LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO
A. PENGERTIAN VERTIGO
§ ”Vertere”
suatu istilah dalam bahasa latin yang merupakan bahasa lain dari vertigo, yang
artinya memutar. Vertigo dalam kamus bahasa diterjemahkan dengan pusing
(Wahyono, 2007). Definisi vertigo adalah gerakan (sirkuler atau linier), atau gerakan
sebenarnya dari tubuh atau lingkungan sekitarnya diikuti atau tanpa diikuti
dengan gejala dari organ yang berada di bawah pengaruh saraf otonom dan mata
(nistagmus) (Jenie, 2001). Sedangkan menurut Gowers Kapita Selekta neurologi,
2005, mendefinisikan vertigo adalah setiap gerakan atau rasa gerakan tubuh
penderita atau objek-objek disekitar penderita yang bersangkutan dengan
gangguan sistem keseimbangan (ekuilibrum).
§ Vertigo dapat
digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan atau gangguan
orientasi di ruangan. Banyak system atau organ tubuh yang ikut terlibat dalam
mengatur dan mempertahankan keseimbangan tubuh kita. Keseimbangan diatur oleh
integrasi berbagai sistem diantaranya sistem vestibular, system visual dan
system somato sensorik (propioseptik). Untuk memperetahankan
keseimbangan diruangan, maka sedikitnya 2 dari 3 sistem system tersebut diatas
harus difungsikan dengan baik. Pada vertigo, penderita merasa atau
melihat lingkunganya bergerak atau dirinya bergerak terhadap lingkungannya.
Gerakan yang dialami biasanya berputar namun kadang berbentuk linier seperti
mau jatuh atau rasa ditarik menjauhi bidang vertikal. Pada penderita vertigo
kadang-kadang dapat kita saksikan adanya nistagmus. Nistagmus
yaitu gerak ritmik yang involunter dari pada bolamata (Lumban Tobing,
2003).
§
Vertigo
adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau seolah-olah
benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai
dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa berlangsung hanya
beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita
kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus
berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali (Israr, 2008).
§ Vertigo
adalah keadaan pusing yang dirasakan luar biasa. Seseorang yang menderita
vertigo merasakan sekelilingnya seolah-olah berputar, ini disebabkan oleh
gangguan keseimbangan yang berpusat di area labirin atau rumah siput di daerah
telinga. Perasaan tersebut kadang disertai dengan rasa mual dan ingin muntah,
bahkan penderita merasa tak mampu berdiri dan kadang terjatuh karena masalah
keseimbangan. Keseimbangan tubuh dikendalikan oleh otak kecil yang mendapat
informasi mengenai posisi tubuh dari organ keseimbangan di telinga tengah dan
mata. Vertigo biasanya timbul akibat gangguan telinga tengah dan dalam atau
gangguan penglihatan (Putranta, 2005)
§ Vertigo
adalah sensasi atau perasaan yang mempengaruhi orientasi ruang dan mungkin
dapat didefinisikan sebagai suatu ilusi gerakan. Keluhan ini merupakan gejala
yang sifatnya subyektif dan karenanya sulit dinilai. Walupun pengobatan
sebaiknya langsung pada penyebab yang mendasari penyebab atau kelainannya, asal
atau penyebab vertigo sering tidak diketahui ataupun tidak mungkin diobati
(CDK, 2009)
B. Jenis vertigo
Vertigo diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan
saluran vestibular yang mengalami kerusakan, yaitu
1.
Vertigo Periferal
Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di
saluran yang disebut kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang
bertugas mengontrol keseimbangan. Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan
vertigo periferal antara lain penyakitpenyakit seperti benign parozysmal
positional vertigo (gangguan akibat kesalahan pengiriman pesan), penyakit
meniere (gangguan keseimbangan yang sering kali menyebabkan hilang pendengaran),
vestibular neuritis (peradangan pada sel-sel saraf keseimbangan), dan
labyrinthitis (radang di bagian dalam pendengaran).
2.
