LAPORAN PENDAHULUAN BPH
(BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA)
A.
PENGERTIAN
ü
Hiperplasia prostat
jinak (BPH) adalah pembesaran kelenjar prostat nonkanker, (Corwin,
2000).
ü
Hiperplasia prostat
jinak (BPH) adalah penyakit yang
disebabkan oleh penuaan. Price&Wilson (2005).
ü
Hiperplasia prostat jinak (BPH) adalah
pembesanan prostat yang jinak bervariasi berupa hiperplasia kelenjar
atauhiperplasia fibromuskular. Namun orang sering menyebutnya dengan hipertropi
prostat namun secarahistologi yang dominan adalah hyperplasia (Sabiston, David
C,2004)
ü BPH (Hiperplasia prostat
benigna)
adalah suatu keadaan di mana kelenjar prostat mengalami pembesaran, memanjang
ke atas ke dalam kandung kemih dan menyumbat aliran urin dengan menutup
orifisium uretra. BPH merupakan kondisi patologis yang paling umum pada pria. (Smeltzer dan Bare, 2002)
.
B.
ETIOLOGI
Penyebab yang
pasti dari terjadinya BPH sampai sekarang belum diketahui. Namun yang
pasti kelenjar prostat sangat tergantung pada hormon androgen. Faktor lain yang
erat kaitannya dengan BPH adalah proses penuaan Ada beberapa factor
kemungkinan penyebab antara lain :
1. Dihydrotestosteron
Peningkatan 5 alfa reduktase
dan reseptor androgen menyebabkan epitel dan stroma dari kelenjar prostat
mengalami hiperplasi .
2. Perubahan
keseimbangan hormon estrogen – testoteron
Pada proses penuaan pada
pria terjadi peningkatan hormon estrogen dan penurunan testosteron yang
mengakibatkan hiperplasi stroma.
3. Interaksi
stroma – epitel
Peningkatan epidermal gorwth
factor atau fibroblast growth factor dan penurunan transforming growth factor
beta menyebabkan hiperplasi stroma dan epitel.
4. Berkurangnya
sel yang mati
Estrogen yang meningkat
menyebabkan peningkatan lama hidup stroma dan epitel dari kelenjar prostat
5. Teori
sel stem
Sel stem yang meningkat
mengakibatkan proliferasi sel transit
BPH (BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA)
C.
TANDA DAN GEJALA
1. Gejala
iritatif meliputi :
§
Peningkatan frekuensi
berkemih
§
Nokturia (terbangun pada
malam hari untuk miksi)
§
Perasaan ingin miksi yang
sangat mendesak/tidak dapat ditunda (urgensi)
§
Nyeri pada saat miksi
(disuria)
2. Gejala
obstruktif meliputi :
§
Pancaran urin melemah
§
Rasa tidak puas sehabis
miksi, kandung kemih tidak kosong dengan baik
§
Kalau mau miksi harus
menunggu lama
§
Volume urin menurun dan
harus mengedan saat berkemih
§
Aliran urin tidak
lancar/terputus-putus
§
Urin terus menetes setelah
berkemih
§
Waktu miksi memanjang yang
akhirnya menjadi retensi urin dan inkontinensia karena penumpukan berlebih.
§
Pada gejala yang sudah
lanjut, dapat terjadi Azotemia (akumulasi produk sampah nitrogen) dan gagal
ginjal dengan retensi urin kronis dan volume residu yang besar.
3. Gejala
generalisata seperti seperti keletihan, anoreksia, mual dan muntah, dan rasa
tidak nyaman pada epigastrik.
Berdasarkan keluhan dapat
dibagi menjadi :
§
Derajat I : penderita
merasakan lemahnya pancaran berkemih, kencing tak puas, frekuensi kencing
bertambah terutama pada malam hari
§
Derajat II : adanya retensi
urin maka timbulah infeksi. Penderita akan mengeluh waktu miksi terasa panas
(disuria) dan kencing malam bertambah hebat.
§
Derajat III : timbulnya
retensi total. Bila sudah sampai tahap ini maka bisa timbul aliran refluk ke
atas, timbul infeksi ascenden menjalar ke ginjal dan dapat menyebabkan
pielonfritis, hidronefrosis.
D.
PATOFISIOLOGI
Perubahan
mikroskopik pada prostat telah terjadi pada pria usia 30-40 tahun. Bila perubahan mikroskopik ini
berkembang, akan terjadi perubahan patologi anatomi yang ada pada pria usia 50
tahunan. Perubahan hormonal menyebabkan hiperplasia jaringan penyangga stromal
dan elemen glandular pada prostat.
Teori-teori tentang terjadinya BPH :
1. Teori
Dehidrosteron (DHT)
Aksis hipofisis
testis dan reduksi testosteron menjadi dehidrosteron (DHT) dalam sel prostat
menjadi faktor terjadinya penetrasi DHT ke dalam inti sel yang menyebabkan
inskripsi pada RNA sehingga menyebabkan terjadinya sintesa protein.
2.
Teori hormon
Pada orang tua
bagian tengah kelenjar prostat mengalami hiperplasia yamg disebabkan oleh
sekresi androgen yang berkurang, estrogen bertambah relatif atau aabsolut.
Estrogen berperan pada kemunculan dan perkembangan hiperplasi prostat.
3.
Faktor interaksi stroma dan epitel
Hal ini banyak
dipengaruhi oleh Growth factor. Basic fibroblast growth factor (b-FGF) dapat menstimulasi sel
stroma dan ditemukan dengan konsentrasi yang lebih besar pada pasien dengan
pembesaran prostat jinak. Proses reduksi ini difasilitasi oleh enzim
5-a-reduktase. b-FGF dapat dicetuskan oleh mikrotrauma karena miksi,
ejakulasi dan infeksi.
4.
Teori kebangkitan kembali (reawakening) atau reinduksi dari kemampuan
mesenkim sinus urogenital untuk berploriferasi dan membentuk jaringan prostat.
Proses
pembesaran prostat terjadi secara perlahan-lahan sehingga perubahan pada
saluran kemih juga terjadi secara perlahan-lahan. Pada tahap awal setelah
terjadi pembesaran prostat, resistensi urin pada leher buli-buli dan daerah
prostat meningkat, serta otot detrusor menebal dan merenggang sehingga timbul
sakulasi atau divertikel. Fase penebalan detrusor ini disebut fase kompensasi.
Apabila keadaan berlanjut, maka detrusor menjadi lelah dan akhirnya mengalami
dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk berkontraksi sehingga terjadi retensi
urin yang selanjutnya dapat menyebabkan hidronefrosis dan disfungsi saluran
kemih atas. Adapun patofisiologi dari masing-masing gejala yaitu :
- Penurunan
kekuatan dan aliran yang disebabkan resistensi uretra adalah gambaran awal
dan menetap dari BPH. Retensi akut disebabkan oleh edema yang terjadi pada
prostat yang membesar.
- Hesitancy (kalau mau miksi harus
menunggu lama), terjadi karena detrusor membutuhkan waktu yang lama untuk dapat
melawan resistensi uretra.
- Intermittency (kencing
terputus-putus), terjadi karena detrusor tidak dapat mengatasi resistensi
uretra sampai akhir miksi. Terminal dribbling dan rasa belum puas
sehabis miksi terjadi karena jumlah residu urin yang banyak dalam
buli-buli.
- Nocturia
miksi pada malam hari) dan frekuensi terjadi karena pengosongan yang tidak
lengkap pada tiap miksi sehingga interval antar miksi lebih pendek.
- Frekuensi
terutama terjadi pada malam hari (nokturia) karena hambatan normal dari
korteks berkurang dan tonus sfingter dan uretra berkurang selama tidur.
- Urgensi
(perasaan ingin miksi sangat mendesak) dan disuria (nyeri pada saat miksi)
jarang terjadi. Jika ada disebabkan oleh ketidak stabilan detrusor
sehingga terjadi kontraksi involunter,
- Inkontinensia
bukan gejala yang khas, walaupun dengan berkembangnya penyakit urin keluar
sedikit-sedikit secara berkala karena setelah buli-buli mencapai
complience maksimum, tekanan dalam buli-buli akan cepat naik melebihi
tekanan spingter.
