
Ini perlu diperiksa sering, sebagai nilai-nilai drop sangat cepat dengan
perawatan. EKG dapat digunakan untuk menilai efek jantung ekstrem di tingkat
potasium.
4. Bikarbonat.
Kadar bikarbonat serum adalah rendah, yaitu 0- 15 mEq/L dan pH yang
rendah (6,8-7,3). Tingkat pCO2 yang rendah ( 10- 30 mmHg)
mencerminkan kompensasi respiratorik (pernapasan kussmaul) terhadap asidosisi
metabolik. Akumulasi badan keton (yang mencetuskan asidosis) dicerminkan oleh
hasil pengukuran keton dalam darah dan urin. Gunakan tingkat ini dalam
hubungannya dengan kesenjangan anion untuk menilai derajat asidosis.
5. Sel darah
lengkap (CBC).
Tinggi sel darah putih (WBC) menghitung (> 15 X 109 / L) atau ditandai
pergeseran kiri mungkin menyarankan mendasari infeksi.
6. Gas darah
arteri (ABG).
pH sering <7.3. Vena pH dapat digunakan untuk mengulang pH measurements.
Brandenburg dan Dire menemukan bahwa pH pada tingkat gas darah vena pada pasien
dengan KAD adalah lebih rendah dari pH 0,03 pada ABG. Karena perbedaan ini
relatif dapat diandalkan dan bukan dari signifikansi klinis, hampir tidak ada
alasan untuk melakukan lebih menyakitkan ABG. Akhir CO2 pasang surut telah dilaporkan
sebagai cara untuk menilai asidosis juga.
7. Keton.
Diagnosis memadai ketonuria memerlukan fungsi ginjal. Selain itu,
ketonuria dapat berlangsung lebih lama dari asidosis jaringan yang
mendasarinya.
8. β-hidroksibutirat.
Serum atau hidroksibutirat β kapiler dapat digunakan untuk mengikuti
respons terhadap pengobatan. Tingkat yang lebih besar dari 0,5 mmol / L
dianggap normal, dan tingkat dari 3 mmol / L berkorelasi dengan kebutuhan untuk
ketoasidosis diabetik (KAD).
9. Urinalisis
(UA)
Cari glikosuria dan urin ketosis. Hal ini digunakan untuk mendeteksi
infeksi saluran kencing yang mendasari.
10. Osmolalitas
Diukur sebagai 2 (Na +) (mEq / L) + glukosa (mg / dL) / 18 + BUN (mg /
dL) / 2.8. Pasien dengan diabetes ketoasidosis yang berada dalam keadaan koma
biasanya memiliki osmolalitis > 330 mOsm / kg H2O. Jika
osmolalitas kurang dari > 330 mOsm / kg H2O ini, maka pasien
jatuh pada kondisi koma.
11. Fosfor
Jika pasien berisiko hipofosfatemia (misalnya, status gizi buruk,
alkoholisme kronis), maka tingkat fosfor serum harus ditentukan.
12. Tingkat BUN
meningkat.
Anion gap yang lebih tinggi dari biasanya.
13. Kadar
kreatinin
Kenaikan kadar kreatinin, urea nitrogen darah (BUN) dan Hb juga dapat
terjadi pada dehirasi. Setelah terapi rehidrasi dilakukan, kenaikan kadar
kreatinin dan BUN serum yang terus berlanjut akan dijumpai pada pasien yang
mengalami insufisiensi renal.
Tabel Sifat-sifat penting dari tiga bentuk dekompensasi
(peruraian)
metabolik pada diabetes.
Sifat-sifat
|
Diabetic
ketoacidosis
(KAD)
|
Hyperosmolar
non
ketoticcoma
(HONK)
|
Asidosis
laktat
|
Glukosa plasma
|
Tinggi
|
Sangat tinggi
|
Bervariasi
|
Ketone
|
Ada
|
Tidak ada
|
Bervariasi
|
Asidosis
|
Sedang/hebat
|
Tidak ada
|
Hebat
|
Dehidrasi
|
Dominan
|
Dominan
|
Bervariasi
|
Hiperventilasi
|
Ada
|
Tidak ada
|
Ada
|
b. Pemeriksaan
Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik untuk
ketoasidosis diabetik dapat dilakukan dengan cara:
1.