Vertigo Sentral
Saluran vestibular adalah salah satu organ bagian dalam
telinga yang senantiasa mengirimkan informasi tentang posisi tubuh ke otak
untuk menjaga keseimbangan. Vertigo
sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di dalam otak,
khususnya di bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah percabangan otak dan
serebelum (otak kecil).
C. ETIOLOGI VERTIGO
Tubuh merasakan posisi dan
mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbangan yang terdapat di telinga
bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area tertentu di
otak. Vetigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf
yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri. Vertigo
juga bisa berhubungan dengan kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah
yang terjadi secara tibatiba. Penyebab
umum dari vertigo: (Israr, 2008)
1.
Keadaan
lingkungan
§
Motion
sickness (mabuk darat, mabuk laut)
2.
Obat-obatan
§
Alkohol
§
Gentamisin
3.
Kelainan
sirkulasi
§
Transient
ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya aliran
darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral dan arteri basiler
4.
Kelainan
di telinga
§
Endapan
kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian dalam
(menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo)
§
Infeksi
telinga bagian dalam karena bakteri
§
Herpes
zoster
§
Labirintitis
(infeksi labirin di dalam telinga)
§
Peradangan
saraf vestibuler
§
Penyakit
Meniere
5.
Kelainan
neurologis
§
Sklerosis
multipel
§
Patah
tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafannya atau keduanya
§
Tumor
otak
§
Tumor
yang menekan saraf vestibularis.
D. PATOFISISIOLOGI VERTIGO
1.
Anatomi Vertigo
Jaringan saraf yang terkait dalam
proses timbulnya sindrom vertigo:
a.
Reseptor alat keseimbangan tubuh yang berperan dalam proses transduksi
yaitu mengubah rangsangan menjadi bioelektrokimia:
§
Reseptor
mekanis divestibulum
§
Resptor cahaya diretina
§ Resptor mekanis
dikulit, otot dan persendian (propioseptik)
b.
Saraf aferen, berperan dalam transmisi
menghantarkan impuls ke pusat keseimbangan di otak:
§
Saraf
vestibularis
§
Saraf
optikus
§
Saraf
spinovestibulosrebelaris.
c.
Pusat-pusat keseimbangan, berperan dalam proses modulasi,
komparasi, integrasi/koordinasi dan persepsi: inti vestibularis, serebelum,
kortex serebri, hypotalamusi, inti akulomotorius, formarsio retikularis
2. Patofisiologi Vertigo
Dalam kondisi fisiologi/ normal, informasi yang tiba
dipusat integrasi alat keseimbangan tubuh yang berasal dari resptor
vestibular, visual dan propioseptik kanan dan kiri akan
diperbandingkan, jika semuanya sinkron dan wajar akan diproses lebih lanjut
secara wajar untuk direspon. Respon yang muncul beberapa penyesuaian dari
otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang
menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitarnya. Tidak ada
tanda dan gejala kegawatan (alarm reaction) dalam bentuk vertigo dan
gejala dari jaringan otonomik.
Namun jika kondisi tidak normal/ tidak fisiologis dari
fungsi alat keseimbangan tubuh dibagian tepi atau sentral maupun rangsangan
gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi yang wajar
tidak berlangsung dan muncul tanda-tanda kegawatan dalam bentuk vertigo
dan gejala dari jaringan otonomik. Di samping itu respon penyesuaian otot-otot
menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal dari mata disebut
nistagnus.
Pathway Vertigo
E. TANDA DAN GEJALA VERTIGO
1. Vertigo Sentral
Gejala yang khas bagi gangguan di
batang otak misalnya diplopia, paratesia, perubahan serisibilitas
dan fungsi motorik. Biasanya pasien mengeluh lemah, gangguan koordinasi,
kesulitan dalam gerak supinasi dan pronasi tanyanye secara berturut-turut (dysdiadochokinesia),
gangguan berjalan dan gangguan kaseimbangan. Percobaan tunjuk hidung yaitu
pasien disuruh menunjuk jari pemeriksa dan kemudian menunjuk hidungnya maka
akan dilakukan dengan buruk dan terlihat adanya ataksia. Namun pada
pasien dengan vertigo perifer dapat melakukan percobaan tunjuk hidung
sacara normal. Penyebab vaskuler labih sering ditemukan dan mencakup
insufisiensi vaskuler berulang, TIA dan strok. Contoh gangguan disentral
(batang otak, serebelum) yang dapat menyebabkan vertigo adalah iskemia
batang otak, tumor difossa posterior, migren basiler.