- Hematuri
biasanya disebabkan oleh oleh pecahnya pembuluh darah submukosa pada
prostat yang membesar.
- Lobus yang mengalami hipertropi dapat
menyumbat kolum vesikal atau uretra prostatik, sehingga menyebabkan
pengosongan urin inkomplit atau retensi urin. Akibatnya terjadi dilatasi
ureter (hidroureter) dan ginjal (hidronefrosis) secara bertahap, serta
gagal ginjal.
- Infeksi
saluran kemih dapat terjadi akibat stasis urin, di mana sebagian urin
tetap berada dalam saluran kemih dan berfungsi sebagai media untuk
organisme infektif.
- Karena
selalu terdapat sisa urin dapat terbentuk batu endapan dalam buli-buli,
Batu ini dapat menambah keluhan iritasi dan menimbulkan hematuri. Batu
tersebut dapat pula menimbulkan sistiitis dan bila terjadi refluks dapat
terjadi pielonefritis.
- Pada
waktu miksi pasien harus mengedan sehingga lama kelamaan dapat menyebabkan
hernia dan hemoroid.
BPH (BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA) |
E.
PATHWAY
F.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Urinalisa
Analisis
urin dan mikroskopik urin penting untuk melihat adanya sel leukosit, sedimen,
eritrosit, bakteri dan infeksi. Bila terdapat hematuri harus diperhitungkan
adanya etiologi lain seperti keganasan pada saluran kemih, batu, infeksi
saluran kemih, walaupun BPH sendiri dapat menyebabkan hematuri.
Elektrolit,
kadar ureum dan kreatinin darah merupakan informasi dasar dari fungsi ginjal
dan status metabolik.
Pemeriksaan
prostate spesific antigen (PSA) dilakukan sebagai dasar penentuan
perlunya biopsi atau sebagai deteksi dini keganasan. Bila nilai PSA < 4
ng/ml tidak perlu biopsi. Sedangkan bila nilai PSA 4-10 ng/ml, dihitung
Prostate specific antigen density (PSAD) yaitu PSA serum dibagi dengan volume
prostat. Bila PSAD > 0,15, sebaiknya dilakukan biopsi prostat, demikian pula
bila nilai PSA > 10 ng/ml
- Pemeriksaan
darah lengkap
Karena
perdarahan merupakan komplikasi utama pasca operatif maka semua defek pembekuan
harus diatasi. Komplikasi jantung dan pernafasan biasanya menyertai penderita
BPH karena usianya yang sudah tinggi maka fungsi jantung dan pernafasan harus
dikaji.
Pemeriksaan
darah mencakup Hb, leukosit, eritrosit, hitung jenis leukosit, CT, BT, golongan
darah, Hmt, trombosit, BUN, kreatinin serum.
3. Pemeriksaan radiologis
Biasanya
dilakukan foto polos abdomen, pielografi intravena, USG, dan sitoskopi. Tujuan
pencitraan untuk memperkirakan volume BPH, derajat disfungsi buli, dan volume
residu urin. Dari foto polos dapat dilihat adanya batu pada traktus urinarius,
pembesaran ginjal atau buli-buli. Dapat juga dilihat lesi osteoblastik sebagai
tanda metastase dari keganasan prostat serta osteoporosis akibat kegagalan
ginjal. Dari Pielografi intravena dapat dilihat supresi komplit dari fungsi
renal, hidronefrosis dan hidroureter, gambaran ureter berbelok-belok di vesika urinaria,
residu urin. Dari USG dapat diperkirakan besarnya prostat, memeriksa massa
ginjal, mendeteksi residu urin dan batu ginjal.
BNO
/IVP untuk menilai apakah ada pembesaran dari ginjal apakah terlihat bayangan
radioopak daerah traktus urinarius. IVP untuk melihat /mengetahui fungsi ginjal
apakah ada hidronefrosis. Dengan IVP buli-buli dapat dilihat sebelum, sementara
dan sesudah isinya dikencingkan. Sebelum kencing adalah untuk melihat adanya
tumor, divertikel. Selagi kencing (viding cystografi) adalah untuk melihat
adanya refluks urin. Sesudah kencing adalah untuk menilai residual urin.
G.
KOMPLIKASI
Komplikasi
yang sering terjadi pada pasien BPH antara lain: sering dengan semakin beratnya
BPH, dapatterjadi obstruksi saluran kemih, karena urin tidak mampu melewati
prostat. Hal ini dapat menyebabkan infeksisaluran kemih dan apabila tidak
diobati, dapat mengakibatkan gagal ginjal. (Corwin, 2000).
Kerusakan
traktus urinarius bagian atas akibat dari obstruksi kronik mengakibatkan
penderita harusmengejan pada miksi yang menyebabkan peningkatan tekanan
intraabdomen yang akan menimbulkan herniadan hemoroid. Stasis urin dalam vesiko
urinaria akan membentuk batu endapan yang menambah keluhan iritasidan
hematuria. Selain itu, stasis urin dalam vesika urinaria menjadikan media
pertumbuhan mikroorganisme,yang dapat menyebabkan sistitis dan bila terjadi
refluks menyebabkan pyelonefritis (Sjamsuhidajat, 2005)
BPH (BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA) |
H.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Rencana
pengobatan tergantung pada penyebab, keparahan obstruksi, dan kondisi pasien.
Jika pasien masuk RS dengan kondisi darurat
karena ia tidak dapat berkemih maka kateterisasi segera dilakukan. Pada
kasus yang berat mungkin digunakan kateter logam dengan tonjolan kurva
prostatik. Kadang suatu insisi dibuat ke dalam kandung kemih (sitostomi supra
pubik) untuk drainase yang adekuat.
Jenis
pengobatan pada BPH antara lain:
- Observasi
(watchfull waiting)
Biasa dilakukan
pada pasien dengan keluhan ringan. Nasehat yang diberikan adalah mengurangi
minum setelah makan malam untuk mengurangi nokturia, menghindari obat-obat
dekongestan, mengurangi minum kopi dan tidak diperbolehkan minum alkohol agar
tidak terlalu sering miksi. Setiap 3 bulan dilakukan kontrol keluhan, sisa
kencing, dan pemeriksaan colok dubur
- Terapi
medikamentosa
-
Penghambat
adrenergik a (prazosin, tetrazosin) : menghambat reseptor pada otot
polos di leher vesika, prostat sehingga terjadi relaksasi. Hal ini akan
menurunkan tekanan pada uretra pars prostatika sehingga gangguan aliran air
seni dan gejala-gejala berkurang.
-
Penghambat
enzim 5-a-reduktase, menghambat pembentukan DHT sehingga prostat
yang membesar akan mengecil.
- Terapi
bedah
Tergantung pada
beratnya gejala dan komplikasi. Indikasi absolut untuk terapi bedah yaitu :
-
Retensi
urin berulang
-
Hematuri
-
Tanda
penurunan fungsi ginjal
-
Infeksi
saluran kemih berulang
-
Tanda
obstruksi berat seperti hidrokel
-
Ada
batu saluran kemih.
1. Prostatektomi
Pendekatan
transuretral merupakan pendekatan tertutup. Instrumen bedah dan optikal
dimasukan secara langsung melalui uretra ke dalam prostat yang kemudian dapat
dilihat secara langsung. Kelenjar diangkat dalam irisan kecil dengan loop
pemotong listrik. Prostatektomi transuretral jarang menimbulakan disfungsi erektil
tetapi dapat menyebabkan ejakulasi retrogard karena pengangkatan jaringan
prostat pada kolum kandung kemih dapat
menyebabkan cairan seminal mengalir ke arah belakang ke dalam kandung kemih dan
bukan melalui uretra.
a.
Prostatektomi Supra pubis.