Tes toleransi Glukosa (TTG)
memanjang (lebih besar dari 200mg/dl). Biasanya tes ini dianjurkan untuk pasien
yang menunjukkan kadar glukosa meningkat dibawah kondisi stress.
2.
Gula darah puasa normal atau
diatas normal.
3.
Essei hemoglobin glikolisat
diatas rentang normal.
4.
Urinalisis positif terhadap
glukosa dan keton.
5.
Kolesterol dan kadar
trigliserida serum dapat meningkat menandakan ketidakadekuatan kontrol glikemik
dan peningkatan propensitas pada terjadinya aterosklerosis.
6.
Aseton plasma: Positif secara mencolok
7.
As. Lemak bebas: kadar lipid dan kolesterol meninggkat
8.
Elektrolit: Na normal/menurun; K normal/meningkat
semu; F turun
9.
Hemoglobin glikosilat: Meningkat 2-4 kali normal
10.
Gas Darah Arteri: pH rendah, penurunan HCO3
(asidosismetabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik
11.
Trombosit darah: Ht mungkin meningkat, leukositosis,
hemokonsentrasi
12.
Ureum/creatinin: meningkat/normal
13.
Amilase darah: meningkat mengindikasikan pancreatitis
akut
Didasarkan
atas adanya "trias biokimia" yakni : hiperglikemia, ketonemia, dan
asidosis. Kriteria diagnosisnya adalah sebagai berikut :
·
Hiperglikemia, bila kadar glukosa darah > 11 mmol/L
(> 200 mg/dL).
·
Asidosis, bila pH darah < 7,3.
·
kadar bikarbonat < 15 mmol/L).
Derajat berat-ringannya asidosis diklasifikasikan sebagai berikut :
·
Ringan: bila pH darah 7,25-7,3,
bikarbonat 10-15 mmol/L.
·
Sedang: bila pH darah 7,1-7,24,
bikarbonat 5-10 mmol/L.
·
Berat: bila pH darah < 7,1,
bikarbonat < 5 mmol/L.
KAD juga
harus dibedakan dengan penyebab asidosis, sesak, dan koma yang lain termasuk :
hipoglikemia, uremia, gastroenteritis dengan asidosis metabolik, asidosis
laktat, intoksikasi salisilat, bronkopneumonia, ensefalitis, dan lesi
intrakranial.
Komplikasi
dari ketoasidoisis diabetikum dapat berupa:
1. Ginjal
diabetik ( Nefropati Diabetik )
Nefropati diabetik atau ginjal diabetik dapat
dideteksi cukup dini. Bila penderita mencapai stadium nefropati diabetik,
didalam air kencingnya terdapat protein. Dengan menurunnya fungsi ginjal akan
disertai naiknya tekanan darah. Pada kurun waktu yang lama penderita nefropati
diabetik akan berakhir dengan gagal ginjal dan harus melakukan cuci darah.
Selain itu nefropati diabetik bisa menimbulkan gagal jantung kongesif.
2. Kebutaan (
Retinopati Diabetik )
Kadar glukosa darah yang tinggi bisa menyebabkan
sembab pada lensa mata. Penglihatan menjadi kabur dan dapat berakhir dengan
kebutaan.
3. Syaraf (
Neuropati Diabetik )
Neuropati diabetik adalah akibat kerusakan pada saraf.
Penderita bisa stres, perasaan berkurang sehingga apa yang dipegang tidak dapat
dirasakan (mati rasa).
4. Kelainan
Jantung.
Terganggunya kadar lemak darah adalah satu faktor
timbulnya aterosklerosis pada pembuluh darah jantung. Bila diabetesi mempunyai
komplikasi jantung koroner dan mendapat serangan kematian otot jantung akut,
maka serangan tersebut tidak disertai rasa nyeri. Ini merupakan penyebab
kematian mendadak.