2. Vertigo
perifer
Lamanya vertigo berlangsung:
a.
Episode (Serangan ) vertigo yang berlangsung
beberapa detik.
Vertigo perifer paling
sering disebabkan oleh vertigo posisional berigna (VPB). Pencetusnya
adalah perubahan posisi kepala misalnya berguling sewaktu tidur atau menengadah
mengambil barang dirak yang lebih tinggi. Vertigo berlangsung beberapa
detik kemudian mereda. Penyebab vertigo posisional berigna adalah trauma
kepala, pembedahan ditelinga atau oleh neuronitis vestibular prognosisnya baik
gejala akan menghilang spontan.
b.
Episode Vertigo yang berlangsung beberapa menit
atau jam.
Dapat dijumpai
pada penyakit meniere atau vestibulopati berulang. Penyakit
meniere mempunyai trias gejala yaitu ketajaman pendengaran menurun (tuli), vertigo
dan tinitus. Usia penderita biasanya 30-60 tahun pada permulaan
munculnya penyakit.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan penurunaan
pendengaran dan kesulitan dalam berjalan “Tandem” dengan mata tertutup.
Berjalan tandem yaitu berjalan dengan telapak kaki lurus kedepan, jika menapak
tumit kaki yang satu menyentuh jari kaki lainnya dan membentuk garis lurus
kedepan.
Sedangkan
pemeriksaan elektronistagmografi sering memberi bukti bahwa terdapat
penurunan fungsi vertibular perifer. Perjalanan yang khas dari penyakit
meniere ialah terdapat kelompok serangan vertigo yang diselingi oleh
masa remisi. Terdapat kemungkinan bahwa penyakit akhirnya berhenti tidak kambuh
lagi pada sebagian terbesar penderitanya dan meninggalkan cacat pendengaran
berupa tuli dan timitus dan sewaktu penderita mengalami disekuilibrium (gangguan
keseimbangan) namun bukan vertigo. Penderita sifilis stadium 2 atau 3 awal
mungkin mengalami gejala yang serupa dengan penyakit meniere jadi kita harus
memeriksa kemungkinana sifilis pada setiap penderi penyakit meniere.
c.
Serangan Vertigo yang berlangsung beberapa hari
sampai beberapa minggu.
Neuronitis
vestibular merupakan kelainan yang sering dijumpai pada penyakit ini mulanya vertigo,
nausea, dan muntah yang menyertainya ialah mendadak. Gejala ini
berlangsung beberapa hari sampai
beberapa minggu. Sering penderita merasa lebih lega namun tidak bebas sama
sekali dari gejala bila ia berbaring diam.
Pada Neuronitis
vestibular fungsi pendengaran tidak terganggu kemungkinannya disebabkan
oleh virus. Pada pemeriksaan fisik dijumpai nistagmus yang menjadi lebih basar
amplitudonya. Jika pandangan digerakkan menjauhi telinga yang terkena penyakit
ini akan mereda secara gradual dalam waktu beberapa hari atau minggu.
Pemeriksaan elektronistagmografi
(ENG) menunjukkan penyembuhan total pada beberapa penyakit namun pada sebagian
besar penderita didapatkan gangguan vertibular berbagai tingkatan. Kadang
terdapat pula vertigo posisional benigna. Pada penderita dengan
serangan vertigo mendadak harus ditelusuri kemungkinan stroke serebelar.
