·          
Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah keadaan
dekompensasi metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia, asidosis dan ketosis,
terutama disebabkan oleh defisiensi insulin absolut atau relatif. KAD dan
hipoglikemia merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang serius dan
membutuhkan pengelolaan gawat darurat. Akibat diuresis osmotik, KAD biasanya
mengalami dehidrasi berat dan bahkan dapat sampai menyebabkan syok.
Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang ditandai
dengan dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis. Ketoasidosis diabetik
merupakan  akibat dari defisiensi berat insulin dan disertai gangguan
metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Keadaan ini merupakan gangguan
metabolisme yang paling serius pada diabetes ketergantungan insulin.
·          
KAD  adalah  keadaan 
yan g  ditandai  dengan 
asidosis  met abolik  akibat pembentukan keton  yang 
berlebihan,  sedangk an  SHH 
ditandai  dengan  hiperos molalitas  berat 
dengan kadar glukosa serum yang biasanya lebih tinggi dari KAD murni (American  Diabetes  Association, 2004)
·          
Ketoasidosis diabetikum adalah merupakan trias dari
hiperglikemia, asidosis, dan ketosis yang terlihat terutama pada pasien dengan
diabetes tipe-1. (Samijean Nordmark, 2008)
·          
Salah  satu  kendala 
dalam  laporan  mengenai 
insidensi,  epide miologi dan
angka kematian KAD adalah belum ditemukannya kesepakatan tentang definisi KAD. Sindroma  ini  mengandung 
triad  yang  terdiri 
dari  hiperglikemia,  ketosis 
dan  asi demia. Konsensus
diantara  para  ahli 
dibidang  i ni   mengenai 
kriteria  diagnost ik  untuk 
KAD  adalah pH  arterial 
<  7,3,  kadar 
bikarbonat  <  15 
mEq/L,  d an  kadar 
glucosa  darah  > 
250  m g/dL disertai ketonemia dan
ketonuria moderate (Kitabchi dkk, 1994).
·          
Diabetic
Keto Acidosis (DKA) adalah komplikasi akut yang mengancam jiwa seorang
penderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol. Kondisi kehilangan urin, air, kalium, amonium,
dan natrium menyebabkan hipovolemia, ketidakseimbangan elektrolit, kadar
glukosa darah sangat tinggi, dan pemecahan asam lemak bebas menyebabkan asidosis
dan sering disertai koma.
(http://medical-dictionary.thefreedictionary.com)
Ada sekitar
20% pasien KAD yang baru diketahui menderita DM untuk pertama kali. Pada pasien
yang sudah diketahui DM sebelumnya, 80% dapat dikenali adanya faktor pencetus.
Mengatasi faktor pencetus ini penting dalam pengobatan dan pencegahan
ketoasidosis berulang. Tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin
yang nyata, yang dapat disebabkan oleh :
1.      Insulin
tidak diberikan atau diberikan dengan dosis yang dikurangi
2.      Keadaan
sakit atau infeksi
3.      Manifestasi
pertama pada penyakit diabetes yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati
Beberapa
penyebab terjadinya KAD adalah:
·          
Infeksi : pneumonia, infeksi traktus urinarius, dan
sepsis. diketahui bahwa jumlah sel darah putih mungkin meningkat tanpa indikasi
yang mendasari infeksi.
·          
Ketidakpatuhan: karena ketidakpatuhan dalam dosis 
·          
Pengobatan: onset baru diabetes atau dosis insulin
tidak adekuat
·          
Kardiovaskuler : infark miokardium
·          
Penyebab lain : hipertiroidisme, pankreatitis,
kehamilan, pengobatan  kortikosteroid and
adrenergik.
(Samijean Nordmark,2008)
Krisis  hiperglikemia 
pada  diab etes  tipe  2   biasanya 
terjadi karena  ada  keadaan 
yang mencetuskannya. Faktor pencetus krisis hiperglikemia ini antara
lain :
1.      Infeksi : meliputi  20 –55%  dari 
kasus  krisis  hiperglikemia 
dicetuskan  oleh Infeksi. Infeksinya
dapat berupa : Pneumonia, Infeksi traktus urinarius, Abses, Sepsis, Lain-lain.
