Pages

Wednesday, December 4, 2013

KEHAMILAN POST DATE

Kehamilan post date

KEHAMILAN POST DATE

A.    DEFINISI
·   Kehamilan post date atau kehamilan lewat waktu ialah kehamilan yang umurnya lebih dari 42 minggu. (Hanifa, 2002)
·     Kehamilan post date adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap. Diagnosa usia kehamilan lebih dari 42 minggu didapatkan dari perhitungan seperti rumus neagle atau dengan tinggi fundus uteri serial (Mansjoer, 2001)
·   Kehamilan post matur menurut Prof. Dr. dr. Sarwono Prawirohardjo adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap di hitung dari HPHT. Sedangkan menurut Ida Bagus Gde Manuaba kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu belum terjadi persalinan.
·         Kehamilan Post Date ialah: Kehamilan yang lamanya melebihi 42 minggu (294 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir atau 14 hari setelah perkiraan tanggal persalinan yang dihitung menurut rumus NAEGELE, dengan asurnsi siklus haidnya 28 hari.
·         Kehamilan Post Date atau Postterm disebut juga kehamilan serotinusyaitu kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu atau lebih dihitung darihari pertama haid terakhir menurut rumus neagle dengan siklus rata-rata 28hari (WHO 1977, FIGO 1986)

B.     ETIOLOGI
Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum kitaketahui. Diduga penyebabnya adalah siklus haid yang tidak diketahui pasti,kelainan pada janin sehingga tidak ada kontraksi. Ada beberapa teori yangdiajukan sebagai penyebab kehamilan postdate, antara lain sebagai berikut:
  • Pengaruh ProgesteronPenurunan hormone progesterone dalam kehamilan dipercayamerupakan kejadian perubahan endokrin yang penting dalam memecu proses biomolekular pada persalinan dan meningkatkan sensitivitas pada uterus terhadap oksitosin, sehingga beberapa sumber menduga bahwa terjadinya kehamilan post term adalah karena masih berlangsungnya pengaruh progesterone
  • Teori OksitosinPemakaian oksitosin pada induksi persalinan pada kehamilan posttermmemberi kesan atau dipercaya bahwa oksitosin secara fisiologismemegang peranan penting dalam menimbulkan persalinan dan pelepasan oksitosin dari neurohipofisis ibu hamil yang kurang padausia kehamilan lanjut diduga sebagai salah satu factor penyebabhekamilan post date.
  • Teori Kostisol/ACTH janinDalam teori ini diajukan bahwa sebagai “pemberi tanda” untuk dimulainya persalinan adalah janin, diduga akibat peningkatan tiba-tibakadar kortisol plasma janin. Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta sehingga produksi progesterone akan berkurang danmemperbesar sekresi estrogen, selanjutnya berpengaruh padameningkatnya produksi prostaglandin. Pada cacat bawaan janin sepertianensefalus, hipoplasia adrenal janin, dan tidak adanya kelenjar hipofisis pada janin akan menyebabkan kortisol janin tidak diproduksidengan baik sehingga kehamilan dapat berlangsung lewat bulan.
  • Saraf UterusTekanan pada ganglion servikalis dari pleksus Frankenhauser akanmembangkitkan kontraksi uterus. Pada keadaan dimana tidak adatekanan pada pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek,dan bagian bawah janin masih tinggi, kesemuanya diduga sebagai penyebab dari kehamilan post date ini.
  • Herediter Beberapa penulis menyatakan bahwa seorang ibu yang mengalamikehamilan postterm mempunyai kecenderungan untuk melahirkanlewat bulan pada kehamilan berikutnya. Morgen (1999) seperti dikutip chunningham, mengatakan bahwa bilamana seorang ibumengalamikehamilan postterm pada saat melahirkan anak perempuan, maka besar kemungkinan anak perempuannya akan mengalami kehamilan posterm juga.
Kehamilan post date


A.    MANIFESTASI KLINIS
a.       Keadaan klinis yang dapat ditemukan jarang ialah gerakan janin yang jarang, yaitu secara subyektif kurang dari 7 kali per 30 menit atau secara obyektif dengan KTG kurang dari 10 kali per 30 menit.
b.      Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu yang terbagi menjadi :
§  Stadium I, kulit kehilangan vernik kaseosa dan terjadi maserasi sehingga kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas.
§  Stadium II, seperti stadium I disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) di kulit.
§  Stadium III, seperti stadium I disertai pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali pusat.


