LAPORAN
PENDAHULUAN STROKE HEMORAGIK
A. PENGERTIAN STROKE HEMORAGIK
§ Menurut
WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-gejala yang berlangsung
selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain
yang jelas selain vaskular (Muttaqin, 2008).
§ Stroke
hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak pecah
sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke hemoragi antara
lain: hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteri venosa. Biasanya
kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi
saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun (Ria Artiani, 2009).
§ Stroke
hemoragik adalah
pembuluh darah otak yang pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan
darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan kemudian merusaknya (M. Adib,
2009).
§ Maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa stroke hemoragik adalah salah satu jenis
stroke yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah di otak sehingga darah
tidak dapat mengalir secara semestinya yang menyebabkan otak mengalami hipoksia
dan berakhir dengan kelumpuhan.
B.
ETIOLOGI STROKE HEMORAGIK
Penyebab perdarahan
otak yang paling lazim terjadi
1. Aneurisma
Berry, biasanya defek kongenital.
2. Aneurisma
fusiformis dari atherosklerosis. Atherosklerosis adalah mengerasnya
pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh
darah. Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan
terjadi perdarahan
3. Aneurisma
myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.
4. Malformasi
arteriovenous, adalah pembuluh darah yang mempunyai bentuk
abnormal, terjadi hubungan persambungan pembuluh darah arteri, sehingga darah
arteri langsung masuk vena, menyebabkan mudah pecah dan menimbulkan perdarahan
otak.
5. Ruptur
arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan
penebalan dan degenerasi pembuluh darah.
Faktor resiko pada
stroke adalah
1. Hipertensi
2. Penyakit
kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif, fibrilasi atrium,
penyakit jantung kongestif)
3. Kolesterol
tinggi, obesitas
4. Peningkatan
hematokrit (resiko infark serebral)
5. Diabetes
Melitus (berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)
6. Kontrasepasi
oral (khususnya dengan disertai hipertensi, merokok, dan kadar estrogen tinggi)
7. Penyalahgunaan
obat (kokain), rokok dan alkohol
C.
PATOFISIOLOGI STROKE HEMORAGIK
Ada
dua bentuk CVA bleeding
STROKE HEMORAGIK |
1. Perdarahan
intra cerebral
Pecahnya pembuluh
darah otak terutama karena hipertensi mengakibatkan darah masuk ke dalam
jaringan otak, membentuk massa atau hematom yang menekan jaringan otak dan
menimbulkan oedema di sekitar otak. Peningkatan TIK yang terjadi dengan cepat
dapat mengakibatkan kematian yang mendadak karena herniasi otak. Perdarahan
intra cerebral sering dijumpai di daerah putamen, talamus, sub kortikal,
nukleus kaudatus, pon, dan cerebellum. Hipertensi kronis mengakibatkan
perubahan struktur dinding permbuluh darah berupa lipohyalinosis atau nekrosis
fibrinoid.
2. Perdarahan
sub arachnoid
Pecahnya pembuluh
darah karena aneurisma atau AVM. Aneurisma paling
sering didapat pada
percabangan pembuluh darah besar di sirkulasi willisi.
AVM dapat dijumpai
pada jaringan otak dipermukaan pia meter dan ventrikel otak, ataupun didalam
ventrikel otak dan ruang subarakhnoid. Pecahnya arteri dan keluarnya darah keruang
subarakhnoid mengakibatkan tarjadinya peningkatan TIK yang mendadak,
meregangnya struktur peka nyeri, sehinga timbul nyeri kepala hebat. Sering pula
dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda rangsangan selaput otak lainnya.