Nistagmus yang bersifat sentral tidak berkurang jika dilakukan viksasi
visual yaitu mata memandang satu benda yang tidak bergerak dan nigtamus
dapat berubah arah bila arah pandangan berubah. Pada nistagmus perifer, nigtagmus
akan berkurang bila kita menfiksasi pandangan kita suatu benda contoh penyebab vetigo
oleh gangguan system vestibular perifer yaitu mabok kendaraan, penyakit meniere,
vertigo pasca trauma
NO
|
VERTIGO
PERIFERAL (VESTIBULOGENIK)
|
VERTIGO
SENTRAL (NON-VESTIBULER)
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
|
Pandangan
gelap
Rasa
lelah dan stamina menurun
Jantung
berdebar wajah
Hilang
keseimbangan
Tidak
mampu berkonsentrasi
Perasaan
seperti mabuk
Otot
terasa sakit
Mual dan
muntah-muntah
Memori
dan daya pikir menurun
Sensitif
pada cahaya terang dan Suara
Berkeringat
|
Penglihatan
ganda
Sukar
menelan
Kelumpuhan
otot-otot
Sakit
kepala yang parah
Kesadaran
terganggu
Tidak
mampu berkata-kata
Hilangnya
koordinasi
Mual dan
muntah-muntah
Tubuh
terasa lemah
|
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG VERTIGO
1.
Tes
Romberg yang dipertajam
Sikap kaki seperti tandem, lengan dilipat pada dada dan
mata kemudian ditutup. Orang yang normal mampu berdiri dengan sikap yang
romberg yang dipertajam selama 30 detik atau lebih
2.
Tes
Melangkah ditempat (Stepping Test)
Penderita disuruh berjalan ditempat dengan mata tertutup
sebanyak 50 langkah. Kedudukan akhir dianggap abnormal jika penderita beranjak
lebih dari satu meter atau badan berputar lebih dari 30 derajat
3.
Salah
Tunjuk(post-pointing)
Penderita merentangkan lengannya, angkat lengan
tinggi-tinggi (sampai fertikal) kemudian kembali kesemula
4.
Manuver
Nylen Barang atau manuver Hallpike
Penderita duduk ditempat tidur periksa lalu direbahkan
sampai kepala bergantung dipinggir tempat tidur dengan sudut 300 kepala ditoleh kekiri lalu posisi kepala lurus
kemudian menoleh lagi kekanan pada keadaan abnormal akan terjadi nistagmus
5.
Tes
Kalori = dengan menyemprotkan air bersuhu 300 ketelinga penderita
6.
Elektronistagmografi
Yaitu alat untuk mencatat lama dan cepatnya nistagmus
yang timbul
7.
Posturografi
Yaitu tes yang dilakukan untuk mengevaluasi system
visual, vestibular dan somatosensorik.
G.
PENATALAKSANAAN VERTIGO
1.
Vertigo
posisional Benigna
(VPB)
§ Latihan :
latihan posisional dapat membantu mempercepat remisi pada sebagian besar
penderita VPB. Latihan ini dilakukan pada pagi hari dan merupakan kagiatan yang
pertama pada hari itu. Penderita duduk dipinggir tempat tidur, kemudian ia
merebahkan dirinya pada posisinya untuk membangkitkan vertigo posisionalnya.
Setelah vertigo mereda ia kembali keposisi duduk \semula. Gerakan ini diulang
kembali sampai vertigo melemah atau mereda. Biasanya sampai 2 atau 3 kali
sehari, tiap hari sampai tidak didapatkan lagi respon vertigo.
§ Obat-obatan
: obat anti vertigo seperti miklisin, betahistin atau fenergen
dapat digunakan sebagai terapi simtomatis sewaktu melakukan latihan atau jika
muncul eksaserbasi atau serangan akut. Obat ini menekan rasa enek (nausea)
dan rasa pusing. Namun ada penderita yang merasa efek samping obat lebih buruk
dari vertigonya sendiri. Jika dokter menyakinkan pasien bahwa kelainan ini
tidak berbahaya dan dapat mereda sendiri maka dengan membatasi perubahan posisi
kepala dapat mengurangi gangguan.
2.
Neurotis
Vestibular
Terapi farmokologi
dapat berupa terapi spesifik misalnya pemberian anti biotika dan terapi simtomatik. Nistagmus
perifer pada neurinitis vestibuler lebih meningkat bila
pandangan diarahkan menjauhi telinga yang terkena dan nigtagmus akan
berkurang jika dilakukan fiksasi visual pada suatu tempat atau benda.
3.