2.      Penyakit vaskular akut: Penyakit serebrovaskuler, Infark miokard akut, Emboli
paru, Thrombosis V.Mesenterika
3.      Trauma, luka bakar, hematom subdural.
4.      Heat stroke
5.      Kelainan gastrointestinal: Pankreatitis akut, Kholesistitis akut, Obstruksi
intestinal
6.      Obat-obatan : Diuretika, Steroid, Lain-lain 
Pada  diabetes 
tipe  1,  krisis 
h iperglikemia  sering  terjadi 
karena  yang  bersangkutan menghentikan  suntikan 
insulin  ataupun  pengobatannya 
tidak  ad ekuat.  Keadaan 
ini  terjadi pada  20-40% 
kasus  KAD.  Pada 
pasien  muda  dengan 
DM   tipe  1, 
permasalahan  psikologi yang  diperumit 
dengan  gangguan  makan 
berperan  sebesar  20%  da
ri  seluruh  faktor 
yang mencetuskan  ketoasidosis.
Faktor  yang  bisa 
mendorong  penghen tian  suntikan 
insulin  pada pasien  muda 
meliputi  ketakutan  akan 
naiknya  berat  badan 
pada  keadaan  kontrol metabolisme  yang 
baik,  ketakut an  akan 
jatuh  dalam  hypoglikem ia,  pemberontakan terhadap otoritas, dan stres
akibat penyakit kronis (Gaglia dkk, 2004) 
Gejala
klinis biasanya berlangsung cepat dalam waktu kurang dari 24 jam. Poliuri,
polidipsi dan penurunan berat badan yang nyata biasanya terjadi beberapa hari
menjelang KAD, dan sering disertai mual-muntah dan nyeri perut. Nyeri perut
sering disalah-artikan sebagai 'akut abdomen'. Asidosis metabolik diduga
menjadi penyebab utama gejala nyeri abdomen, gejala ini akan menghilang dengan
sendirinya setelah asidosisnya teratasi.
Sering
dijumpai penurunan kesadaran, bahkan koma (10% kasus), dehidrasi dan syok
hipovolemia (kulit/mukosa kering dan penurunan turgor, hipotensi dan
takikardi). Tanda lain adalah napas cepat dan dalam (Kussmaul) yang merupakan
kompensasi hiperventilasi akibat asidosis metabolik, disertai bau aseton pada
napasnya.
·          
Sekitar 80% pasien DM ( komplikasi akut )
·          
Pernafasan cepat dan dalam ( Kussmaul )
·          
Dehidrasi ( tekanan turgor kulit menurun, lidah dan
bibir kering )
·          
Kadang-kadang hipovolemi dan syok
·          
Bau aseton dan hawa napas tidak terlalu tercium
·          
Didahului oleh poliuria, polidipsi.
·          
Riwayat berhenti menyuntik insulin
·          
Demam, infeksi, muntah, dan nyeri perut
(Dr.
MHD. Syahputra. Diabetic ketosidosis. http://www.library.usu.ac.id
)
Ketoasidois
terjadi bila tubuh sangat kekurangan insulin. Karena dipakainya jaringan lemak
untuk memenuhi kebutuhan energi, maka akan terbentuk keton. Bila hal ini
dibiarkan terakumulasi, darah akan menjadi asam sehingga jaringan tubuh akan
rusak dan bisa menderita koma. Hal ini biasanya terjadi karena tidak mematuhi perencanaan
makan, menghentikan sendiri suntikan insulin, tidak tahu bahwa dirinya sakit
diabetes mellitus, mendapat infeksi atau penyakit berat lainnya seperti
kematian otot jantung, stroke, dan sebagainya.
Faktor
faktor pemicu yang paling umum dalam perkembangan ketoasidosis diabetik (KAD)
adalah infeksi, infark miokardial, trauma, ataupun kehilangan insulin. Semua
gangguan gangguan metabolik yang ditemukan pada ketoasidosis diabetik (KAD)
adalah tergolong konsekuensi langsung atau tidak langsung dari kekurangan
insulin.
Menurunnya
transport glukosa kedalam jaringan jaringan tubuh akan menimbulkan
hiperglikemia yang meningkatkan glukosuria. Meningkatnya lipolisis akan
menyebabkan kelebihan produksi asam asam lemak, yang sebagian diantaranya akan
dikonversi (diubah) menjadi keton, menimbulkan ketonaemia, asidosis metabolik
dan ketonuria. Glikosuria akan menyebabkan diuresis osmotik, yang menimbulkan
kehilangan air dan elektrolit seperti sodium, potassium, kalsium, magnesium,
fosfat dan klorida. Dehidrsi terjadi 
bila terjadi secara hebat, akan menimbulkan uremia pra renal dan dapat
menimbulkan syok hipovolemik. Asidodis metabolik yang hebat sebagian akan
dikompensasi oleh peningkatan derajad ventilasi (peranfasan Kussmaul).