Peningkatam TIK yang mendadak juga mengakibatkan perdarahan subhialoid pada
retina dan penurunan kesadaran. Perdarahan subarakhnoid dapat mengakibatkan
vasospasme pembuluh darah serebral. Vasospasme ini seringkali terjadi 3-5 hari
setelah timbulnya perdarahan, mencapai puncaknya hari ke 5-9, dan dapat
menghilang setelah minggu ke 2-5. Timbulnya vasospasme diduga karena interaksi
antara bahan-bahan yang berasal dari darah dan dilepaskan kedalam cairan
serebrospinalis dengan pembuluh arteri di ruang subarakhnoid. Vasospasme ini
dapat mengakibatkan disfungsi otak global (nyeri kepala, penurunan kesadaran)
maupun fokal (hemiparese, gangguan hemisensorik, afasia dan lain-lain). Otak
dapat berfungsi jika kebutuhan O2 dan glukosa otak dapat terpenuhi. Energi yang
dihasilkan didalam sel saraf hampir seluruhnya melalui proses oksidasi. Otak
tidak punya cadangan O2 jadi kerusakan, kekurangan aliran darah otak walau
sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan
glukosa sebagai bahan bakar metabolisme otak, tidak boleh kurang dari 20 mg%
karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25 % dari seluruh kebutuhan
glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70 % akan
terjadi gejala disfungsi serebral. Pada saat otak hipoksia, tubuh berusaha
memenuhi O2 melalui proses metabolik anaerob,yang dapat menyebabkan dilatasi
pembuluh darah otak.
Pathway Stroke Hemoragik
D.
MANIFESTASI KLINIS STROKE HEMORAGIK
Kemungkinan kecacatan
yang berkaitan dengan stroke
1. Daerah
a. serebri media
a. Hemiplegi
kontralateral, sering disertai hemianestesi
b. Hemianopsi
homonim kontralateral
c. Afasi
bila mengenai hemisfer dominan
d. Apraksi
bila mengenai hemisfer nondominan
2. Daerah
a. Karotis interna
Serupa dengan bila
mengenai a. Serebri media
3. Daerah
a. Serebri anterior
a. Hemiplegi
(dan hemianestesi) kontralateral terutama di tungkai
b. Incontinentia
urinae
c. Afasi
atau apraksi tergantung hemisfer mana yang terkena
4. Daerah
a. Posterior
a. Hemianopsi
homonim kontralateral mungkin tanpa mengenai
b. daerah
makula karena daerah ini juga diperdarahi oleh a. Serebri media
c. Nyeri
talamik spontan
d. Hemibalisme
e. Aleksi
bila mengenai hemisfer dominan
5. Daerah
vertebrobasiler
a. Sering
fatal karena mengenai juga pusat-pusat vital di batang otak
b. Hemiplegi
alternans atau tetraplegi
c. Kelumpuhan
pseudobulbar (disartri, disfagi, emosi labil)
E.
KOMPLIKASI STROKE HEMORAGIK
Stroke hemoragik
dapat menyebabkan
1. Infark
Serebri
2. Hidrosephalus
yang sebagian kecil menjadi hidrosephalus normotensif
3. Fistula
caroticocavernosum
4. Epistaksis
5. Peningkatan
TIK, tonus otot abnormal
F.
PENATALAKSANAAN MEDIS STROKE HEMORAGIK
Penatalaksanaan untuk
stroke hemoragik, antara lain:
1. Menurunkan
kerusakan iskemik cerebral
Infark cerebral
terdapat kehilangan secara mantap inti central jaringan otak, sekitar daerah
itu mungkin ada jaringan yang masih bisa diselematkan, tindakan awal difokuskan
untuk menyelematkan sebanyak mungkin area iskemik dengan memberikan O2, glukosa
dan aliran darah yang adekuat dengan mengontrol / memperbaiki disritmia (irama
dan frekuensi) serta tekanan darah.
2. Mengendalikan
hipertensi dan menurunkan TIK
Dengan meninggikan
kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala yang berlebihan, pemberian
dexamethason.