Penyakit Meniere
Sampai saat ini
belum ditemukan obat khusus untuk penyakit meniere. Tujuan
dari terapi medik yang diberi adalah:
§ Meringankan
serangan vertigo: untuk meringankan vertigo dapat dilakukan upaya : tirah
baring, obat untuk sedasi, anti muntah dan anti vertigo. Pemberian penjelasan
bahwa serangan tidak membahayakan jiwa dan akan mereda dapat lebih membuat
penderita tenang atau toleransi terhadap serangan berikutnya.
§ Mengusahakan
agar serangan tidak kambuh atau masa kambuh menjadi lebih jarang. Untuk
mencegah kambuh kembali, beberapa ahli ada yang menganjurkan diet rendah garam
dan diberi diuretic. Obat anti histamin dan vasodilator
mungkin pula menberikan efek tambahan yang baik.
§ Terapi
bedah: diindikasikan bila serangan sering terjadi, tidak dapat diredakan oleh
obat atau tindaka konservatif dan penderita menjadi infalid tidak dapat bekerja
atau kemungkinan kehilangan pekerjaannya.
4.
Presbiastaksis
(Disekuilibrium pada usia lanjut)
Rasa tidak
setabil serta gangguan keseimbangan dapat dibantu obat supresan vestibular
dengan dosis rendah dengan tujuan meningkatkan mobilisasi. Misalnya Dramamine,
prometazin, diazepam, pada enderita ini latihan vertibuler dan
latihan gerak dapat membantu. Bila perlu beri tongkat agar rasa percaya diri
meningkat dan kemungkinan jatuh dikurangi.
5.
Sindrom
Vertigo Fisiologis
Misalnya mabok
kendaraan dan vertigo pada ketinggian terjadi karena terdapat ketidaksesuaian
antara rangsang vestibuler dan visual yang diterima otak. Pada penderita ini dapat diberikan
obat anti vertigo.
6.
Strok (pada
daerah yang didarahi oleh arteria vertebrobasiler)
§ TIA: Transient
Ischemic Atack yaitu stroke ringan yang gejala klinisnya pulih sempurna
dalam kurun waktu 24 jam
§
RIND:
Reversible Ischemic Neurologi Defisit yaitu penyembuhan sempurna terjadi
lebih dari 24 jam.
Meskipun ringan
kita harus waspada dan memberikan terapi atau penanganan yang efektif sebab
kemungkinan kambuh cukup besar, dan jika kambuh bisa meninggalkan cacat.
Latihan fisik vestibular pada penderita vertigo:
Tujuannya:
1.
Melatih gerakan kepala yang mencetuskan vertigo
atau disekuilibrium untuk
meningkatkan kemampuan mengatasinya secara lamban laun
2.
Melatih gerakan bola mata, latihan viksasi pandangan mata
3.
Melatih
meningkatkan kemampuan keseimbangan
contoh
latihan:
§ Berdiri
tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata ditutup
§ Olah raga
yang menggerakkan kepala (gerak rotasi, fleksi, eksfensi, gerak miring)
§ Dari
sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka, kemudian dengan mata tertutup
§ Jalan
dikamar atau ruangan dengan mata terbuka kemudian dengan mata tertutup
§
Berjalan
“tandem”
§
Jalan
menaiki dan menuruni lereng
§
Melirikkan
mata kearah horizontal dan vertical
§ Melatih
gerakan mata dengan mengikuti obyek yang bergerak dan juga menfiksasi pada
objek yang diam
Semua gerakan tersebut diatas harus dilakukan hati-hati
Penatalaksanaan Vertigo
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN VERTIGO
A. PENGKAJIAN VERTIGO
a.
Keluhan
utama
Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan
pengkajian.
b.
Riwayat
kesehatan sekarang
Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah
sakit. Pada pasien vertigo tanyakan adakah pengaruh sikap atau perubahan
sikap terhadap munculnya vertigo, posisi mana yang dapat memicu vertigo.
c.
Riwayat
kesehatan yang lalu
Adakah riwayat trauma kepala, penyakit infeksi dan inflamasi
dan penyakit tumor otak. Riwayat penggunaan obat vestibulotoksik
missal antibiotik, aminoglikosid, antikonvulsan dan salisilat.
d.