Muntah-muntah
juga biasanya sering terjadi dan akan mempercepat kehilangan air dan
elektrolit. Sehingga, perkembangan KAD adalah merupakan rangkaian dari siklus
interlocking vicious yang seluruhnya harus diputuskan untuk membantu pemulihan
metabolisme karbohidrat dan lipid normal.
Apabila jumlah
insulin berkurang, jumlah glukosa yang memasuki sel akan berkurang juga .
Disamping itu produksi glukosa oleh hati menjadi tidak terkendali. Kedua faktor
ini akan menimbulkan hiperglikemi. Dalam upaya untuk menghilangkan glukosa yang
berlebihan dari dalam tubuh, ginjal akan mengekskresikan glukosa bersama-sama
air dan elektrolit (seperti natrium dan kalium). Diuresis osmotik yang ditandai
oleh urinasi yang berlebihan (poliuri) akan menyebabkan dehidrasi dan
kehilangna elektrolit. Penderita ketoasidosis diabetik yang berat dapat
kehilangan kira-kira 6,5 L air dan sampai 400 hingga 500 mEq natrium, kalium
serta klorida selama periode waktu 24 jam.Akibat defisiensi insulin yang lain
adlah pemecahan lemak (lipolisis) menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol.
Asam lemak bebas akan diubah menjadi badan keton oleh hati. Pada ketoasidosis
diabetik terjadi produksi badan keton yang berlebihan sebagai akibat dari
kekurangan insulin yang secara normal akan mencegah timbulnya keadaan tersebut.
Badan keton bersifat asam, dan bila bertumpuk dalam sirkulasi darah, badan
keton akan menimbulkan asidosis metabolik
KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)
Pathophysiology of DKA adapted from Urden: Thelan’s Critical Care Nursing: Diagnosis and Management. 5th ed.Cited in Nursing Consult. www.nursingconsult.com
Pada keadaan normal kurang
lebih 50 % glukosa yang dimakan mengalami metabolisme sempurna menjadi CO2
dan air, 10 % menjadi glikogen dan 20 % sampai 40 % diubah menjadi lemak.
Pada Diabetes Mellitus semua proses tersebut terganggu karena terdapat
defisiensi insulin. Penyerapan glukosa kedalam sel macet dan metabolismenya
terganggu. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar glukosa tetap berada dalam
sirkulasi darah sehingga terjadi hiperglikemia.
Penyakit Diabetes Mellitus
disebabkan oleh karena gagalnya hormon insulin. Akibat kekurangan insulin maka
glukosa tidak dapat diubah menjadi glikogen sehingga kadar gula darah meningkat
dan terjadi hiperglikemi. Ginjal tidak dapat menahan hiperglikemi ini, karena
ambang batas untuk gula darah adalah 180 mg% sehingga apabila terjadi
hiperglikemi maka ginjal tidak bisa menyaring dan mengabsorbsi sejumlah glukosa
dalam darah. Sehubungan dengan sifat gula yang menyerap air maka semua
kelebihan dikeluarkan bersama urine yang disebut glukosuria. Bersamaan keadaan
glukosuria maka sejumlah air hilang dalam urine yang disebut poliuria. Poliuria
mengakibatkan dehidrasi intraselluler, hal ini akan merangsang pusat haus
sehingga pasien akan merasakan haus terus menerus sehingga pasien akan minum
terus yang disebut polidipsi.
Produksi insulin yang kurang
akan menyebabkan menurunnya transport glukosa ke sel-sel sehingga sel-sel
kekurangan makanan dan simpanan karbohidrat, lemak dan protein menjadi menipis.
Karena digunakan untuk melakukan pembakaran dalam tubuh, maka klien akan merasa
lapar sehingga menyebabkan banyak makan yang disebut poliphagia. Terlalu banyak
lemak yang dibakar maka akan terjadi penumpukan asetat dalam darah yang menyebabkan
keasaman darah meningkat atau asidosis. Zat ini akan meracuni tubuh bila
terlalu banyak hingga tubuh berusaha mengeluarkan melalui urine dan pernapasan,
akibatnya bau urine dan napas penderita berbau aseton atau bau buah-buahan.
Keadaan asidosis ini apabila tidak segera diobati akan  terjadi koma yang disebut koma diabetik
(Price, 1995).