3. Pengobatan
a. Anti
koagulan: Heparin untuk menurunkan kecederungan perdarahan pada fase akut.
b. Obat
anti trombotik: Pemberian ini diharapkan mencegah peristiwa
trombolitik/emobolik.
c. Diuretika
: untuk menurunkan edema serebral
4. Penatalaksanaan
Pembedahan
Endarterektomi
karotis dilakukan untuk memeperbaiki peredaran darahotak. Penderita yang
menjalani tindakan ini seringkali juga menderita beberapa penyulit seperti hipertensi,
diabetes dan penyakit kardiovaskular yang
luas. Tindakan ini dilakukan dengan anestesi umum sehingga saluran pernafasan dan kontrol
ventilasi yang baik dapat dipertahankan.
G.
PEMERIKSAAN PENUNJANG STROKE HEMORAGIK
1. Angiografi
cerebral
Membantu
menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti perdarahan arteriovena
atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurism atau
malformasi vaskular.
2. Lumbal
pungsi
Tekanan
yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal menunjukkan adanya
hemoragi pada subarakhnoid atau perdarahan pada intrakranial.
3. CT
scan
Penindaian
ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya
jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti.
4. MRI
(Magnetic Imaging Resonance)
Menggunakan
gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan bsar terjadinya perdarahan otak.
Hasil yang didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat dari hemoragik.
5. EEG
Pemeriksaan
ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan yang
infrak sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak.
ASUHAN KEPERAWATAN STROKE HEMORAGIK
H.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN STROKE HEMORAGIK
1. Aktivitas dan istirahat
Data Subyektif:
-
Kesulitan
dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan sensasi atau paralisis.
-
Mudah
lelah, kesulitan istirahat ( nyeri atau kejang otot )
Data obyektif:
-
Perubahan
tingkat kesadaran
-
Perubahan
tonus otot ( flaksid atau spastic), paraliysis ( hemiplegia ) ,
kelemahan umum.
-
Gangguan
penglihatan
2. Sirkulasi
Data Subyektif:
-
Riwayat
penyakit jantung ( penyakit katup jantung, disritmia, gagal jantung ,
endokarditis bacterial ), polisitemia.
Data obyektif:
-
Hipertensi arterial
-
Disritmia,
perubahan EKG
-
Pulsasi
: kemungkinan bervariasi
-
Denyut
karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal
3. Integritas ego
Data Subyektif:
-
Perasaan
tidak berdaya, hilang harapan
Data obyektif:
-
Emosi
yang labil dan marah yang tidak tepat, kesedihan , kegembiraan
-
Kesulitan
berekspresi diri
4. Eliminasi
Data Subyektif:
-
Inkontinensia,
anuria
-
Distensi
abdomen ( kandung kemih sangat penuh ), tidak adanya suara usus ( ileus
paralitik )
5. Makan/ minum
Data Subyektif:
-
Nafsu
makan hilang
-
Nausea
/ vomitus menandakan adanya PTIK
-
Kehilangan
sensasi lidah , pipi , tenggorokan, disfagia
-
Riwayat
DM, peningkatan lemak dalam darah
Data obyektif:
-
Problem
dalam mengunyah ( menurunnya reflek palatum dan faring )
-
Obesitas
( faktor resiko )
6. Sensori neural
Data Subyektif:
-
Pusing
/ syncope ( sebelum CVA / sementara selama TIA )
-
Nyeri
kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub arachnoid.
-
Kelemahan,
kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat seperti lumpuh/mati
-
Penglihatan
berkurang
-
Sentuhan
: kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan pada muka
ipsilateral ( sisi yang sama )
-
Gangguan
rasa pengecapan dan penciuman
Data
obyektif:
-
Status
mental ; koma biasanya menandai stadium perdarahan , gangguan tingkah laku
(seperti: letargi, apatis, menyerang) dan gangguan fungsi kognitif
-
Ekstremitas
: kelemahan / paraliysis ( kontralateral pada semua jenis stroke, genggaman
tangan tidak seimbang, berkurangnya reflek tendon dalam ( kontralateral )
-
Wajah:
paralisis / parese ( ipsilateral )
-
Afasia
( kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif/ kesulitan
berkata-kata, reseptif / kesulitan berkata-kata komprehensif, global /
kombinasi dari keduanya.