Riwayat
kesehatan keluarga
Adakah
riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga lain atau riwayat
penyakit lain baik
e.
Aktivitas
/ Istirahat
§ Letih, lemah, malaise
§ Keterbatasan gerak
§ Ketegangan mata, kesulitan membaca
§ Insomnia, bangun pada pagi hari dengan
disertai nyeri kepala.
§ Sakit kepala yang hebat saat perubahan
postur tubuh, aktivitas
(kerja) atau karena perubahan
cuaca.
f.
Sirkulasi
§ Riwayat hypertensi
§ Denyutan vaskuler, misal daerah temporal.
§ Pucat, wajah tampak kemerahan.
7. Integritas Ego
§ Faktor-faktor stress emosional/lingkungan
tertentu
§ Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan,
ketidakberdayaan depresi
§ Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan
selama sakit kepala
§ Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala
kronik).
8. Makanan dan cairan
§ Makanan yang tinggi vasorektiknya
misalnya kafein, coklat, bawang,keju, alkohol, anggur, daging, tomat, makan
berlemak, jeruk, saus,hotdog, MSG
(pada migrain).
§ Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)
§ Penurunan berat badan5.
9. Neurosensoris
§ Pening, disorientasi (selama sakit
kepala)
§ Riwayat kejang, cedera kepala yang baru
terjadi, trauma, stroke.
§ Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.
§ Perubahan visual, sensitif terhadap
cahaya/suara yang keras, epitaksis.
§ Parastesia, kelemahan progresif/paralysis
satu sisi tempore
§ Perubahan pada pola bicara/pola
pikir
§ Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.
§ Penurunan refleks tendon dalam
§ Papiledema.
10. Nyeri/ kenyamanan
§ Karakteristik nyeri tergantung pada jenis
sakit kepala, misal migrain,ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma,
sinusitis.
§ Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah
wajah.
§ Fokus menyempit
§ Fokus pada diri sendiri
§ Respon emosional / perilaku tak terarah
seperti menangis, gelisah.
§ Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.
11. Keamanan
§ Riwayat alergi atau reaksi alergi
§ Demam (sakit kepala)
§ Gangguan cara berjalan, parastesia,
paralisis
§ Drainase nasal purulent (sakit kepala
pada gangguan sinus).8.
12. Interaksi sosial
§ Perubahan dalam tanggung jawab/peran
interaksi sosial yang berhubungan dengan penyakit.
13. Penyuluhan / pembelajaran
§ Riwayat hypertensi, migrain, stroke,
penyakit pada keluarga
§ Penggunaan alcohol/obat lain termasuk
kafein. Kontrasepsioral/hormone, menopause.
14. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Pemeriksaan Persistem
a.
Sistem
persepsi sensori
Adakah rasa tidak stabil, disrientasi, osilopsia yaitu suatu ilusi
bahwa benda yang diam tampak bergerak maju mundur.
b.
Sistem
Persarafan
Adakah nistagmus berdasarkan beberapa pemeriksaan baik manual maupun
dengan alat.
c.
Sistem
Pernafasan
Adakah gangguan
pernafasan.
d.
Sistem
Kardiovaskuler
Adakah terjadi gangguan
jantung.
e.
Sistem
Gastrointestinal
Adakah Nausea dan
muntah
f.
Sistem
integumen
g.
Sistem
Reproduksi
h.
Sistem
Perkemihan
15. Pola Fungsi Kesehatan
a.
Pola
persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Adakah kecemasan yang dia lihatkan oleh kurangnya pemahaman pasien dan
keluarga mengenai penyakit, pengobatan dan prognosa.
b.
Pola
aktivitas dan latihan
Adakah pengaruh sikap atau
perubahan sikap terhadap munculnya vertigo, posisi yang dapat memicu vertigo.
c.
Pola
nutrisi metabolisme
Adakah nausea dan
muntah
d.
Pola
eliminasi
e.
Pola
tidur dan istirahat
f.
Pola
Kognitif dan perseptua
Adakah disorientasi dan asilopsia
g.