5. Hipoglikemia.
Hipoglikemia terjadi bila kadar gula darah sangat
rendah. Bila penurunan kadar glukosa darah terjadi sangat cepat, harus diatasi
dengan segera. Keterlambatan dapat menyebabkan kematian. Gejala yang timbul
mulai dari rasa gelisah sampai berupa koma dan kejang-kejang.
6. Hipertensi.
Karena harus membuang kelebihan glokosa darah melalui
air seni, ginjal penderita diabetes harus bekerja ekstra berat. Selain itu
tingkat kekentalan darah pada diabetisi juga lebih tinggi. Ditambah dengan
kerusakan-kerusakan pembuluh kapiler serta penyempitan yang terjadi, secara
otomatis syaraf akan mengirimkan signal ke otak untuk menambah takanan darah.
Tujuan
penatalaksanaan :
1.
Memperbaiki sirkulasi dan perfusi jaringan (resusitasi
dan rehidrasi),
2.
Menghentikan ketogenesis (insulin),
3.
Koreksi gangguan elektrolit,
4.
Mencegah komplikasi,
5.
Mengenali dan menghilangkan faktor pencetus.
Airway
dan Breathing
Oksigenasi
/ ventilasi
Jalan
napas dan pernapasan tetap prioritas utama. Jika pasien dengan kesadaran / koma
(GCS <8) mempertimbangkan intubasi dan ventilasi. Pada pasien tsb sementara
saluran napas dapat dipertahankan oleh penyisipan Guedel's saluran
napas. Pasang oksigen melalui masker Hudson atau non-rebreather masker
jika ditunjukkan. Masukkan tabung nasogastrik dan biarkan drainase jika
pasien muntah atau jika pasien telah muntah berulang. Airway, pernafasan
dan tingkat kesadaran harus dimonitor di semua treatment DKA.
Circulation
Penggantian
cairan
Sirkulasi
adalah prioritas kedua. DKA pada pasien yang menderita dehidrasi berat
bisa berlanjut pada shock hipovolemik. Oleh sebab itu, cairan pengganti
harus dimulai segera. Cairan resusitasi bertujuan untuk mengurangi
hiperglikemia, hyperosmolality, dan counterregulatory hormon, terutama dalam
beberapa jam pertama, sehingga mengurangi resistensi terhadap insulin. Terapi
Insulin paling efektif jika didahului dengan cairan awal dan penggantian
elektrolit. Defisit cairan tubuh 10% dari berat badan total maka lebih dari 6
liter cairan mungkin harus diganti. Resusitasi cairan segera bertujuan untuk
mengembalikan volume intravaskular dan memperbaiki perfusi ginjal dengan solusi
kristaloid, koloid dan bisa digunakan jika pasien dalam syok hipovolemik.
Normal saline (NaCl 0,9%) yang paling sesuai. Idealnya 50% dari
total
defisit air tubuh harus diganti dalam 8 jam pertama dan 50% lain dalam 24 jam berikutnya. Hati-hati
pemantauan status hemodinamik secara teliti (pada pasien yang tidak stabil
setiap 15 menit), fungsi ginjal, status mental dan keseimbangan cairan
diperlukan untuk menghindari overload cairan.