-
Kehilangan
kemampuan mengenal atau melihat, pendengaran, stimuli taktil
-
Apraksia
: kehilangan kemampuan menggunakan motorik
-
Reaksi
dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi ipsi lateral
7. Nyeri / kenyamanan
Data Subyektif:
-
Sakit
kepala yang bervariasi intensitasnya
Data Obyektif:
-
Tingkah
laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot / fasial
8. Respirasi
Data Subyektif:
-
Perokok
( faktor resiko )
Tanda:
-
Kelemahan
menelan/ batuk/ melindungi jalan napas
-
Timbulnya
pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur
-
Suara
nafas terdengar ronchi /aspirasi
9. Keamanan
Data Obyektif:
-
Motorik/sensorik
: masalah dengan penglihatan
-
Perubahan
persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk melihat objek, hilang kewaspadaan
terhadap bagian tubuh yang sakit
-
Tidak
mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah dikenali
-
Gangguan
berespon terhadap panas, dan dingin/gangguan regulasi suhu tubuh
-
Gangguan
dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan, berkurang kesadaran diri
10. Interaksi sosial
Data Obyektif:
-
Problem
berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi
11. Pengajaran / pembelajaran
Data Subjektif :
-
Riwayat
hipertensi keluarga, stroke
-
Penggunaan
kontrasepsi oral
12. Pertimbangan rencana pulang
-
Menentukan
regimen medikasi / penanganan terapi
-
Bantuan
untuk transportasi, shoping , menyiapkan makanan , perawatan diri dan pekerjaan
rumah
I.
DIAGNOSA KEPERAWATAN STROKE HEMORAGIK
1.
Ketidakefektifan Perfusi
jaringan serebral berhubungan dengan aliran darah ke otak terhambat
2. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan
penurunan sirkulasi ke otak
3. Defisit
perawatan diri: makan, mandi, berpakaian, toileting berhubungan kerusakan
neurovaskuler
4. Kerusakan
mobilitas fisik berhubungan dengan
kerusakan neurovaskuler
5. Resiko
kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi fisik
6. Resiko
Aspirasi berhubungan dengan penurunan
kesadaran
7. Resiko
injuri berhubungan dengan penurunan kesadaran
8. Pola
nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan kesadaran.
J.
RENCANA KEPERAWATAN STROKE HEMORAGIK
No
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan
|
Intervensi
|
1.
|
Ketidakefektifan Perfusi jaringan
serebral b.d aliran darah ke otak
terhambat.
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam, diharapkan suplai aliran darah keotak lancar dengan
kriteria hasil:
-
Nyeri kepala / vertigo berkurang sampai
de-ngan hilang
-
Berfungsinya saraf dengan baik
-
Tanda-tanda vital stabil
|
Monitorang neurologis
1. Monitor
ukuran, kesimetrisan, reaksi dan bentuk
pupil
2. Monitor
tingkat kesadaran klien
3. Monitir
tanda-tanda vital
4. Monitor
keluhan nyeri kepala, mual, muntah
5. Monitor
respon klien terhadap pengobatan
6. Hindari
aktivitas jika TIK meningkat
7. Observasi
kondisi fisik klien
Terapi oksigen
1. Bersihkan
jalan nafas dari sekret
2. Pertahankan
jalan nafas tetap efektif
3. Berikan
oksigen sesuai intruksi
4. Monitor
aliran oksigen, kanul oksigen dan sistem humidifier
5. Beri
penjelasan kepada klien tentang pentingnya pemberian oksigen
6. Observasi
tanda-tanda hipo-ventilasi
7. Monitor
respon klien terhadap pemberian oksigen
8. Anjurkan
klien untuk tetap memakai oksigen selama aktifitas dan tidur
|
2
|
Kerusakan komunikasi verbal b.d penurunan
sirkulasi ke otak
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam, diharapkan klien
mampu untuk berkomunikasi lagi dengan kriteria hasil:
-
dapat menjawab pertanyaan yang diajukan
perawat
-
dapat mengerti dan memahami pesan-pesan
melalui gambar
-
dapat mengekspresikan perasaannya secara
verbal maupun nonverbal
|
1.