 Pathway KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)
|  | 
| Pathway Ketoasidosis Diabetik | 
a.      Pemeriksaan
Laboratorium 
1.     Glukosa.
Kadar glukosa dapat bervariasi dari 300 hingga 800 mg/dl. Sebagian pasien
mungkin memperlihatkan kadar gula darah yang lebih rendah dan sebagian lainnya
mungkin memiliki kadar sampai setinggi 1000 mg/dl atau lebih yang biasanya
bergantung pada derajat dehidrasi. Harus disadari bahwa ketoasidosis diabetik
tidak selalu berhubungan dengan kadar glukosa darah. Sebagian pasien dapat
mengalami asidosis berat disertai kadar glukosa yang berkisar dari 100 – 200
mg/dl, sementara sebagian lainnya mungkin tidak memperlihatkan ketoasidosis
diabetikum sekalipun kadar glukosa darahnya mencapai 400-500 mg/dl.
2.     Natrium.
Efek hiperglikemia ekstravaskuler bergerak air ke ruang intravaskuler.
Untuk setiap 100 mg / dL glukosa lebih dari 100 mg / dL, tingkat natrium serum
diturunkan oleh sekitar 1,6 mEq / L. Bila kadar glukosa turun, tingkat natrium
serum meningkat dengan jumlah yang sesuai.
3.     Kalium.
Ini perlu diperiksa sering, sebagai nilai-nilai drop sangat cepat dengan
perawatan. EKG dapat digunakan untuk menilai efek jantung ekstrem di tingkat
potasium.
4.     Bikarbonat.
Kadar bikarbonat serum adalah rendah, yaitu 0- 15 mEq/L dan pH yang
rendah (6,8-7,3). Tingkat pCO2 yang rendah ( 10- 30 mmHg)
mencerminkan kompensasi respiratorik (pernapasan kussmaul) terhadap asidosisi
metabolik. Akumulasi badan keton (yang mencetuskan asidosis) dicerminkan oleh
hasil pengukuran keton dalam darah dan urin. Gunakan tingkat ini dalam
hubungannya dengan kesenjangan anion untuk menilai derajat asidosis.
5.     Sel darah
lengkap (CBC).
Tinggi sel darah putih (WBC) menghitung (> 15 X 109 / L) atau ditandai
pergeseran kiri mungkin menyarankan mendasari infeksi.
6.     Gas darah
arteri (ABG).
pH sering <7.3. Vena pH dapat digunakan untuk mengulang pH measurements.
Brandenburg dan Dire menemukan bahwa pH pada tingkat gas darah vena pada pasien
dengan KAD adalah lebih rendah dari pH 0,03 pada ABG. Karena perbedaan ini
relatif dapat diandalkan dan bukan dari signifikansi klinis, hampir tidak ada
alasan untuk melakukan lebih menyakitkan ABG. Akhir CO2 pasang surut telah dilaporkan
sebagai cara untuk menilai asidosis juga.
7.     Keton.
Diagnosis memadai ketonuria memerlukan fungsi ginjal. Selain itu,
ketonuria dapat berlangsung lebih lama dari asidosis jaringan yang
mendasarinya.
8.     β-hidroksibutirat.
Serum atau hidroksibutirat β kapiler dapat digunakan untuk mengikuti
respons terhadap pengobatan. Tingkat yang lebih besar dari 0,5 mmol / L
dianggap normal, dan tingkat dari 3 mmol / L berkorelasi dengan kebutuhan untuk
ketoasidosis diabetik (KAD).
9.     Urinalisis
(UA)
Cari glikosuria dan urin ketosis. Hal ini digunakan untuk mendeteksi
infeksi saluran kencing yang mendasari.
10.  Osmolalitas
Diukur sebagai 2 (Na +) (mEq / L) + glukosa (mg / dL) / 18 + BUN (mg /
dL) / 2.8. Pasien dengan diabetes ketoasidosis yang berada dalam keadaan koma
biasanya memiliki osmolalitis > 330 mOsm / kg H2O. Jika
osmolalitas kurang dari > 330 mOsm / kg H2O ini, maka pasien
jatuh pada kondisi koma.
11.  Fosfor
Jika pasien berisiko hipofosfatemia (misalnya, status gizi buruk,
alkoholisme kronis), maka tingkat fosfor serum harus ditentukan.
12.  Tingkat BUN
meningkat.
Anion gap yang lebih tinggi dari biasanya.
13.  Kadar
kreatinin
Kenaikan kadar kreatinin, urea nitrogen darah (BUN) dan Hb juga dapat
terjadi pada dehirasi. Setelah terapi rehidrasi dilakukan, kenaikan kadar
kreatinin dan BUN serum yang terus berlanjut akan dijumpai pada pasien yang
mengalami insufisiensi renal.