(Elisabeth Eva
Oakes, RN. 2007. Diabetic Ketoacidosis DKA)
1. Aktivitas / Istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit
bergerak/berjalan, Kram
otot, tonus otot menurun, gangguan istirahat/tidur
Penurunan kekuatan otot
2. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut, Klaudikasi, kebas dan
kesemutan pada ekstremitas, Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama, Takikardia
Tanda : Perubahan tekanan darah
postural, hipertensi, Nadi yang menurun/tidak ada, Disritmia, Krekels, Distensi vena
jugularis, Kulit
panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung
3. Integritas/ Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang
lain, Masalah
finansial yang berhubungan dengan kondisi
Tanda : Ansietas, peka rangsang
4. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola
berkemih (poliuria), nokturia, Rasa
nyeri/terbakar, kesulitan berkemih
(infeksi), ISSK baru/berulang, Nyeri
tekan abdomen, Diare
Tanda :Urine encer, pucat, kuning, poliuri
( dapat berkembang menjadi oliguria/anuria, jika terjadi hipovolemia berat), Urin berkabut, bau busuk
(infeksi), Abdomen
keras, adanya asites, Bising
usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare)
5. Nutrisi/Cairan
Gejala : Hilang nafsu
makan, Mual/muntah, Tidak mematuhi diet, peningkattan masukan
glukosa/karbohidrat, Penurunan berat badan lebih dari
beberapa hari/minggu, Haus, penggunaan diuretik (Thiazid)
Tanda : Kulit
kering/bersisik, turgor jelek, Kekakuan/distensi
abdomen, muntah, Pembesaran
tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula
darah), bau halisitosis/manis, bau buah (napas aseton)
6. Neurosensori
Gejala : Pusing/pening,
sakit kepala, Kesemutan,
kebas, kelemahan pada otot, parestesia, Gangguan
penglihatan
Tanda :
Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap lanjut). Gangguan memori (baru, masa lalu),
kacau mental, Refleks
tendon dalam menurun (koma), Aktifitas
kejang (tahap lanjut dari DKA)
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang/nyeri
(sedang/berat)
Tanda : Wajah meringis dengan
palpitasi, tampak sangat berhati-hati
8. Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/ tanpa sputum purulen (tergantung adanya
infeksi/tidak)
9. Keamanan
Gejala : Kulit kering,
gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam, diaforesis, Kulit rusak, lesi/ulserasi, Menurunnya kekuatan
umum/rentang erak, Parestesia/paralisis
otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup
tajam)
10. Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung
infeksi), Masalah
impoten pada pria, kesulitan orgasme pada wanita
11. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga DM,
jantung, stroke, hipertensi. Penyembuhan yang, Lambat, penggunaan obat sepertii
steroid, diuretik (thiazid), dilantin dan fenobarbital (dapat meningkatkan kadar
glukosa darah). Mungkin
atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai pesanan
Rencana pemulangan : Mungkin memerlukan bantuan dalam pengatuan
diet, pengobatan,
perawatan diri, pemantauan terhadap glukosa darah
1. Defisit
volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik akibat hiperglikema,
pengeluaran cairan berlebihan: diare, muntah, pembatasan intake akibat mual,
kacau mental
2.
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kompensasi
asidosis metabolik
3.
Resiko tinggi terhadap
infeksi (sepsis) berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa
4.
Ketidakseimbangan nutrisi:kurang
dari kebutuhan berhubungan dengan ketidak cukupan insulin, penurunan masukan
oral, status hipermetabolisme.
5.
Kurang pengetahuan
berhubungan dengan kurang terpajan informasi
M.