C.    PERMASALAHAN KEHAMILAN LEWAT WAKTU
Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran CO2/O2 sehingga mempunyai risiko asfiksia sampai kematian adalam rahim. Makin menurunnya sirkulasi darah menuju sirkulasi plasenta dapat mengakibatkan :
  1. Pertumbuhan janin makin lambat
  2. terjadi perubahan metabolisme janin
  3. Air ketuban berkurang dan makin kental
  4. Sebagian janin bertambah berat, serhingga memerlukan tindakan persalinan
  5. Berkurangnya nutrisi dan O2 ke janin yang menimbulkan asfiksia dan setiap saat dapat meninggal di rahim.
  6. Saat persalinan janin lebih mudah mengalami asfiksia.
  7. jumlah kematian janin/bayi pada kehamilan 43 minggu 3 kali lebih besar dari kehamilan 40 minggu, karena postmaturitas akan menambah bahaya pada janin. Pengaruh post maturitas pada janin bervariasi : berat badan janin dapat bertambah besar, tetp, dan ada yang berkurang, sesudah kehamilan 42 minggu. Ada pula yang bisa terjadi kematian janin dalam kandungan. Bayi besar dapat menyebabkan disproporsi sefalopelvik. Oligohidramnion dapat menyebabkan kompresi tali pusat, gawat janin sampai bayi meninggal. Keluarnya mekoneum yang dapat menyebabkan aspirasi mekoneum
  8. Terhadap ibu : partus lama, kesalahan letak, insersia uteri, perdarahan postpartum.

D.     TANDA BAYI POST MATUR
Tanda postterm dapat di bagi dalam 3 stadium (Sarwono Prawirohardjo) :
          1.      Stadium I
Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas.
  1. Stadium II
Gejala di atas disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada kulit
  1. Stadium III
Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali pusat
Tanda bayi Postmatur (Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998)
1.      Biasanya lebih berat dari bayi matur ( > 4000 gram)
2.      Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur
3.      Rambut lanugo hilang atau sangat kurang
4.      Verniks kaseosa di bidan kurang
5.      Kuku-kuku panjang
6.      Rambut kepala agak tebal
7.      Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel

E.     DIAGNOSIS
Prognosis post date tidak seberapa sulit apabila siklus haid teratur dari haid pertama haid terakhir diketahui pasti. Dalam menilai apakah kehamilan matur atau tidak, beberapa pemeriksaan dapat dilakukan
  1. Bila tanggal HPHT di catat dan diketahui wanita hamil, diagnosis tidak sukar
  2. Bila wanita tidak tahu, lupa atau tidak ingat, atau sejak melahirkan yang lalu tidak dapat haid dan kemudian menjadi hamil, hal ini akan sukar memastikannya. Hanyalah dengan pemeriksaan antenatal yang teratur dapat diikuti tinggi dan naiknya fundus uteri, mulainya gerakan janin dan besarnya janin dapat membantu diagnosis.
  3. Pemeriksaan berat badan diikuti, kapan menjadi berkurang, begitu pula lingkaran perut dan jumlah air ketuban apakah berkurang.
  4. Pemeriksaan rontgenologik, dapat dijumpai pusat-pusat penulangan pada bagian distal femur, bagian proksimal tibia, tulang kuboid, diameter bipariental 9,8 cm atau lebih. Keberatan pemeriksaan ini adalah kemungkinan pengaruh tidak baik sinar rongten terhadap janin.
  5. USG : ukuran diameter bipariental, gerakan janin dan jumlah air ketuban. Dengan pemeriksaan ini diameter biparental kepala janin dapat diukur dengan teliti tanpa bahaya. Pemeriksaan menurut ginekologi.
  6. Pemeriksaan sitologik air ketuban : air ketuban diambil dengan amniosentesis, baik transvaginal maupun transabdominal. Air ketuban akan bercampur lemak dari sel-sel kulit yang dilepas janin setelah kehamilan mencapai lebih dari 36 minggu. Air ketuban yang diperoleh dipulas dengan sulfat biru nil maka sel-sel yang mengandung lemak akan berwarna jingga. Bila :
§  Melebihi 10% : kehamilan di atas 36 minggu
§  Melebihi 50% : kehamilan di atas 39 minggu
  1. Amnioskopi : melihat derajat kekeruhan air ketuban, menurut warnanya karena dikeruhi mekonium.
  2. Kardiotografi : mengawasi dan membaca DJJ, karena insufiensi plasenta
  3. Uji Oksitosin (stress test) : yaitu dengan infus tetes oksitosin dan diawasi reaksi janin terhadap kontraksi uterus. Jika ternyata reaksi janin kurang baik, hal ini mungkin janin akan berbahaya dalam kandungan.
            10.  Pemeriksaan kadar estriol dalam urin
11.  Pemeriksaan sitologik liquoramni
Amniostopi dan periksa pH nya dibawah 7.20 dianggap sebagai tanda gawat janin
12.  Pemeriksaan sitologik vagina untuk menentukan infusiesi plasenta dinilai berbeda-beda
Pemeriksaan Penilaian Kesejahteraan Janin (Mulai dikerjakan pada usia kehamilan 41 mmggu)
  • USG :Pengukuran biometrik janin / letakplasenta. Deteksi kelainan cacat bawaan, pengukuran jumlah air ketuban dengan "Amnotik fluid index”(AFI).
  • Pemantauan detak Jantung Janin:" Non Stress Test "(NST) / "Stress Test".
  • Penentuan maturasi janin dengan pemeriksaan cairan ketuban (“shake test” atau L/S rasio) harus dikerjakan bila pemeriksaan USG menunjukkan usia kehamilan 35 minggu.Dilakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan Skor pelvik (PS) menurut cara Bishop.
  • Amnioskopi imtuk menentukan warna air ketuban (bila mana perlu dilakukan amniotomi).


F.     PENATALAKSANAAN
1.      Setelah UK > 40 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik – baiknya
2.      Apabila tidak ada tanda – tanda insfusiensi plasenta persalinan spontan dapat ditunggu dengan pengawasan ketat
3.      Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, kalau sudah matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa amniotomi
4.      Ibu dirawat di RS bila:
a.       riwayat kehamilan yang lalu ada kehamilan janin dalam rahim
b.      Terdapat hipertensi, pre eklamsi dan
c.       Kehamilan ini adalah anak pertama karena infertilitas, atau
d.      pada Kehamilan lebih dari 40 – 42 minggu, maka ibu dirawat di RS
5.      Tindakan operasi Sectio Caesarea dapat dipertimbangkan pada
a.       insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang
b.      pembukaan yang belum lengkap, persalinan lam, dan terjadi tanda gawat janin
c.       Primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, Pre Eklamsia, Hipertensi menahun, infertilitas dan kesalahan letak janin.
6.      Pada persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partus lama akan sangat merugikan bayi, janin Post Matur kadang – kadang besar dan kemungkinan CPP dan distosia janin perlu dipertimbangkan selain itu janin post date lebih peka terhadap sedatif dan norkosa, perawatan neonatus post date perlu dibawah pengawasan dokter anak.


No comments:

Post a Comment

Komentar, Kritik dan sarannya ya !!!!!!!!!!!!!