Tabel Sifat-sifat penting dari tiga bentuk dekompensasi
(peruraian)
metabolik pada diabetes.
| 
Sifat-sifat | 
Diabetic 
ketoacidosis 
(KAD) | 
Hyperosmolar 
non
  ketoticcoma 
(HONK) | 
Asidosis
  laktat | 
| 
Glukosa plasma | 
Tinggi | 
Sangat tinggi | 
Bervariasi | 
| 
Ketone | 
Ada | 
Tidak ada | 
Bervariasi | 
| 
Asidosis | 
Sedang/hebat | 
Tidak ada | 
Hebat | 
| 
Dehidrasi | 
Dominan | 
Dominan | 
Bervariasi | 
| 
Hiperventilasi | 
Ada | 
Tidak ada | 
Ada | 
b.     Pemeriksaan
Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik untuk
ketoasidosis diabetik dapat dilakukan dengan cara:
1.    
Tes toleransi Glukosa (TTG)
memanjang (lebih besar dari 200mg/dl). Biasanya tes ini dianjurkan untuk pasien
yang menunjukkan kadar glukosa meningkat dibawah kondisi stress.
2.    
Gula darah puasa normal atau
diatas normal.
3.    
Essei hemoglobin glikolisat
diatas rentang normal.
4.    
Urinalisis positif terhadap
glukosa dan keton.
5.    
Kolesterol dan kadar
trigliserida serum dapat meningkat menandakan ketidakadekuatan kontrol glikemik
dan peningkatan propensitas pada terjadinya aterosklerosis.
6.    
Aseton plasma: Positif secara mencolok
7.    
As. Lemak bebas: kadar lipid dan kolesterol meninggkat
8.    
Elektrolit: Na normal/menurun; K normal/meningkat
semu; F turun
9.    
Hemoglobin glikosilat: Meningkat 2-4 kali normal
10. 
Gas Darah Arteri: pH rendah, penurunan HCO3
(asidosismetabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik
11. 
Trombosit darah: Ht mungkin meningkat, leukositosis,
hemokonsentrasi
12. 
Ureum/creatinin: meningkat/normal
13. 
Amilase darah: meningkat mengindikasikan pancreatitis
akut
Didasarkan
atas adanya "trias biokimia" yakni : hiperglikemia, ketonemia, dan
asidosis. Kriteria diagnosisnya adalah sebagai berikut :
·           
Hiperglikemia, bila kadar glukosa darah > 11 mmol/L
(> 200 mg/dL).
·           
Asidosis, bila pH darah < 7,3.
·           
kadar bikarbonat < 15 mmol/L).
Derajat berat-ringannya asidosis diklasifikasikan sebagai berikut :
·           
Ringan: bila pH darah 7,25-7,3,
bikarbonat 10-15 mmol/L.
·           
Sedang: bila pH darah 7,1-7,24,
bikarbonat 5-10 mmol/L.
·           
Berat: bila pH darah < 7,1,
bikarbonat < 5 mmol/L.
KAD juga
harus dibedakan dengan penyebab asidosis, sesak, dan koma yang lain termasuk :
hipoglikemia, uremia, gastroenteritis dengan asidosis metabolik, asidosis
laktat, intoksikasi salisilat, bronkopneumonia, ensefalitis, dan lesi
intrakranial.
Komplikasi
dari ketoasidoisis diabetikum dapat berupa:
1.      Ginjal
diabetik ( Nefropati Diabetik )
Nefropati diabetik atau ginjal diabetik dapat
dideteksi cukup dini. Bila penderita mencapai stadium nefropati diabetik,
didalam air kencingnya terdapat protein. Dengan menurunnya fungsi ginjal akan
disertai naiknya tekanan darah. Pada kurun waktu yang lama penderita nefropati
diabetik akan berakhir dengan gagal ginjal dan harus melakukan cuci darah.
Selain itu nefropati diabetik bisa menimbulkan gagal jantung kongesif.
2.      Kebutaan (
Retinopati Diabetik )
Kadar glukosa darah yang tinggi bisa menyebabkan
sembab pada lensa mata. Penglihatan menjadi kabur dan dapat berakhir dengan
kebutaan. 
3.      Syaraf (
Neuropati Diabetik )
Neuropati diabetik adalah akibat kerusakan pada saraf.
Penderita bisa stres, perasaan berkurang sehingga apa yang dipegang tidak dapat
dirasakan (mati rasa).
4.      Kelainan
Jantung.
Terganggunya kadar lemak darah adalah satu faktor
timbulnya aterosklerosis pada pembuluh darah jantung. Bila diabetesi mempunyai
komplikasi jantung koroner dan mendapat serangan kematian otot jantung akut,
maka serangan tersebut tidak disertai rasa nyeri. Ini merupakan penyebab
kematian mendadak. 