RENCANA KEPERAWATAN KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)
NO
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
|
INTERVENSI
|
1
|
Defisit Volume Cairan
Definisi :
Penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intrasellular. Ini
mengarah ke dehidrasi, kehilangan cairan dengan pengeluaran sodium
Batasan Karakteristik
:
- Kelemahan
- Haus
- Penurunan
turgor kulit/lidah
- Membran
mukosa/kulit kering
-
Peningkatan denyut
nadi, penurunan tekanan darah, penurunan volume/tekanan nadi
-
Pengisian vena
menurun
-
Perubahan status
mental
-
Konsentrasi urine
meningkat
-
Temperatur tubuh
meningkat
- Hematokrit meninggi
- Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada third
spacing)
Faktor-faktor
yang berhubungan:
- Kehilangan volume cairan secara aktif
- Kegagalan mekanisme pengaturan
|
NOC:
v Fluid
balance
v Hydration
v Nutritional
Status : Food and Fluid Intake
Kriteria
Hasil :
v Mempertahankan
urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal
v Tekanan
darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
v Tidak ada
tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab,
tidak ada rasa haus yang berlebihan
|
NIC :
Fluid management
·
Pertahankan catatan
intake dan output yang akurat
·
Monitor status hidrasi
( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika
diperlukan
·
Monitor vital sign
·
Monitor masukan
makanan / cairan dan hitung intake kalori harian
·
Kolaborasikan
pemberian cairan IV
·
Monitor status nutrisi
·
Berikan cairan IV pada
suhu ruangan
·
Dorong masukan oral
·
Berikan penggantian
nesogatrik sesuai output
·
Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
·
Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )
·
Kolaborasi dokter jika
tanda cairan berlebih muncul meburuk
·
Atur kemungkinan
tranfusi
·
Persiapan untuk
tranfusi
|
2
|
Pola Nafas tidak efektif
Definisi :
Pertukaran udara inspirasi dan/atau ekspirasi tidak adekuat
Batasan
karakteristik :
-
Penurunan tekanan
inspirasi/ekspirasi
-
Penurunan
pertukaran udara per menit
-
Menggunakan otot
pernafasan tambahan
-
Nasal flaring
-
Dyspnea
-
Orthopnea
-
Perubahan
penyimpangan dada
-
Nafas pendek
-
Assumption of
3-point position
-
Pernafasan
pursed-lip
-
Tahap ekspirasi
berlangsung sangat lama
-
Peningkatan
diameter anterior-posterior
-
Pernafasan rata-rata/minimal
§ Bayi : < 25 atau > 60
§ Usia 1-4 : < 20 atau > 30
§ Usia 5-14 : < 14 atau > 25
§ Usia > 14 : < 11 atau > 24
-
Kedalaman
pernafasan
§ Dewasa volume tidalnya 500 ml saat istirahat
§ Bayi volume tidalnya 6-8 ml/Kg
-
Timing rasio
-
Penurunan
kapasitas vital
Faktor yang
berhubungan :
-
Hiperventilasi
-
Deformitas tulang
-
Kelainan bentuk
dinding dada
-
Penurunan
energi/kelelahan
-
Perusakan/pelemahan
muskulo-skeletal
-
Obesitas
-
Posisi tubuh
-
Kelelahan otot
pernafasan
-
Hipoventilasi
sindrom
-
Nyeri
-
Kecemasan
-
Disfungsi
Neuromuskuler
-
Kerusakan
persepsi/kognitif
-
Perlukaan pada
jaringan syaraf tulang belakang
-
Imaturitas
Neurologis
|
NOC
:
v Respiratory
status : Ventilation
v Respiratory
status : Airway patency
v Vital sign
Status
Kriteria
Hasil :
v Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed
lips)
v Menunjukkan
jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
v Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)
|
NIC
:
Airway
Management
·
Buka jalan nafas,
guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
·
Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
·
Identifikasi pasien
perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
·
Pasang mayo bila perlu
·
Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
·
Keluarkan sekret
dengan batuk atau suction
·
Auskultasi suara
nafas, catat adanya suara tambahan
·
Lakukan suction pada
mayo
·
Berikan bronkodilator
bila perlu
·
Berikan pelembab udara
Kassa basah NaCl Lembab
·
Atur intake untuk
cairan mengoptimalkan keseimbangan.