Adalah salah
satu metode mengangkat kelenjar melalui insisi abdomen. Yaitu suatu insisi yang
dibuat kedalam kandung kemih dan kelenjar prostat diangkat dari atas.
b. Prostatektomi Perineal.
Adalah
mengangkat kelenjar melalui suatu insisi dalam perineum. Cara ini lebih praktis
dibanding cara yang lain, dan sangat berguna untuk biopsi terbuka. Lebih jauh
lagi inkontinensia, impotensi, atau cedera rectal dapat mungkin terjadi dari cara ini. Kerugian lain adalah
kemungkinan kerusakan pada rectum dan spingter eksternal serta bidang operatif terbatas.
c. Prostatektomi retropubik.
Adalah
insisi abdomen lebih rendah mendekati kelenjar prostat, yaitu antara arkus
pubis dan kandung kemih tanpa memasuki
kandung kemih. Keuntungannya adalah periode pemulihan lebih singkat serta
kerusakan spingter kandung kemih lebih sedikit.
Pembedahan
seperti prostatektomi dilakukan untuk membuang jaringan prostat yang mengalami
hiperplasi. Komplikasi yang mungkin terjadi pasca prostatektomi mencakup
perdarahan, infeksi, retensi oleh karena pembentukan bekuan, obstruksi kateter
dan disfungsi seksual. Kebanyakan prostatektomi tidak menyebabkan impotensi,
meskipun pada prostatektomi perineal dapat menyebabkan impotensi akibat
kerusakan saraf pudendal. Pada kebanyakan kasus aktivitas seksual dapat
dilakukan kembali dalam 6 sampai 8 minggu karena saat itu fossa prostatik telah
sembuh. Setelah ejakulasi maka cairan seminal mengalir ke dalam kandung kemih
dan diekskresikan bersama uin. Perubahan anatomis pada uretra posterior
menyebabkan ejakulasi retrogard.
- Insisi
Prostat Transuretral ( TUIP ).
Yaitu suatu prosedur menangani BPH dengan cara memasukkan
instrumen melalui uretra. Satu atau dua buah insisi dibuat pada prostat dan
kapsul prostat untuk mengurangi tekanan prostat pada uretra dan mengurangi
kontriksi uretral. Cara ini diindikasikan ketika kelenjar prostat berukuran
kecil ( 30 gram/kurang ) dan efektif dalam mengobati banyak kasus BPH. Cara ini
dapat dilakukan di klinik rawat jalan
dan mempunyai angka komplikasi lebih rendah di banding cara lainnya.
3. TURP ( TransUretral Reseksi Prostat )
TURP adalah suatu operasi
pengangkatan jaringan prostat lewat uretra menggunakan resektroskop, dimana
resektroskop merupakan endoskop dengan tabung 10-3-F untuk pembedahan uretra
yang dilengkapi dengan alat pemotong dan counter yang disambungkan dengan arus
listrik. Tindakan ini memerlukan pembiusan umum maupun spinal dan merupakan
tindakan invasive yang masih dianggap aman dan tingkat morbiditas minimal.
TURP merupakan operasi tertutup tanpa insisi serta tidak
mempunyai efek merugikan terhadap potensi kesembuhan. Operasi ini dilakukan
pada prostat yang mengalami pembesaran antara 30-60 gram, kemudian dilakukan
reseksi. Cairan irigasi digunakan secara terus-menerus dengan cairan isotonis
selama prosedur. Setelah dilakukan reseksi, penyembuhan terjadi dengan
granulasi dan reepitelisasi uretra pars prostatika (Anonim,FK UI,2005).
Setelah dilakukan TURP, dipasang kateter Foley tiga
saluran no. 24 yang dilengkapi balon 30 ml, untuk memperlancar pembuangan
gumpalan darah dari kandung kemih. Irigasi kanding kemih yang konstan dilakukan
setelah 24 jam bila tidak keluar bekuan darah lagi. Kemudian kateter dibilas
tiap 4 jam sampai cairan jernih. Kateter dingkat setelah 3-5 hari setelah
operasi dan pasien harus sudah dapat berkemih dengan lancar.
TURP masih
merupakan standar emas. Indikasi TURP ialah gejala-gejala dari sedang sampai
berat, volume prostat kurang dari 60 gram dan pasien cukup sehat untuk
menjalani operasi. Komplikasi TURP jangka pendek adalah perdarahan, infeksi,
hiponatremia atau retensio oleh karena bekuan darah. Sedangkan komplikasi
jangka panjang adalah striktura uretra, ejakulasi retrograd (50-90%), impotensi
(4-40%). Karena pembedahan tidak mengobati penyebab BPH, maka biasanya penyakit
ini akan timbul kembali 8-10 tahun kemudian.
§ Terapi invasif minimal, seperti dilatasi balon
tranuretral, ablasi jarum transuretral
I.
PENGELOLAAN PASIEN
1. Pre operasi
-
Pemeriksaan
darah lengkap (Hb minimal 10g/dl, Golongan Darah, CT, BT, AL)
-
Pemeriksaan
EKG, GDS mengingat penderita BPh kebanyakan lansia
-
Pemeriksaan
Radiologi: BNO, IVP, Rongen thorax
-
Persiapan
sebelum pemeriksaan BNO puasa minimal 8 jam.
Sebelum pemeriksaan IVP pasien diberikan diet bubur kecap 2 hari,
lavemen puasa minimal 8 jam, dan mengurangi bicara untuk meminimalkan masuknya
udara
2. Post operasi
-
Irigasi/Spoling
dengan Nacl
§ Post operasi hari 0 : 80
tetes/menit
§ Hari pertama post operasi : 60 tetes/menit
§ Hari ke 2 post operasi : 40
tetes/menit
§ Hari ke 3 post operasi : 20
tetes/menit
§ Hari ke 4 post operasi diklem
§ Hari ke 5 post operasi
dilakukan aff irigasi bila tidak ada masalah (urin dalam kateter bening)
-
Hari
ke 6 post operasi dilakukan aff drain bila tidak ada masalah (cairan
serohemoragis < 50cc)
-
Infus
diberikan untuk maintenance dan memberikan obat injeksi selama 2 hari, bila
pasien sudah mampu makan dan minum dengan baik obat injeksi bisa diganti dengan
obat oral.
-
Tirah
baring selama 24 jam pertama. Mobilisasi setelah 24 jam post operasi
-
Dilakukan
perawatan luka dan perawatan DC hari ke-3 post oprasi dengan betadin
-
Anjurkan
banyak minum (2-3l/hari)
-
DC
bisa dilepas hari ke-9 post operasi
-
Hecting
Aff pada hari k-10 post operasi.
-
Cek
Hb post operasi bila kurang dari 10 berikan tranfusi
-
Jika
terjadi spasme kandung kemih pasien dapat merasakan dorongan untuk berkemih,
merasakan tekanan atau sesak pada kandung kemih dan perdarahan dari uretral
sekitar kateter. Medikasi yang dapat melemaskan otot polos dapat membantu mengilangkan
spasme. Kompres hangat pada pubis dapat membantu menghilangkan spasme.
-
Jika
pasien dapat bergerak bebas pasien didorong untuk berjalan-jalan tapi tidak
duduk terlalu lama karena dapat meningkatkan tekanan abdomen, perdarahan
-
Latihan
perineal dilakukan untuk membantu mencapai kembali kontrol berkemih. Latihan
perineal harus dilanjutkan sampai passien mencapai kontrol berkemih.
-
Drainase
diawali sebagai urin berwarna merah muda kemerahan kemudian jernih hingga
sedikit merah muda dalam 24 jam setelah pembedahan.
-
Perdarahan
merah terang dengan kekentalan yang meningkat dan sejumlah bekuan biasanya
menandakan perdarahan arteri. Darah vena tampak lebih gelap dan kurang kental.
Perdarahan vena diatasi dengan memasang traksi pada kateter sehingga balon yang
menahan kateter pada tempatnya memberikan tekannan pada fossa prostatik.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1.