5.      Hipoglikemia.
Hipoglikemia terjadi bila kadar gula darah sangat
rendah. Bila penurunan kadar glukosa darah terjadi sangat cepat, harus diatasi
dengan segera. Keterlambatan dapat menyebabkan kematian. Gejala yang timbul
mulai dari rasa gelisah sampai berupa koma dan kejang-kejang.
6.      Hipertensi.
Karena harus membuang kelebihan glokosa darah melalui
air seni, ginjal penderita diabetes harus bekerja ekstra berat. Selain itu
tingkat kekentalan darah pada diabetisi juga lebih tinggi. Ditambah dengan
kerusakan-kerusakan pembuluh kapiler serta penyempitan yang terjadi, secara
otomatis syaraf akan mengirimkan signal ke otak untuk menambah takanan darah.
Tujuan
penatalaksanaan : 
1.     
Memperbaiki sirkulasi dan perfusi jaringan (resusitasi
dan rehidrasi), 
2.     
Menghentikan ketogenesis (insulin), 
3.     
Koreksi gangguan elektrolit, 
4.     
Mencegah komplikasi, 
5.     
Mengenali dan menghilangkan faktor pencetus.
Airway
dan Breathing
Oksigenasi
/ ventilasi
Jalan
napas dan pernapasan tetap prioritas utama. Jika pasien dengan kesadaran / koma
(GCS <8) mempertimbangkan intubasi dan ventilasi. Pada pasien tsb sementara
saluran napas dapat dipertahankan oleh penyisipan Guedel's saluran
napas. Pasang oksigen melalui masker Hudson atau non-rebreather masker
jika ditunjukkan. Masukkan tabung nasogastrik dan biarkan drainase jika
pasien muntah atau jika pasien telah muntah berulang. Airway, pernafasan
dan tingkat kesadaran harus dimonitor di semua treatment DKA.
Circulation
Penggantian
cairan
Sirkulasi
adalah prioritas kedua. DKA pada pasien yang menderita dehidrasi berat
bisa berlanjut pada shock hipovolemik. Oleh sebab itu, cairan pengganti
harus dimulai segera. Cairan resusitasi bertujuan untuk mengurangi
hiperglikemia, hyperosmolality, dan counterregulatory hormon, terutama dalam
beberapa jam pertama, sehingga mengurangi resistensi terhadap insulin. Terapi
Insulin paling efektif jika didahului dengan cairan awal dan penggantian
elektrolit. Defisit cairan tubuh 10% dari berat badan total maka lebih dari 6
liter cairan mungkin harus diganti. Resusitasi cairan segera bertujuan untuk
mengembalikan volume intravaskular dan memperbaiki perfusi ginjal dengan solusi
kristaloid, koloid dan bisa digunakan jika pasien dalam syok hipovolemik.
Normal saline (NaCl 0,9%) yang paling sesuai. Idealnya 50% dari
total
defisit air tubuh harus diganti dalam 8 jam pertama  dan 50% lain dalam 24 jam berikutnya.  Hati-hati
pemantauan status hemodinamik secara teliti (pada pasien yang tidak stabil
setiap 15 menit), fungsi ginjal, status mental dan keseimbangan cairan
diperlukan untuk menghindari overload cairan.