·
Monitor respirasi dan
status O2
Terapi
oksigen
v
Bersihkan mulut,
hidung dan secret trakea
v Pertahankan
jalan nafas yang paten
v Atur
peralatan oksigenasi
v Monitor
aliran oksigen
v Pertahankan
posisi pasien
v Onservasi
adanya tanda tanda hipoventilasi
v
Monitor adanya
kecemasan pasien terhadap oksigenasi
Vital
sign Monitoring
|
3
|
Resiko Infeksi
Definisi :
Peningkatan resiko masuknya organisme patogen
Faktor-faktor
resiko :
-
Prosedur Infasif
-
Ketidakcukupan
pengetahuan untuk menghindari paparan patogen
-
Trauma
-
Kerusakan jaringan
dan peningkatan paparan lingkungan
-
Ruptur membran
amnion
-
Agen farmasi (imunosupresan)
-
Malnutrisi
-
Peningkatan
paparan lingkungan patogen
-
Imonusupresi
-
Ketidakadekuatan
imum buatan
-
Tidak adekuat
pertahanan sekunder (penurunan Hb, Leukopenia, penekanan respon inflamasi)
-
Tidak adekuat
pertahanan tubuh primer (kulit tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja
silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi pH, perubahan peristaltik)
-
Penyakit kronik
|
NOC
:
v Immune
Status
v Knowledge :
Infection control
v Risk
control
Kriteria
Hasil :
v Klien bebas
dari tanda dan gejala infeksi
v Menunjukkan
kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
v Jumlah
leukosit dalam batas normal
v Menunjukkan
perilaku hidup sehat
|
NIC
:
Infection
Control (Kontrol infeksi)
·
Bersihkan lingkungan
setelah dipakai pasien lain
·
Pertahankan teknik
isolasi
·
Batasi pengunjung bila
perlu
·
Instruksikan pada
pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung
meninggalkan pasien
·
Gunakan sabun
antimikrobia untuk cuci tangan
·
Cuci tangan setiap
sebelum dan sesudah tindakan kperawtan
·
Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat
pelindung
·
Pertahankan lingkungan
aseptik selama pemasangan alat
·
Ganti letak IV perifer
dan line central dan dressing sesuai dengan petunjuk umum
·
Gunakan kateter
intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kencing
·
Tingktkan intake
nutrisi
·
Berikan terapi antibiotik
bila perlu
Infection
Protection (proteksi terhadap infeksi)
·
Monitor tanda dan
gejala infeksi sistemik dan lokal
·
Monitor hitung
granulosit, WBC
·
Monitor kerentanan
terhadap infeksi
·
Batasi pengunjung
·
Saring pengunjung
terhadap penyakit menular
·
Partahankan teknik
aspesis pada pasien yang beresiko
·
Pertahankan teknik
isolasi k/p
·
Berikan perawatan
kuliat pada area epidema
·
Inspeksi kulit dan
membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase
·
Ispeksi kondisi luka /
insisi bedah
·
Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
·
Dorong masukan cairan
·
Dorong istirahat
·
Instruksikan pasien
untuk minum antibiotik sesuai resep
·
Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala infeksi
·
Ajarkan cara
menghindari infeksi
·
Laporkan kecurigaan
infeksi
·
Laporkan kultur
positif
|
4
|
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Definisi :
Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh.
Batasan
karakteristik :
- Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal
- Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari
RDA (Recomended Daily Allowance)
- Membran mukosa dan konjungtiva pucat
- Kelemahan otot yang digunakan untuk
menelan/mengunyah
- Luka, inflamasi pada rongga mulut
- Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah
makanan
- Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan
- Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa
-
Perasaan
ketidakmampuan untuk mengunyah makanan
-
Miskonsepsi
-
Kehilangan BB
dengan makanan cukup
-
Keengganan untuk
makan
-
Kram pada abdomen
-
Tonus otot jelek
-
Nyeri abdominal
dengan atau tanpa patologi
-
Kurang berminat terhadap
makanan
-
Pembuluh darah
kapiler mulai rapuh
-
Diare dan atau
steatorrhea
-
Kehilangan rambut
yang cukup banyak (rontok)
- Suara usus hiperaktif
- Kurangnya informasi, misinformasi
Faktor-faktor
yang berhubungan :
Ketidakmampuan
pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan
dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi.
|
NOC :
v Nutritional
Status : food and Fluid Intake
v Nutritional
Status : nutrient Intake
Kriteria Hasil :
v Adanya
peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
v Berat badan
ideal sesuai dengan tinggi badan
v Mampumengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
v Tidk ada
tanda tanda malnutrisi
v Menunjukkan
peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
v Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
|
NIC :
Nutrition Management
§ Kaji adanya
alergi makanan
§ Kolaborasi
dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien.
§ Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
§ Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
§ Berikan
substansi gula
§ Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
§ Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
§ Ajarkan
pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
§ Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
§ Berikan
informasi tentang kebutuhan nutrisi
§ Kaji
kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
§ BB pasien
dalam batas normal
§ Monitor
adanya penurunan berat badan
§ Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
§ Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
§ Monitor
lingkungan selama makan
§ Jadwalkan pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
§ Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
§ Monitor
turgor kulit
§ Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
§ Monitor
mual dan muntah
§ Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
§ Monitor
makanan kesukaan
§ Monitor
pertumbuhan dan perkembangan
§ Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
§ Monitor
kalori dan intake nuntrisi
§ Catat
adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral.
§ Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
|
6
|
Kurang pengetahuan
Definisi :
Tidak adanya
atau kurangnya informasi kognitif sehubungan dengan topic spesifik.
Batasan
karakteristik : memverbalisasikan adanya masalah, ketidakakuratan mengikuti
instruksi, perilaku tidak sesuai.
Faktor yang
berhubungan : keterbatasan kognitif, interpretasi terhadap informasi yang
salah, kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak mengetahui
sumber-sumber informasi.
|
NOC :
v Kowlwdge :
disease process
v Kowledge :
health Behavior
Kriteria Hasil :
v Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,
prognosis dan program pengobatan
v Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara
benar
v Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
perawat/tim kesehatan lainnya.
|
NIC :
Teaching : disease Process
1.
Berikan penilaian
tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik
2.
Jelaskan
patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi
dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
3.
Gambarkan tanda
dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
4.
Gambarkan proses
penyakit, dengan cara yang tepat
5.
Identifikasi
kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat
6.
Sediakan informasi
pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
7.
Hindari jaminan
yang kosong
8.
Sediakan bagi
keluarga atau SO informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat
9.
Diskusikan
perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di
masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
10.
Diskusikan pilihan
terapi atau penanganan
11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan
second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan
12. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan
cara yang tepat
13. Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas
lokal, dengan cara yang tepat
14. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat
|
DAFTAR PUSTAKA
Hyperglycemic
crises in patien ts
with diabetes mellitus. American Diabetes
Association. Diabetes
Carevol27 supplement1 2004, S94-S102.
Gaglia
JL, Wyckoff J,
Abrahamson MJ .
Acute hyperglycemic cr isis
in elderly. Med
Cli N Am 88: 1063-1084, 2004.
Sikhan. 2009. Ketoasidosis Diabetikum. http://id.shvoong.com. Diakses pada
tanggal 17 November 2012.
Muhammad Faizi, Netty EP. FK UNAIR RS Dr
Soetomo Surabaya. Kuliah tatalaksana
ketoasidosis diabetic. http://www.pediatric.com.
Diakses pada tanggal 17 November 2012.
Wallace TM, Matthews DR. Recent Advance in
The Monitoring and management of Diabetic Ketoacidosis. QJ Med 2004; 97 :
773-80.
Dr. MHD. Syahputra. Diabetic ketosidosis.
www. Library.usu.ac.id. Diakses pada tanggal 17 November 2010.
Samijean Nordmark. Critical Care Nursing Handbook. http://books.google.co.id.
Diakses pada tanggal 17 November 2012
Elisabeth Eva Oakes, RN. 2007. Diabetic Ketoacidosis DKA. http://intensivecare.hsnet.nsw.gov.au.
Diakses pada tanggal 17 November 2012.
Kitabchi AE,
Fisher JN, Murphy
MB , Rumbak
MJ : Diabetic
ketoacidosis and the hyperglycemic hyperosmolar
nonketoti c state. In
Joslin’s Diabetes Mellitus .
13th ed. Kahn
CR, Weir GC, Eds. Philadelphia, Lea & Febiger, 1994, p.738–770
If some one desires to be updated with hottest technologies
ReplyDeleteafterward he must be pay a quick visit this site and be up to date every day.