Sebelum Operasi
a. Data
Subyektif
- Klien
mengatakan nyeri saat berkemih
- Sulit
kencing
- Frekuensi
berkemih meningkat
- Sering
terbangun pada malam hari untuk miksi
- Keinginan
untuk berkemih tidak dapat ditunda
- Nyeri
atau terasa panas pada saat berkemih
- Pancaran
urin melemah
- Merasa
tidak puas sehabis miksi, kandung kemih tidak kosong dengan baik
- Kalau
mau miksi harus menunggu lama
- Jumlah
urin menurun dan harus mengedan saat berkemih
- Aliran
urin tidak lancar/terputus-putus
- Urin
terus menetes setelah berkemih
- Merasa
letih, tidak nafsu makan, mual dan muntah
- Klien
merasa cemas dengan pengobatan yang akan dilakukan
b. Data
Obyektif
-
Ekspresi wajah tampak menhan
nyeri
-
Terpasang kateter
2. Sesudah
Operasi
a. Data
Subyektif
-
Klien
mengatakan nyeri pada luka post operasi
-
Klien
mengatakan tidak tahu tentang diet dan pengobatan setelah operas
b. Data
Obyektif
-
Ekspresi tampak menahan
nyeri
-
Ada luka post operasi
tertutup balutan
-
Tampak lemah
-
Terpasang selang irigasi,
kateter, infus
3.
Riwayat kesehatan : riwayat
penyakit dahulu, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit keluarga, pengaruh
BPH terhadap gaya hidup, apakah masalah urinari yang dialami pasien.
4. Pengkajian
fisik
a. Gangguan dalam berkemih
seperti
-
Sering
berkemih
- Terbangun pada malam hari
untuk berkemih
-
Perasaan
ingin miksi yang sangat mendesak
- Nyeri pada saat miksi, pancaran
urin melemah
- Rasa tidak puas sehabis miksi
-
Jumlah
air kencing menurun dan harus mengedan saat berkemih
- Aliran urin tidak
lancar/terputus-putus, urin terus menetes setelah berkemih.
-
Nyeri
saat berkemih
-
Ada
darah dalam urin
-
Kandung
kemih terasa penuh
-
Nyeri
di pinggang, punggung, rasa tidak nyaman di perut.
-
Urin
tertahan di kandung kencing, terjadi distensi kandung kemih
b. Gejala umum seperti keletihan,
tidak nafsu makan, mual muntah, dan rasa tidak nyaman pada epigastrik
c.
Kaji
status emosi : cemas, takut
d. Kaji urin : jumlah, warna,
kejernihan, bau
e. Kaji tanda vital
5. Kaji
pemeriksaan diagnostik
-
Pemeriksaan
radiografi
-
Urinalisa
-
Lab
seperti kimia darah, darah lengkap, urin
6. Kaji
tingkat pemahaman dan pengetahuan klien dan keluarga tentang keadaan dan proses
penyakit, pengobatan dan cara perawatan di rumah.
B.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
a. Pre operasi
-
Nyeri
akut berhubungan dengan agen injuri biologi
-
Cemas
berhubungan
dengan perubahan status kesehatan atau menghadapi proses bedah.
-
Ketidakseimbangan
nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor biologi
-
Perubahan
pola eliminasi berhubungan
dengan spasme kandung kemih.
b. Post operasi
-
Nyeri
akut berhubungan agen injuri fisik (insisi sekunder pada TURP)
-
Resiko
infeksi berhubungan dengan prosedur infasiv pembedahan
-
Kurang
pengetahuan tentang penyakit, diit, dan pengobatan b.d kurangnya
paparan informasi.
-
Defisit
perawatan diri berhubungan dengan imobilisasi pasca operasi.
-
Disfungsi
seksual berhubungan dengan ketakutan akan impoten dari TURP
Rencana keperawatan
PRE OPERASI
No
|
Diagnosa keperawatan
|
Tujuan
|
Intervensi Keperawatan
|
1
|
Nyeri akut
Definisi
: Sensori dan
pengalaman emosional yang tidak menyenangkan yang timbul dari kerusakan
jaringan aktual atau potensial, muncul tiba-tiba atau lambat dengan
intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang bisa diantisipasi atau
diduga dan berlangsung kurang dari 6 bulan.
Faktor
yang berhubungan : Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis)
Batasan
karakteristik :
- Laporan
secara verbal atau non verbal adanya nyeri
- Fakta
dari observasi
- Posisi
untuk menghindari nyeri
- Gerakan
melindungi
- Tingkah
laku berhati-hati
- Muka
topeng
- Gangguan
tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai)
- Terfokus
pada diri sendiri
- Fokus
menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan
interaksi dengan orang dan lingkungan)
- Tingkah
laku distraksi, contoh : jalan-jalan, menemui orang lain dan/atau aktivitas,
aktivitas berulang-ulang)
- Respon
autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi
dan dilatasi pupil)
- Perubahan
autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku)
- Tingkah
laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel,
nafas panjang/berkeluh kesah)
- Perubahan
dalam nafsu makan dan minum
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama ….x 24 jam, klien dapat:
1.
Mengontol
nyeri
Definisi : tindakan seseorang untuk mengontrol
nyeri
ndikator:
§ Mengenal faktor-faktor
penyebab
§ Mengenal onset/waktu
kejadian nyeri
§ tindakan pertolongan
non-analgetik
§ Menggunakan analgetik
§ melaporkan
gejala-gejala kepada tim kesehatan (dokter, perawat)
§ nyeri terkontrol
2.
Menunjukkan tingkat nyeri
Definisi : tingkat keparahan dari nyeri
yang dilaporkan atau ditunjukan
Indikator:
§ Melaporkan nyeri
§ Frekuensi nyeri
§ Lamanya episode nyeri
§ Ekspresi nyeri: wajah
§ Posisi melindungi tubuh
§ Kegelisahan
§ Perubahan Respirasirate
§ Perubahan Heart Rate
§ Perubahan tekanan Darah
§ Perubahan ukuran Pupil
§ Perspirasi
§ Kehilangan nafsu makan
|
1.
Manajemen Nyeri
Definisi : perubahan atau pengurangan nyeri ke tingkat kenyamanan
yang dapat diterima pasien
Intervensi:
- Kaji
secara menyeluruh tentang nyeri, meliputi: lokasi, karakteristik, waktu
kejadian, lama, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan
faktor-faktor pencetus
- Observasi
isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan, khususnya dalam
ketidakmampuan untuk komunikasi secara efektif
-
Berikan
analgetik sesuai dengan anjuran
- Gunakan
komunkasi terapeutik agar klien dapat mengekspresikan nyeri
-
Kaji
latar belakang budaya klien
-
Tentukan
dampak dari ekspresi nyeri terhadap kualitas hidup: pola tidur, nafsu makan,
aktifitas mood, hubungan, pekerjaan, tanggungjawab peran
- Kaji
pengalaman individu terhadap nyeri,
keluarga dengan nyeri kronis
- Evaluasi tentang keefektifan dari tindakan
mengontrol nyeri yang telah digunakan
- Berikan
dukungan terhadap klien dan keluarga
- Berikan
informasi tentang nyeri, seperti: penyebab, berapa lama terjadi, dan tindakan
pencegahan
- Kontrol
faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon klien terhadap
ketidaknyamanan (contoh : temperatur
ruangan, penyinaran, dll)
- Anjurkan
klien untuk memonitor sendiri nyeri
- Ajarkan
penggunaan teknik non-farmakologi
(ex: relaksasi,
guided imagery, terapi musik, distraksi, aplikasi panas-dingin, massase)
- Evaluasi
keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri
- Modifikasi
tindakan mengontrol nyeri berdasarkan respon klien
-
Tingkatkan
tidur/istirahat yang cukup
- Anjurkan
klien untuk berdiskusi tentang pengalaman nyeri secara tepat
- Beritahu
dokter jika tindakan tidak berhasil atau terjadi keluhan
- Informasikan
kepada tim kesehatan lainnya/anggota keluarga saat tindakan nonfarmakologi
dilakukan, untuk pendekatan preventif
- monitor
kenyamanan klien terhadap manajemen nyeri
2. Pemberian Analgetik
Definisi : penggunaan agen
farmakologi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri
Intervensi:
- Tentukan
lokasi nyeri, karakteristik, kualitas,dan keparahan sebelum pengobatan
-
Berikan
obat dengan prinsip 5 benar
-
Cek
riwayat alergi obat
- Libatkan
klien dalam pemilhan analgetik yang akan digunakan
- Pilih
analgetik secara tepat /kombinasi lebih dari satu analgetik jika telah
diresepkan
- Tentukan
pilihan analgetik (narkotik, non narkotik, NSAID) berdasarkan tipe dan
keparahan nyeri
- Monitor tanda-tanda vital,
sebelum dan sesudah pemberian analgetik
- Monitor
reaksi obat dan efeksamping obat
- Dokumentasikan
respon dari analgetik dan efek-efek yang tidak diinginkan
- Lakukan
tindakan-tindakan untuk menurunkan efek analgetik (konstipasi/iritasi
lambung)
3. Manajemen
lingkungan : kenyamanan
Definisi : memanipulasi lingkungan untuk kepentingan terapeutik
Intervensi :
- Pilihlah
ruangan dengan lingkungan yang tepat
- Batasi
pengunjung
- Tentukan
hal-hal yang menyebabkan ketidaknyamanan seperti pakaian lembab
- Sediakan
tempat tidur yang nyaman dan bersih
- Tentukan
temperatur ruangan yang paling nyaman
- Sediakan
lingkungan yang tenang
- Perhatikan
hygiene pasien untuk menjaga kenyamanan
- Atur
posisi pasien yang membuat nyaman.