(Elisabeth Eva
Oakes, RN. 2007. Diabetic Ketoacidosis DKA) 
1.      Aktivitas / Istirahat
Gejala :  Lemah, letih, sulit
bergerak/berjalan, Kram
otot, tonus otot menurun, gangguan istirahat/tidur
Penurunan kekuatan otot
2.      Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut, Klaudikasi, kebas dan
kesemutan pada ekstremitas, Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama, Takikardia
Tanda :  Perubahan tekanan darah
postural, hipertensi, Nadi yang menurun/tidak ada, Disritmia, Krekels, Distensi vena
jugularis, Kulit
panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung
3.      Integritas/ Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang
lain, Masalah
finansial yang berhubungan dengan kondisi
Tanda : Ansietas, peka rangsang
4.      Eliminasi
Gejala :   Perubahan pola
berkemih (poliuria), nokturia, Rasa
nyeri/terbakar, kesulitan berkemih
(infeksi), ISSK baru/berulang, Nyeri
tekan abdomen, Diare
Tanda :Urine encer, pucat, kuning, poliuri
( dapat berkembang menjadi oliguria/anuria, jika terjadi hipovolemia berat), Urin berkabut, bau busuk
(infeksi), Abdomen
keras, adanya asites, Bising
usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare)
5.      Nutrisi/Cairan
Gejala :   Hilang nafsu
makan, Mual/muntah, Tidak mematuhi diet, peningkattan masukan
glukosa/karbohidrat, Penurunan berat badan lebih dari
beberapa hari/minggu, Haus, penggunaan diuretik (Thiazid)
Tanda :   Kulit
kering/bersisik, turgor jelek, Kekakuan/distensi
abdomen, muntah, Pembesaran
tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula
darah), bau halisitosis/manis, bau buah (napas aseton)
6.      Neurosensori
Gejala :   Pusing/pening,
sakit kepala, Kesemutan,
kebas, kelemahan pada otot, parestesia, Gangguan
penglihatan
Tanda :   
Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap lanjut). Gangguan memori (baru, masa lalu),
kacau mental, Refleks
tendon dalam menurun (koma), Aktifitas
kejang (tahap lanjut dari DKA)
7.      Nyeri/kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang/nyeri
(sedang/berat)
Tanda : Wajah meringis dengan
palpitasi, tampak sangat berhati-hati
8.      Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/ tanpa sputum purulen (tergantung   adanya
infeksi/tidak)
9.      Keamanan
Gejala :   Kulit kering,
gatal, ulkus kulit
Tanda :   Demam, diaforesis, Kulit rusak, lesi/ulserasi, Menurunnya kekuatan
umum/rentang erak, Parestesia/paralisis
otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup
tajam)
10.   Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung
infeksi), Masalah
impoten pada pria, kesulitan orgasme pada wanita
11.   Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga DM,
jantung, stroke, hipertensi. Penyembuhan yang, Lambat, penggunaan obat sepertii
steroid, diuretik (thiazid), dilantin dan fenobarbital (dapat meningkatkan kadar
glukosa darah). Mungkin
atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai pesanan
Rencana pemulangan : Mungkin memerlukan bantuan dalam pengatuan
diet, pengobatan,
perawatan diri, pemantauan terhadap glukosa darah
1.      Defisit
volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik akibat hiperglikema,
pengeluaran cairan berlebihan: diare, muntah, pembatasan intake akibat mual,
kacau mental 
2.     
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kompensasi
asidosis metabolik
3.     
Resiko tinggi terhadap
infeksi (sepsis) berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa
4.     
Ketidakseimbangan nutrisi:kurang
dari kebutuhan berhubungan dengan ketidak cukupan insulin, penurunan masukan
oral, status hipermetabolisme.
5.     
Kurang pengetahuan
berhubungan dengan kurang terpajan informasi
M.   
RENCANA KEPERAWATAN  KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)
| 
NO | 
DIAGNOSA KEPERAWATAN | 
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL | 
INTERVENSI | 
| 
1 | 
Defisit Volume Cairan 
Definisi :
  Penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intrasellular. Ini
  mengarah ke dehidrasi, kehilangan cairan dengan pengeluaran sodium 
Batasan Karakteristik
  :  
-    Kelemahan  
-    Haus  
-    Penurunan
  turgor kulit/lidah  
-    Membran
  mukosa/kulit kering  
-   
  Peningkatan denyut
  nadi, penurunan tekanan darah, penurunan volume/tekanan nadi  
-   
  Pengisian vena
  menurun  
-   
  Perubahan status
  mental 
-   
  Konsentrasi urine
  meningkat  
-   
  Temperatur tubuh
  meningkat  
-    Hematokrit meninggi  
-    Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada third
  spacing) 
Faktor-faktor
  yang berhubungan:  
-    Kehilangan volume cairan secara aktif  
-    Kegagalan mekanisme pengaturan | 
NOC:
   
v  Fluid
  balance 
v  Hydration 
v  Nutritional
  Status : Food and Fluid Intake 