Libatkan keluarga untuk membantu memahami /
memahamkan informasi dari / ke klien
2.
Dengarkan setiap ucapan klien dengan penuh
perhatian
3.
Gunakan kata-kata sederhana dan pendek
dalam komunikasi dengan klien
4.
Dorong klien untuk mengulang kata-kata
5.
Berikan arahan / perintah yang sederhana
setiap interaksi dengan klien
6.
Programkan speech-language teraphy
7.
Lakukan speech-language teraphy setiap
interaksi dengan klien
|
3
|
Defisit perawatan
diri; mandi,berpakaian, makan,
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x 24 jam, diharapkan kebutuhan mandiri klien terpenuhi, dengan
kriteria hasil:
-
Klien dapat makan dengan bantuan orang lain
/ mandiri
-
Klien dapat mandi de-ngan bantuan orang
lain
-
Klien dapat memakai pakaian dengan bantuan
orang lain / mandiri
-
Klien dapat toileting dengan bantuan alat
|
1
Kaji kamampuan klien untuk perawatan diri
2
Pantau kebutuhan klien untuk alat-alat
bantu dalam makan, mandi, berpakaian dan toileting
3
Berikan bantuan pada klien hingga klien
sepenuhnya bisa mandiri
4
Berikan dukungan pada klien untuk
menunjukkan aktivitas normal sesuai kemampuannya
5
Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan
perawatan diri klien
|
4
|
Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan
neurovas-kuler
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam, diharapkan klien dapat melakukan pergerakan fisik dengan
kriteria hasil :
-
Tidak terjadi kontraktur otot dan footdrop
-
Pasien berpartisipasi dalam program latihan
-
Pasien mencapai keseimbangan saat duduk
-
Pasien mampu menggunakan sisi tubuh yang
tidak sakit untuk kompensasi hilangnya fungsi pada sisi yang parese/plegi
|
1
Ajarkan klien untuk latihan rentang gerak
aktif pada sisi ekstrimitas yang sehat
2
Ajarkan rentang gerak pasif pada sisi
ekstrimitas yang parese / plegi dalam toleransi nyeri
3
Topang ekstrimitas dengan bantal untuk
mencegah atau mangurangi bengkak
4
Ajarkan ambulasi sesuai dengan tahapan dan
kemampuan klien
5
Motivasi klien untuk melakukan latihan
sendi seperti yang disarankan
6
Libatkan keluarga untuk membantu klien
latihan sendi
|
5
|
Resiko kerusakan integritas kulit b.d
immobilisasi fisik
|
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama
3 x 24 jam, diharapkan pasien mampu mengetahui dan mengontrol resiko dengan kriteria hasil :
-
Klien mampu menge-nali tanda dan gejala adanya resiko luka tekan
-
Klien mampu berpartisi-pasi dalam
pencegahan resiko luka tekan (masase sederhana, alih ba-ring, manajemen
nutrisi, manajemen tekanan).