|
2.
|
Cemas
Definisi
: Perasaan gelisah yang tak jelas dari
ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai respon autonom (sumner tidak
spesifik atau tidak diketahui oleh individu); perasaan keprihatinan
disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. Sinyal ini merupakan peringatan
adanya ancaman yang akan datang dan memungkinkan individu untuk mengambil
langkah untuk menyetujui terhadap tindakan.
Faktor
yang berhubungan
: terpapar racun, konflik yang tidak disadari tentang nilai-nilai
utama/tujuan hidup, berhubungan dengan keturunan/herediter, kebutuhan tidak
terpenuhi, transmisi iterpersonal, krisis situasional/maturasional, ancaman
kematian, ancaman terhadap konsep diri, stress, substans abuse, perubahan
dalam: status peran, status kesehatan, pola interaksi, fungsi peran,
lingkungan, status ekonomi.
Batasan
karaktersistik :
Perilaku
- Produktivitas
berkurang
- Scanning
dan kewaspadaan
- Kontak
mata yang buruk
- Gelisah
- Pandangan
sekilas
- Pergerakan
yang tidak berhubungan, (misal : berjalan dengan menyeret kaki, pergelangan
tangan/lengan
-
Menunjukkan
perhatian seharusnya dalam kejadian hidup
-
Insomnia
-
Resah
Affektive
- Penyesalan
- Irritable
- Kesedihan
yang mendalam
- Ketakutan
- Gelisah,
gugup
- Mudah
tersinggung
- Rasa
nyeri hebat dan menetap
- Ketidakberdayaan
meningkat
- Membingungkan
- Ketidaktentuan
- Peningkatan
kewaspadaan
- Fokus
pada diri
- Perasaan
tidak adekuat
- Ketakutan
- Distress
- Kekhawatiran,
prihatin
- Cemas
Fisiologis
:
- Suara
gemetar
- Gemetar,
tangan tremor
- Goyah
- Respirasi
meningkat (simpatis)
- Keinginan
kencing (parasimpatis)
- Nadi
meningkat (simpatis)
- Berkeringat
banyak
- Wajah
tegang
- Anorexia
(simpatis)
- Jantung
berdetak kuat (simpatis)
- Diare
(parasimpatis)
- Keragu-raguan
dalam berkemih (parasimpatis)
- Kelelahan
(Simpatis)
- Mulut
kering (simpatis)
- Kelemahan
(simpatis)
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama......x24
jam pasien menunjukan dapat :
1. Mengontrol cemas:
Definisi : Tindakan seseorang untuk
mengurangi perasaan tertekan/terbebani dan ketegangan dari sumber yang tidak
dapat diidentifikasi
Indikator :
-
Monitor
intensitas cemas
-
Meghilangkan
penyebab cemas
-
Menurunkan
stimulus lingkungan ketika cemas
-
Mencari
informasi untuk menurunkan cemas
-
Gunakan
strategi koping efektif
-
Melaporkan
kepada perawat penurunan lama cemas
-
Menggunakan
teknik relaksasi untuk menurunkan
cemas
-
Mempertrahankan
hubungan sosial
-
Mempertahankan
konsentrasi
-
Melaporkan
kepada perawat tidur cukup
-
Melaporkan
kepada perawat bahwa cemas tidak mempengatruhi keadaan fisik
-
Tidak
adanya tingkahlaku yang menunjukan cemas
2. Koping yang baik
Definisi : Tindakan untuk mengelola
stressor yang menggunakan sumber individu
Indikator :
-
Mengenal
koping efektif
-
Mengenal
koping tak efektif
-
Memverbalkan
kemampuan kontrol
-
Melaporkan
menurunnya stress
-
Memverbalkan
penerimaan terhadap situasi
-
Mencari
informasi yang berkaitan dengan penyakit dan pengobatannya
-
Modifikasi
gaya hidup sesuai kebutuhan
-
Beradaptasi
dengan perubahan perkembangan
-
Menggunakan
support sosial yang memungkinkan
-
Mengerjakan
sesuatu yang menurunkan stress
-
Mengenal
strategi koping multipel
-
Menggunakan
strategi koping efektif
-
Menghindari
situasi penuh stress
-
Memverbalkan
kebutuhan akan bantuan
-
Mencari
pertolongan professional yang sesuai
-
Melaporkan
menurunnya keluhan fisik
-
Melaporkan
menurunnya perasaan negatif
-
Melaporkan
kenyamanan psikologis yang meningkat
|
. Menurunkan cemas
Definisi : meminimalkan rasa takut, cemas, merasa dalam bahaya
atau ketidaknyamanan terhadap sumber yang tidak diketahui
Intervernsi:
-
Tenangkan
pasien
-
Jelaskan
seluruh prosedurt tindakan kepada pasien dan perasaan yang mungkin muncul
pada saat melakukan tindakan
-
Berusaha
memahami keadaan pasien
-
Berikan
informasi tentang diagnosa, prognosis dan tindakan
-
Mendampingi
pasien untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kenyamanan
-
Dorong
pasien untuk menyampaikan tentang isi perasaannya
-
Kaji
tingkat kecemasan
-
Dengarkan
dengan penuh perhatian
-
Ciptakan
hubungan saling percaya
-
Bantu
pasien menjelaskan keadaan yang bisa menimbulkan kecemasan
-
Bantu
pasien untuk mengungkapkan hal hal yang membuat cemas
-
Ajarkan
pasien teknik relaksasi
-
Berikan
obat obat yang mengurangi cemas
|
3.
|
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang
dari kebutuhan tubuh
Definisi
: Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme
tubuh
Batasan
karakteristik :
-
Berat badan ³ 20 % di bawah ideal
-
Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari
RDA (Recomended Daily Allowance)
-
Membran mukosa dan konjungtiva pucat
-
Kelemahan otot yang digunakan untuk
menelan/mengunyah
-
Luka, peradangan pada rongga mulut
-
Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah
makanan
-
Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan
-
Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa
-
Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan
-
Miskonsepsi
-
Kehilangan BB dengan makanan cukup
-
Keengganan untuk makan
-
Kram pada abdomen
-
Tonus otot jelek
-
Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi
-
Kurang berminat terhadap makanan
-
Pembuluh darah kapiler mulai rapuh
-
Diare dan atau steatorrhea
-
Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)
-
Suara usus hiperaktif
-
Kurangnya informasi, misinformasi
Faktor
yang berhubungan
: Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat
gizi berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi.