Persepsi
diri atau konsep diri
h.
Pola
toleransi dan koping stress
i.
Pola
sexual reproduksi
j.
Pola
hubungan dan peran
k.
Pola
nilai dan kenyakinan
B. DIANOGSA KEPERAWATAN VERTIGO
1.
Resiko jatuh berhubungan dengan pusing ketika menggerakan
kepala.
2.
Nausea berhubungan dengan penyakit meniere, labirintitis
3.
Defisit
self care: toileting, bathing, feeding.
4.
Defisit pengetahuan tentang penyakit pengobatan dan perawatan
berhubungan dengan kurangnya paparan informasi.
5.
Perfusi jaringan tidak efektif; cerebral berhubungan
dengan aliran arteri terhambat.
IV RENCANA
KEPERAWATAN VERTIGO
NO
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
1.
|
Resiko jatuh
berhubungan dengan pusing ketika menggerakkan kepala
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam pasien diharapakan tidak
jatuh
NOC:
Dengan
kreteria:
|
1.
Environmental Management: Safety: awasi
dan gunakan lingkungan fisik untuk meningkatkan keamanan
2. Falls Prevention:
·
Kaji penurunan kognitif dan fisik pasien yang mungkin
dapat meningkatkan resiko jatuh
·
Kaji tingkat gait, keseimbangan dan kelelahan dengan
ambulasi
·
Instruksikan pasien agar memanggil asisten ketika
melakukan pergerakan
3.
Teaching: disease proles
·
jelaskan pada pasien tanda dan gejala dari penyakit
yang diderita
·
Anjurkan pasien untuk bedrest pada fase akut
·
Jelaskan pada pasien tentang terapi rehabilitatif pada
pasien vertigo
|
2.
|
Nausea
berhubungan dengan stimulasi visual yang tidak mengenakkan, meniere,
labirintitis
|
Setelah
dilakukan tindak keperawatan selama…x24 jam, nausea berkurang / hilang
N.O.C:
a.
Comfort
level
b.
Hidration
Dengan
kreteria:
b.
Terdapat tanda-tanda fisik dan psikologik membaik
c.
Turgor
kulit, mukosa mulut baik
d.
Tidak panas dan tidak terdapat edeme perifer
Intake makanan
dan minuman baik
|
1.
Patient
/ family teaching
-Anjurkan pasien agar pelen-pelan nafas dalam dan
menelan untuk menurunkan rasa mual dan muntah.
-Ajarkan pasien untuk tidak minum 1 jam sebelum,1 jam
setelah dan sewaktu makan.
2.NUTRITIONAL MONITORING
-Monitor tipe kehilangan berat badan dan pertumbuhan
-Monitor kelembaban,turgor kulit dan depigmentasi.
-Monitor tingkat energi,malaise,fatigue dan kelemahan
pasien.
-Monitor asupan kalori dan nutrisi.
-Kolaborasi;
kelola pemberian anticmetic sebelum makan atau sesuai jadwal
3. Fluid managmen:
Kelola
pemberian terapi IV
|
3
|
Kurang
perawatan diri: makan, mandi, berpakaian, toileting b.d kerusakan
neurovaskuler
Batasan Karakteristik :
· Kelumpuhan
wajah atau anggota badan sehingga menyebab-kan :
· Ketidakmampuan
dalam menyuap, memegang alat makan
· Ketidakmampuan
dalam membasuh badan, mongering-kan, keluar masuk kamar mandi
· Ketidakmampuan
pergi ke kamar mandi, mengguna-kan pispot
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapkan kebutuhan
mandiri klien terpenuhi, NOC;PERAWATAN
DIRI (Mandi,makan,toileting,berpakaian) Dengan kriteria :
§ Klien
dapat makan de-ngan bantuan orang lain / mandiri
§ Klien
dapat mandi de-ngan bantuan orang lain
§ Klien
dapat memakai pakaian dengan bantuan orang lain / mandiri
§ Klien
dapat toileting de-ngan bantuan alat
|
v
NIC:Membantu
perawatn diri pasien mandi dan toileting
Aktifitas:
1.Tempatkan
alat-alat mandi ditempat yang mudah dikenali dan mudah dijangkau klien
2.Libatkan klien dan danpingi
3.Berikan bantuan
selama klien tidak mampu mengerjakan sendiri
NIC : ADL berpakaian
Aktifitas :
NIC : ADL Makan
Aktifitas :
|
4.