|
1
Beri penjelasan pada klien tentang: resiko
adanya luka tekan, tanda dan gejala luka tekan, tindakan pencegahan agar
tidak terjadi luka tekan)
2
Berikan masase sederhana
-
Ciptakan lingkungan yang nyaman
-
Gunakan lotion, minyak atau bedak untuk
pelicin
-
Lakukan masase secara teratur
-
Anjurkan klien untuk rileks selama masase
-
Jangan masase pada area kemerahan utk
menghindari kerusakan kapiler
-
Evaluasi respon klien terhadap masase
3
Lakukan alih baring
-
Ubah posisi klien setiap 30 menit- 2 jam
-
Pertahankan tempat tidur sedatar mungkin
untuk mengurangi kekuatan geseran
-
Batasi posisi semi fowler hanya 30 menit
-
Observasi area yang tertekan (telinga, mata
kaki, sakrum, skrotum, siku, ischium, skapula)
4
Berikan manajemen nutrisi
-
Kolaborasi dengan ahli gizi
-
Monitor intake nutrisi
-
Tingkatkan masukan protein dan karbohidrat
untuk memelihara ke-seimbangan nitrogen positif
5
Berikan manajemen tekanan
-
Monitor kulit adanya kemerahan dan
pecah-pecah
-
Beri pelembab pada kulit yang kering dan
pecah-pecah
-
Jaga sprei dalam keadaan bersih dan kering
-
Monitor aktivitas dan mobilitas klien
-
Beri bedak atau kamper spritus pada area
yang tertekan
-
|
6
|
Resiko Aspirasi berhubungan dengan
penurunan tingkat kesadaran
|
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama
3 x 24 jam, diharapkan tidak terjadi aspirasi pada pasien dengan kriteria
hasil :
-
Dapat bernafas dengan mudah,frekuensi
pernafasan normal
-
Mampu menelan,mengunyah tanpa terjadi
aspirasi
|
Aspiration Control Management :
-
Monitor tingkat kesadaran, reflek batuk
dankemampuan menelan
-
Pelihara jalan nafas
-
Lakukan saction bila diperlukan
-
Haluskan makanan yang akan diberikan
-
Haluskan obat sebelum pemberian
|
7
|
Resiko Injuri berhubungan dengan penurunan
tingkat kesadaran
|
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama
3 x 24 jam, diharapkan tidak terjadi trauma pada pasien dengan kriteria
hasil:
-
bebas dari cedera
-
mampu menjelaskan factor resiko dari lingkungan
dan cara untuk mencegah cedera
-
menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
|
Risk Control Injury
-
menyediakan lingkungan yang aman bagi
pasien
-
memberikan informasi mengenai cara mencegah
cedera
-
memberikan penerangan yang cukup
-
menganjurkan keluarga untuk selalu menemani
pasien
|
8
|
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
penurunan kesadaran
|
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama
3 x 24 jam, diharapkan pola nafas pasien efektif dengan kriteria hasil :
- Menujukkan jalan nafas paten ( tidak merasa
tercekik, irama nafas normal, frekuensi nafas normal,tidak ada suara nafas
tambahan
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
|
Respiratori Status Management
-
Pertahankan jalan nafas yang paten
-
Observasi tanda-tanda hipoventilasi
-
Berikan terapi O2
-
Dengarkan adanya kelainan suara tambahan
-
Monitor vital sign
|
Discharge
planning bagi pasien stroke
1. Memastikan
keamanan bagi pasien setelah pemulangan
2. Memilih
perawatan, bantuan, atau peralatan khusus yang dibutuhkan
3. Merancang
untuk pelayanan rehabilitasi lanjut atau tindakan lainnya di rumah (misal
kunjungan rumah oleh tim kesehatan)
4. Penunjukkan
health care provider yang akan memonitor status kesehatan pasien
5. Menentukan
pemberi bantuan yang akan bekerja sebagai partner dengan pasien untuk
memberikan perawatan dan bantuan harian di rumah, dan mengajarkan tindakan yang
dibutuhkan.
K.
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin,
Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika
___________.
Asuhan Keperawatan Stroke Hemoragic. Diakses pada tanggal 6 Februari 2012 di http://nursingbegin.com/askep-stroke-hemoragik/
___________.
Konsep Teori Stroke Hemoragik. Diakses pada tanggal 6 Februari 2012 http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/
terimakasih sangat bermanfaat
ReplyDeletewww.devcreat.com --> khusus seputar informasi stroke
thank for share obat stroke
ReplyDeleteMantap Kemasan Akepnya Mas,,,
ReplyDeletelebih mantap juga dengan sajian
Akep Keluarga Stroke"
Mas ya....
Keluarga ibu S juga ya mas...
ReplyDelete