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …. X 24 jam
klien dapat menunjukkan
1. status nutrisi yang baik,
Definisi : Nutrisi cukup untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh
Indikator :
-
Masukan
nutrisi
-
Masukan
makanan dan cairan
-
Tingkat
energi cukup
-
Berat
badan stabil
-
Nilai
laboratorium
|
1. Manajemen Nutrisi
Definisi : membantu dengan atau
menyediakan masukan diet seimbang dari makanan dan cairan
Intervensi :
-
Catat
jika klien memiliki alergi makanan
-
Catat
makanan kesukaan klien
-
Tentukan
jumlah kalori dan tipe nutrien yang dibutuhkan
-
Dorong
asupan kalori sesuai tipe tubuh dan gaya hidup
-
Dorong
asupan zat besi
-
Tawarkan
makanan ringan
-
Berikan
gula tambahan k/p
-
Tawarkan
bumbu sebagai pengganti garam
-
Berikan
makanan tinggi kalori, protein dan minuman yang mudah dikonsumsi
-
Berikan
pilihan makanan
-
Sesuaikan
diet dengan gaya hidup klien
-
Ajarkan
klien cara membuat catatan makanan
-
Monitor
asupan nutrisi dan kalori
-
Timbang
berat badan secara teratur
-
Berikan
informasi tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya
-
Ajarkan
teknik penyiapan dan penyimpanan makanan
-
Tentukan
kemampuan klien untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya
2.
Monitor
nutrisi
Definisi : mengumpulkan dan menganalisa
data dari pasien untuk mencegahatau meminimalkan malnutrisi.
Intervensi :
-
BB
klien dalam interval spesifik
-
Monitor
adanya penurunan BB
-
Monitor
tipe dan jumlah nutrisi untuk aktivitas biasa
-
Monitor respon emosi klien saat berada dalam
situasi yang mengharuskan makan.
-
Monitor
interaksi anak dengan orang tua selama makan.
-
Monitor
lingkungan selama makan.
-
Jadwalkan
pengobatan dan tindakan, tidak selama jam makan.
-
Monitor
kulit kering dan perubahan pigmentasi
-
Monitor
turgor kulit
-
Monitor
kekeringan, rambut kusam dan mudah patah.
-
Monitor
adanya bengkak pada alat pengunyah, peningkatan perdarahan, dll.
-
Monitor
mual dan muntah
-
Monitor
kadar albumin, total protein, Hb, kadar Ht.
-
Monitor
kadar limfosit dan elektrolit.
-
Monitor
makanan kesukaan.
-
Monitor
pertumbuhan dan perkembangan.
-
Monitor
kadar energi, kelelahan, kelemahan.
-
Monitor
pucat, kemerahan, dan kekeringan pada jaringan konjungtiva.
-
Monitor
kalori dan intake nutrisi.
-
Catat
adanya edema, hiperemia, hipertropik papila lidah dan cavitas oral.
-
Catat
jika lidah berwarna merah keunguan.
|
4.
|
Perubahan Pola eliminasi
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 5-7
hari pasien tidak mengalami inkontinensia
Kriteria =
-
pasien dapat buang air
kecil teratur
-
bebas dari distensi
kandung kemih
|
1. Kaji haluaran urine dan system kateter/drainase,
khususnya selama irigasi kandung kemih
2. Bantu pasien memilih posisi normal untuk berkemih
(berdiri, berjalan ke kamar mandi) dengan frekuensi sering setelah kateter
dilepas
3. Perhatikan waktu, jumlah urine, ukuran aliran
setelah kateter dilepas.
4. Beri tindakan asupan oral 2000-3000 ml/hari, jika
tidak ada kontraindikasi
5. Beri latihan perineal (Kegel traning) 15-20 kali/jam
selam 2-3 minggu anjurkan dan motivasi pasien untuk melakukannya
6. Pertahankan irigasi kandung kemih secara kontinou
sesuai indikasi pada periode pascaoperasi dini.
|
POST OPERASI
1
|
Nyeri akut
Definisi
: Sensori dan
pengalaman emosional yang tidak menyenangkan yang timbul dari kerusakan
jaringan aktual atau potensial, muncul tiba-tiba atau lambat dengan
intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang bisa diantisipasi atau
diduga dan berlangsung kurang dari 6 bulan.
Batasan
karakteristik :
- Laporan
secara verbal atau non verbal adanya nyeri
- Fakta
dari observasi
- Posisi
untuk menghindari nyeri
- Gerakan
melindungi
- Tingkah
laku berhati-hati
- Muka
topeng
- Gangguan
tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai)
- Terfokus
pada diri sendiri
- Fokus
menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan
interaksi dengan orang dan lingkungan)
- Tingkah
laku distraksi, contoh : jalan-jalan, menemui orang lain dan/atau aktivitas,
aktivitas berulang-ulang)
- Respon
autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi
dan dilatasi pupil)
- Perubahan
autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku)
- Tingkah
laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis,
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama ….x 24 jam, klien dapat:
1.
Mengontol
nyeri
Definisi : tindakan seseorang untuk mengontrol
nyeri
ndikator:
§ Mengenal faktor-faktor
penyebab
§ Mengenal onset/waktu
kejadian nyeri
§ tindakan pertolongan
non-analgetik
§ Menggunakan analgetik
§ melaporkan
gejala-gejala kepada tim kesehatan (dokter, perawat)
§ nyeri terkontrol
2. Menunjukkan tingkat nyeri
Definisi : tingkat keparahan dari nyeri
yang dilaporkan atau ditunjukan
Indikator:
§ Melaporkan nyeri
§ Frekuensi nyeri
§ Lamanya episode nyeri
§ Ekspresi nyeri: wajah
§ Posisi melindungi tubuh
§ Kegelisahan
§ Perubahan Respirasirate
§ Perubahan Heart Rate
§ Perubahan tekanan Darah
§ Perubahan ukuran Pupil
§ Perspirasi
§ Kehilangan nafsu makan
|
1.