|
Defisit
pengetahuan ten-tang penyakit, pengobatan dan perawatan klien b.d
keterbatasan kognitif, ku-rang paparan atau mudah lupa
|
Setelah
dilakukan penjelasan selama ...x pertemuan, pe-ngetahuan klien tentang
pe-nyakit, pengobatan dan pe-rawatan klien meningkat
NOC :
-
Knowledge
: Disease process (1803)
-
Knowladge
: Illness care (1824)
Dengan kriteria :
-
Klien dan keluarga mam-pu menjelaskan penger-tian,
proses penyakit, penyebab, tanda dan gejala, efek penyakit, tindakan
pencegahan, pe-ngobatan dan perawatan vertigo
|
Teaching individual
(5606)
1.
Tentukan
kebutuhan pembelajaran klien
2.
Kaji tingkat pengetahuan dan pemahaman klien tentang vertigo
3.
Kaji
tingkat pendidikan
4.
Kaji kesiapan klien dalam mempelajari informasi
spesifik
5.
Atur agar realita tujuan pembelajaran dengan klien saling
menguntungkan
6.
Pilih metode / strategi mengajar yang sesuai
7.
Sediakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran
8.
Koreksi
adanya kesalahan informasi
9.
Sediakan waktu untuk bertanya pada klien
10.
Teaching : disease
process (5602)
1.
Nilai tingkat pengetahuan klien tentang penyakitnya
2.
Jelaskan
patofisiologi vertigo
3.
Jelaskan
tanda dan gejala vertigo
4.
Jelaskan
kemungkinan penyebabnya
5.
Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin dapat
mencegah komplikasi dimasa yang akan datang
6.
Diskusikan pilihan-pilihan terapi pe-ngobatan dan
perawatan
7.
Jelaskan alasan rasional dari terapi pengobatan yang
direkomendasikan
8.
Kaji
sumber-sumber pendukung yang memungkinkan
|
5.
|
Perfusi
jaringan tidak efektif (spesifik: cerebral) b.d aliran darah arteri terhambat
Batasan Karakteristik :
·
Nyeri
kepala / vertigo
·
Perubahan
status mental
·
perubahan
respon motorik
·
dis-artria
·
Kelumpuhan
wa-jah
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama ..... x 24 jam diharapkan
n Nyeri
kepala / vertigo berkurang sampai de-ngan hilang
n
Tanda-tanda
vital stabil
|
Monitorang neurologis (2620)
1.
Monitor ukuran, kesimetrisan, reaksi dan bentuk pupil
2. Monitor tingkat kesadaran klien
3. Monitir tanda-tanda vital
4.
Monitor keluhan nyeri kepala, mual, muntah
5. Monitor respon klien terhadap
pengobatan
6. Hindari aktivitas jika TIK meningkat
7. Observasi kondisi fisik klien
Terapi oksigen (3320)
v
Bersihkan
jalan nafas dari sekret
v
Pertahankan
jalan nafas tetap efektif
v
Berikan
oksigen sesuai intruksi
v Monitor
aliran oksigen, kanul oksigen dan sistem humidifier
v Beri
penjelasan kepada klien tentang pentingnya pemberian oksigen
v
Observasi
tanda-tanda hipo-ventilasi
v Monitor
respon klien terhadap pemberian oksigen
v Anjurkan
klien untuk tetap memakai oksigen selama aktifitas dan tidur
|
DAFTAR
PUSTAKA
Lumban Tobing. S.M, 2003, Vertigo
Tujuh Keliling, Jakarta : FK UI
Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf
Indonesia, 1998, Vertigo Patofisiologi, Diagnosis dan Terapi, Malang : Perdossi
makasih banyak infonya gan mengenai laporan pendahuluan vertigo , bisa untuk menyelesaikan tugas kliah nih
ReplyDelete