My website; webpage ()
agen bola terpercaya
ReplyDeletepasang bola
judi bola online
agen bola terpercaya
Agen bola
Judi Online
Agen Bola Online
casino online terbaik
casino online
judi online
agen casino online
judi live casino
agen judi
agen bola
situs judi
judi bola
judi online
bandar bola
bandar judi
situs taruhan
taruhan bola
taruhan online
situs judi bola
situs judi online
situs judi terpercaya
agen bola terpercaya
agen judi online
judi online terpercaya
agen judi terpercaya
bandar judi online
bandar bola terpercaya
judi bola online
agen piala dunia 2018
bandar piala dunia 2018
situs taruhan piala dunia 2018
situs judi piala dunia 2018
agen resmi piala dunia 2018
https://ajiezaenulamry.blogspot.com/2015/08/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_19.html?showComment=1538718762153#c6590479964867006599
ReplyDeleteSearch engine optimization (SEO) or Indonesian SEO is the process of influencing the visibility of websites or web pages in search engine results - often referred to as "natural", "organic" or "earned" results. In general, the earlier (or rank higher on search results pages), and more often sites appear in the list of search results, the more visitors will receive from search engine users, and these visitors can be converted to customers.
SEO can target various types of searches, including image search, local search, video search, academic search, news search and industry-specific vertical search engines.
Indonesian SEO
Specialist SEO.com is an Indonesian SEO Service launched in 2011 when search engines were in the early stages of developing their algorithms, Google was a big company that was very promising. Search engine optimization (SEO) has a completely different meaning. Since then many things have changed and internet marketing has become a necessity for every company that wants to survive in the online world competitively.
Specialist SEO Indonesia SEO Services deal with Web Marketing technology from the start. After hours of research and development, trial and error, we can now offer the most reliable solutions in the world of Digital Marketing.
Indonesian SEO Service
You can chat, video call, phone, view photos, have fun, and even meet!
online datingsite, online dating indonesia, free online dating, best online dating site free, online dating app, online dating terbaik, dating online chat, situs online dating, free dating sites without payment, dating online with video call, dating, meet me, meet, people nearby, soulmate, heart, online dating apps, free online dating, video call, audio chat, find your partner, setipe, skout, flurv, bigo live, Tinder, OkCupid, Hookup, BeeTalk
online dating site
Batu Poker is a trusted online poker site in Indonesia, providing 7 of the most complete and reliable game games, with only 1 user id, members have been able to play 7 games on Batupoker99, with the Batupoker99 free deposit and withdrawal process being the best choice for poker game play. online, batupoker99 holds the title of a trusted Online Poker Site ...
ReplyDeleteBatu Poker | Poker99
I'd like to know how everything is going 918kiss with this.
ReplyDeleteI 918kiss login have read 918kiss register many blogs 918kiss agent in the net but have 918kiss app never come across such a well written blog. Good work 918kiss kiosk keep it up
ReplyDeleteI would be grateful if you live22 casino continue with the quality of what we are doing now with your blog ... I really enjoyed it
ReplyDeleteI do not even know how I ended up here, but I thought this post was good. I do not know who you are but definitely you are going to a famous blogger if you are not already ;) Cheers!
ReplyDeleteWay cool! Some extremely valid points! I appreciate you writing this post and the rest of the site is very good.
ReplyDeletePerbaiki motor dan rawat mesinnya di Bengkel Motor Bekasi silahkan hubungi kami melalui website http://www.bengkelmotorbekasi.com
ReplyDeleteDaftar Situs Slot Deposit Pulsa Tanpa Potongan Terbaik di tahun 2022
ReplyDeleteSlot Online
Slot Pulsa
Slot Deposit Pulsa
Slot Pulsa Tanpa Potongan
Slot Online Pulsa
Slot Online Deposit Pulsa
Slot89
Slot Gacor
Slot 89
Slot Pulsa Gacor