Manajemen Nyeri
Definisi : perubahan atau pengurangan nyeri ke tingkat kenyamanan
yang dapat diterima pasien
Intervensi:
- Kaji
secara menyeluruh tentang nyeri, meliputi: lokasi, karakteristik,waktu
kejadian, lama, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan
faktor-faktor pencetus
- Observasi
isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan, khususnya dalam
ketidakmampuan untuk komunikasi secara efektif
-
Berikan
analgetik sesuai dengan anjuran
- Gunakan
komunkasi terapeutik agar klien dapat mengekspresikan nyeri
-
Kaji
latar belakang budaya klien
-
Tentukan
dampak dari ekspresi nyeri terhadap kualitas hidup: pola tidur, nafsu makan,
aktifitas mood, hubungan, pekerjaan, tanggungjawab peran
- Kaji
pengalaman individu terhadap nyeri, keluarga
dengan nyeri kronis
- Evaluasi tentang keefektifan dari tindakan
mengontrol nyeri yang telah digunakan
- Berikan
dukungan terhadap klien dan keluarga
- Berikan
informasi tentang nyeri, seperti: penyebab, berapa lama terjadi, dan tindakan
pencegahan
- Kontrol
faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon klien terhadap
ketidaknyamanan (contoh : temperatur
ruangan, penyinaran, dll)
- Anjurkan
klien untuk memonitor sendiri nyeri
- Ajarkan
penggunaan teknik non-farmakologi
- (ex:
relaksasi, guided imagery, terapi musik, distraksi, aplikasi panas-dingin,
massase)
- Evaluasi
keefektifan dari tindakan mengontrol
nyeri yang telah digunakan
- Berikan
dukungan terhadap klien dan keluarga
- Berikan
informasi tentang nyeri, seperti: penyebab, berapa lama terjadi, dan tindakan
pencegahan
- Kontrol
faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon klien terhadap
ketidaknyamanan (contoh : temperatur
ruangan, penyinaran, dll)
- Anjurkan
klien untuk memonitor sendiri nyeri
- Ajarkan
penggunaan teknik non-farmakologi
- (ex:
relaksasi, guided imagery, terapi musik, distraksi, aplikasi panas-dingin,
massase)
- Evaluasi
keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri
- Modifikasi
tindakan mengontrol nyeri berdasarkan respon klien
-
Tingkatkan
tidur/istirahat yang cukup
- Anjurkan
klien untuk berdiskusi tentang pengalaman nyeri secara tepat
- Beritahu
dokter jika tindakan tidak berhasil atau terjadi keluhan
- Informasikan
kepada tim kesehatan lainnya/anggota keluarga saat tindakan nonfarmakologi
dilakukan, untuk pendekatan preventif
- monitor
kenyamanan klien terhadap manajemen nyeri
2. Pemberian Analgetik
Definisi : penggunaan agen
farmakologi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri
Intervensi:
- Tentukan
lokasi nyeri, karakteristik, kualitas,dan keparahan sebelum pengobatan
-
Berikan
obat dengan prinsip 5 benar
-
Cek
riwayat alergi obat
- Libatkan
klien dalam pemilhan analgetik yang akan digunakan
- Pilih
analgetik secara tepat /kombinasi lebih dari satu analgetik jika telah
diresepkan
- Tentukan
pilihan analgetik (narkotik, non narkotik, NSAID) berdasarkan tipe dan
keparahan nyeri
- Monitor tanda-tanda vital,
sebelum dan sesudah pemberian analgetik
- Monitor
reaksi obat dan efeksamping obat
- Dokumentasikan
respon dari analgetik dan efek-efek yang tidak diinginkan
- Lakukan
tindakan-tindakan untuk menurunkan efek analgetik (konstipasi/iritasi
lambung)
3. Manajemen
lingkungan : kenyamanan
Definisi : memanipulasi lingkungan untuk kepentingan terapeutik
Intervensi :
- Pilihlah
ruangan dengan lingkungan yang tepat
- Batasi
pengunjung
- Tentukan
hal-hal yang menyebabkan ketidaknyamanan seperti pakaian lembab
- Sediakan
tempat tidur yang nyaman dan bersih
- Tentukan
temperatur ruangan yang paling nyaman
- Sediakan
lingkungan yang tenang
- Perhatikan
hygiene pasien untuk menjaga kenyamanan
- Atur
posisi pasien yang membuat nyaman.
|
2
|
Resiko infeksi
Definisi
: Peningkatan resiko masuknya organisme patogen
Faktor-faktor
resiko :
-
Prosedur Invasif
-
Ketidakcukupan pengetahuan untuk menghindari
paparan patogen
-
Trauma
-
Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan
lingkungan
-
Ruptur membran amnion
-
Agen farmasi (imunosupresan)
-
Malnutrisi
-
Peningkatan paparan lingkungan patogen
-
Imonusupresi
-
Ketidakadekuatan imum buatan
-
Tidak adekuat pertahanan sekunder (penurunan Hb,
Leukopenia, penekanan respon inflamasi)
-
Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit tidak
utuh, trauma jaringan, penurunan kerja silia, cairan tubuh statis, perubahan
sekresi pH, perubahan peristaltik)
-
Penyakit kronik
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama … x 24 jam,
klien menunjukan
1.
Pengetahuan klien tentang kontrol infeksi meningkat
Definisi : Tindakan untuk mengurangi
ancaman kesehatan secara aktual dan potensial
Indikator:
§ Menerangkan cara-cara
penyebaran
§ Menerangkan
factor-faktor yang berkontribusi dengan penyebaran
§ Menjelaskan tanda-tanda dan
gejala
§ Menjelaskan
aktivitas yang dapat meningkatkan resistensi terhadap infeksi
2.
pengetahuan tentang deteksi resiko meningkat
Definisi : Tindakan untuk
mengidentifikasi ancaman kesehatan
Indikator :
-
Mengenali
tanda dan gejala yang mengindikasikan resiko
-
Mengidentifikasi
resiko kesehatan potensial
-
Mencari
pembenaran resiko yang dirasakan
-
Memeriksakan
diri pada interval waktu yang ditentukan
-
Berpartisipasi
dalam screening pada interval waktu yang ditentukan
-
Mengetahui
keadaan kesehatan keluarga saat ini
-
Selalu
mengetahui / memonitor keadaan kesehatan keluarga
-
Selalu
mengetahui / memonitor kesehatan diri
-
Menggunakan
sumber-sumber informasi untuk tetap
mendapatkan informasi tentang resiko potensial
-
Menggunakan
sarana pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan
3. Status
nutrisi yang baik,
Definisi : Nutrisi cukup untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh
Indikator :
-
Masukan
nutrisi
-
Masukan
makanan dan cairan
-
Tingkat
energi cukup
-
Berat
badan stabil
-
Nilai
laboratorium
4. Luka
sembuh, dengan indikator:
§ Kulit utuh
§ Berkurangnya drainase
purulen
§ Drainase serousa pada luka
berkurang
§ Drainase sanguinis pada luka
berkurang
§ Drainase serosa sangunis
pada luka berkurang
§ Drainase sangunis pada drain
berkurang
§ Drainase serosasanguinis
pada drain berkurang
§ Eritema disekitar kulit
berkurang
§ Edema sekitar luka berkurang
§ Suhu kulit tidak meningkat
§ Luka tidak berbau
|
1.
Kontrol
Infeksi
Definisi :
Meminimalkan mendapatkan infeksi dan trasmisi agen infeksi
Itervensi :
- Bersikan
lingkungan secara tepat setelah digunakan oleh klien
- Ganti
peralatan klien setiap selesai tindakan
-
Batasi
jumlah pengunjung
-
Ajarkan
cuci tangan untuk menjaga kesehatan individu
- Anjurkan
klien untuk cuci tangan dengan tepat
-
Gunakan
sabun antimikrobial untuk cuci tangan
- Anjurkan
pengunjung untuk mencuci tangan sebelum dan setelah meninggalkan ruangan
klien
- Cuci
tangan sebelum dan sesudah kontak dengan klien
-
Lakukan
universal precautions
-
Gunakan
sarung tangan steril
-
Lakukan
perawatan aseptic pada semua jalur IV
- Lakukan
teknik perawatan luka yang tepat
-
Tingkatkan
asupan nutrisi
-
Anjurkan
asupan cairan
-
Anjurkan
istirahat
-
Berikan
terapi antibiotik
- Ajarkan
klien dan keluarga tentang tanda-tanda dan gejala dari infeksi
-
Ajarkan
klien dan anggota keluarga bagaimana mencegah infeksi
2.
Proteksi
infeksi
Definisi :
Meminimalkan mendapatkan infeksi dan trasmisi agen infeksi
Intervensi :
-
Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
-
Pertahankan teknik isolasi
-
Batasi pengunjung bila perlu
-
Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat
berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien
-
Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
-
Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
kperawtan
-
Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
-
Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
-
Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing
sesuai dengan petunjuk umum
-
Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi
kandung kencing
-
Tingktkan intake nutrisi
-
Berikan terapi antibiotik bila perlu
3.
Manajemen
Nutrisi
Definisi : membantu dengan memberikan
diet makanan dan cairan yang seimbang.
Tindakan :
- Tanyakan
pada klien tentang alergi terhadap makanan
- Tanyakan makanan kesukaan
klien
- Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
- Anjurkan
masukan kalori yang tepat yang sesuai dengan gaya hidup
- Anjurkan
peningkatan masukan zat besi yang sesuai
- Anjurkan
peningkatan masukan protein dan vitamin C
-
Anjurkan untuk banyak makan buah dan minum
- Pastikan diit tidak menyebabkan konstipasi
- Berikan
klien diit tinggi protein, tinggi kalori
|
3
|
Kurang pengetahuan tentang :
penyakit, diet, pengobatan
Definisi :
tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif
sehubungan dengan topik spesifik
Batasan
karakteristik : memverbalisasikan adanya masalah, ketidakakuratan
mengikuti instruksi, perilaku tidak sesuai.
Faktor
yang berhubungan : keterbatasan kognitif, interpretasi terhadap
informasi yang salah, kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak
mengetahui sumber-sumber informasi.
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam
pengetahuan klien dan keluarga meningkat tentang:
1. Proses penyakit
Indikator:
-
Mengenal nama penyakit
-
Menjelaskan
proses penyakit
-
Menjelaskan
penyebab/fakor yang berkontribusi
-
Menjelaskan
factor-faktor resiko
-
Menjelaskan
efek dari penyakit
-
Menjelaskan
tanda-tanda dan gejala
-
Menjelaskan
tentang komplikasi dan tanda gejalanya
-
Menjelaskan
tentang perawatan dirumah
2. Diet,
dengan indikator:
-
Menggambarkan
diet yang dianjurkan
-
Menyebutkan keuntungan dari mengikuti anjuran diet
-
Menyebutkan
tujuan dari diet yang yang dianjurkan
-
Menyebutkan
makanan-makanan yang diperbolehkan dalam diet
-
Menyebutkan
makanan-makanan yang dilarang
-
Memilih
makanan-makanan yang dianjurkan dalam diet
3.
Pengobatan, dengan indikator:
-
Menggambarkan
metode pengobatan yang tepat
-
Menggambarkan
tindakan-tindakan dalam pengobatan
-
Menggambarkan
efek samping dalam pengobatan
-
Menyebutkan
interakasi obat dengan agen yang lainnya
-
Menyebutkan
rute pemberian obat yang tepat
|
1. Pendidikan kesehatan:
Proses penyakit
-
Gali pengetahuan tentang proses penyakit
-
Jelaskan
patofisiologi penyakit
-
Jelaskan
tanda dan gejala penyakit
-
Terangkan
proses penyakit
-
Identifikasi
proses kemungkinan penyebab
-
Berikan
informasi tentang kondisi pasien
-
Hindari
memberi harapan palsu
-
Berikan
informasi kondisi pasien pada keluarga
-
Diskusikan
perubahan gaya hidup untuk mencegah komplikasi di masa depan
-
Diskusikan
pilihan terapi
-
Terangkan
rasional tindakan
-
Terangkan
komplikasi kronik
-
Terangkan
tanda dan gejala yang harus dilaporkan
-
Jelaskan
cara mencegah atau meminimalkan efek samping penyakit.
2. Ajarkan : Diet
-
Kaji
pengetahuan klien tentang diet yang dianjurkan
-
Tentukan
sikap keluarga klien terhadap diet
-
Jelaskan
tujuan diet
-
Informasikan
berapa lama diet harus diikuti
-
Anjarkan
klien tentang makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan
-
Bantu
klien untuk mencatat makanan kesukaan dalam diet yang dianjurkan
-
Observasi
pilihan makanan klien sesuai dengan diet yang dianjurkan
-
Anjurkan
membuat rencana makan
-
Dorong
untuk mengikuti informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan lain
-
Konsul
ahli gizi
-
Libatkan
keluarga
2. Ajarkan :
pengobatan
-
Jelaskan
klien utk mengenal karakteristik obat
-
Informasikan
nama generik dan nama dagang
-
Jelaskan
tujuan dan kerja obat
-
Jelaskan
dosis, rute dan durasi obat
-
Evaluasi
kemampuan klien menggunakan obat
-
Ajarkan
klien untuk melakukan prosedur sebelum minum obat
-
Informasikan
apa yang dilakukan jika dosis obat hilang
-
Informasikan
akibat tidak minum obat
-
Informasikan
efek samping obat
-
Jelaskan
tanda dan gejala over dosis obat
-
Jelaskan
cara menyimpan obat
-
Jelaskan
interaksi obat
-
Jelaskan
cara mencegah atau mengurangi efek samping obat
-
Berikan
informasi tertulis tentang aksi, tujuan, efek samping obat, dll
|
4
|
Sindroma Defisit Perawatan Diri
(kurang
perawatan diri : mandi, berpakaian, makan, dan toileting)
Definisi :
Gangguan
kemampuan untuk melakukan ADL pada diri
Batasan
karakteristik : ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk
berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakmampuan untuk toileting
Faktor
yang berhubungan : kelemahan, kerusakan kognitif atau perceptual,
kerusakan neuromuskular/ otot-otot saraf.
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama … x 24 jam,
klien mampu melakukan perawatan diri: Activities of Daily Living (ADL), dengan indikator:
-
makan
-
berpakaian
-
toileting
-
mandi
-
berhias
-
hygiene
-
oral
hygiene
-
ambulasi:
berjalan
-
ambulasi:
wheelchair
-
transfer
performance
|
1.Bantu
dalam perawatan diri (mandi, berpakaian, berhias, makan, toileting)
Definisi : membantu pasien untuk
memenuhi ADL
Intervensi :
§ Monitor kemempuan klien
untuk perawatan diri yang mandiri.
§ Monitor kebutuhan klien
untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting
dan makan.
§ Sediakan bantuan sampai
klien mampu secara utuh untuk melakukan self-care.
§ Dorong klien untuk melakukan
aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki.
§ Dorong untuk melakukan
secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya.
§ Ajarkan klien/ keluarga
untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak
mampu untuk melakukannya.
§ Berikan aktivitas rutin
sehari- hari sesuai kemampuan.
§ Pertimbangkan usia klien
jika mendorong pelaksanaan aktivitas sehari-hari.
|
5.
|
Disfungsi seksual
|
Setelah dilakukan perawaatn selama 2-3 hari pasien
mampu mempertahankan fungsi seksualnya
Kriteria =
-
pasien
menyadari keadaaannya dan akan memulai lagi interaksi seksual dan aktivitas
secara optimal
-
pasien
memahami situasi individual
-
menunjukan
ketrampilan pemecahan masalah
|
1. Berikan keterbukaan pada pasien/orang terdekat untuk
membicarakan tentang masalah inkontinensia dan fungsi seksual
2. Berikan informasi akurat ttg harapan kembalinya
fungsi seksual
3. Diskusikan dasar anatomi, jujur dalam menjawab
pertanyaan pasien
4. Diskusikan ejakulasi retrograd bila pendekatan
transuretral/suprapubik digunakan
5. Rujuk ke penasehat seksual sesuai indikasi
|
6.
|
P K : Perdarahan
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4-5 hari perawat
menagtasi dan meminimalkan komplikasi vaskulair
Kriteria =
-
tidak
terjadi perdarahan
-
tidak
pasien syok hemoragik
|
1. Pantau tanda dan gejala hemoragi
2. Pantau balutan, kateter, drain yang bervariasi
tergantung jenis pembedahan yg dilakuakan (TUR, suprpubik, retropubik,
perineal)
3. Instruksikan klien menghindari ngejan, tidak duduk
di kursi tegak lurus
4. Lakukan irigasi kandung kemih
5. Pastikan asupan cairan yang adekuat
|
DAFTAR PUSTAKA
Johnson, M; Maas, M; Moorhead, S.
2000. Nursing Outcomes Classification (NOC). Mosby: Philadelphia
Mansjoer, A, et all, 2000, Kapita
Selekta Kedokteran, Jilid I, Media Aesculapis, Jakarta
McCloskey, J dan Bulechek, G. 2000. Nursing
Interventions Classification (NIC). Mosby: Philadelphia
Nanda (2000), Nursing
Diagnosis: Prinsip-Prinsip dan Clasification, 2001-2002, Philadelphia, USA.
Smeltzer, S.C, 2001, Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, Vol 2, EGC, Jakarta
Anonym. 2010. http://asuhankeperawatans.blogspot.com/2010/10/asuhan-keperawatan-benigna-prostat.html
terimakasih informasinya, lengkap dan membantu sekali
ReplyDeleteTerimakasih buat infonya dan sangat membantu
ReplyDelete