Kriteria
  Hasil : 
v  Mempertahankan
  urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal 
v  Tekanan
  darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal 
v  Tidak ada
  tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab,
  tidak ada rasa haus yang berlebihan | 
NIC : 
Fluid management 
·        
  Pertahankan catatan
  intake dan output yang akurat 
·        
  Monitor status hidrasi
  ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika
  diperlukan 
·        
  Monitor vital sign 
·        
  Monitor masukan
  makanan / cairan dan hitung intake kalori harian 
·        
  Kolaborasikan
  pemberian cairan IV  
·        
  Monitor status nutrisi 
·        
  Berikan cairan IV pada
  suhu ruangan  
·        
  Dorong masukan oral 
·        
  Berikan penggantian
  nesogatrik sesuai output 
·        
  Dorong keluarga untuk
  membantu pasien makan 
·        
  Tawarkan snack ( jus buah, buah segar ) 
·        
  Kolaborasi dokter jika
  tanda cairan berlebih muncul meburuk  
·        
  Atur kemungkinan
  tranfusi 
·        
  Persiapan untuk
  tranfusi | 
| 
2 | 
Pola Nafas tidak efektif 
Definisi :
  Pertukaran udara inspirasi dan/atau ekspirasi tidak adekuat 
Batasan
  karakteristik :  
-   
  Penurunan tekanan
  inspirasi/ekspirasi  
-   
  Penurunan
  pertukaran udara per menit  
-   
  Menggunakan otot
  pernafasan tambahan  
-   
  Nasal flaring  
-   
  Dyspnea 
-   
  Orthopnea  
-   
  Perubahan
  penyimpangan dada  
-   
  Nafas pendek  
-   
  Assumption of
  3-point position  
-   
  Pernafasan
  pursed-lip  
-   
  Tahap ekspirasi
  berlangsung sangat lama  
-   
  Peningkatan
  diameter anterior-posterior  
-   
  Pernafasan rata-rata/minimal
   
§  Bayi : < 25 atau > 60 
§  Usia 1-4 : < 20 atau > 30 
§  Usia 5-14 : < 14 atau > 25 
§  Usia > 14 : < 11 atau > 24 
-   
  Kedalaman
  pernafasan  
§  Dewasa volume tidalnya 500 ml saat istirahat  
§  Bayi volume tidalnya 6-8 ml/Kg 
-   
  Timing rasio  
-   
  Penurunan
  kapasitas vital 
Faktor yang
  berhubungan :  
-         
  Hiperventilasi  
-         
  Deformitas tulang  
-         
  Kelainan bentuk
  dinding dada  
-         
  Penurunan
  energi/kelelahan  
-         
  Perusakan/pelemahan
  muskulo-skeletal  
-         
  Obesitas  
-         
  Posisi tubuh  
-         
  Kelelahan otot
  pernafasan  
-         
  Hipoventilasi
  sindrom  
-         
  Nyeri  
-         
  Kecemasan  
-         
  Disfungsi
  Neuromuskuler  
-         
  Kerusakan
  persepsi/kognitif  
-         
  Perlukaan pada
  jaringan syaraf tulang belakang  
-         
  Imaturitas
  Neurologis | 
NOC
  :  
v  Respiratory
  status : Ventilation 
v  Respiratory
  status : Airway patency 
v  Vital sign
  Status 
Kriteria
  Hasil : 
v  Mendemonstrasikan
  batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu
  (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed
  lips) 
v  Menunjukkan
  jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
  pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal) 
v  Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan) | 
NIC
  :  
Airway
  Management
·        
  Buka jalan nafas,
  guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu 
·        
  Posisikan pasien untuk
  memaksimalkan ventilasi 
·        
  Identifikasi pasien
  perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan  
·        
  Pasang mayo bila perlu 
·        
  Lakukan fisioterapi
  dada jika perlu 
·        
  Keluarkan sekret
  dengan batuk atau suction 
·        
  Auskultasi suara
  nafas, catat adanya suara tambahan 
·        
  Lakukan suction pada
  mayo 
·        
  Berikan bronkodilator
  bila perlu 
·        
  Berikan pelembab udara
  Kassa basah NaCl Lembab 
·        
  Atur intake untuk
  cairan mengoptimalkan keseimbangan. 
·        
  Monitor respirasi dan
  status O2 
Terapi
  oksigen 
v 
  Bersihkan mulut,
  hidung dan secret trakea 
v  Pertahankan
  jalan nafas yang paten 
v  Atur
  peralatan oksigenasi 
v  Monitor
  aliran oksigen 
v  Pertahankan
  posisi pasien 
v  Onservasi
  adanya tanda tanda hipoventilasi 
v 
  Monitor adanya
  kecemasan pasien terhadap oksigenasi 
Vital
  sign Monitoring 
 | 
| 
3 | 
Resiko Infeksi 
Definisi :
  Peningkatan resiko masuknya organisme patogen 
Faktor-faktor
  resiko :  
-         
  Prosedur Infasif 
-         
  Ketidakcukupan
  pengetahuan untuk menghindari paparan patogen  
-         
  Trauma  
-         
  Kerusakan jaringan
  dan peningkatan paparan lingkungan  
-         
  Ruptur membran
  amnion 
-         
  Agen farmasi (imunosupresan) 
-         
  Malnutrisi  
-         
  Peningkatan
  paparan lingkungan patogen  
-         
  Imonusupresi  
-         
  Ketidakadekuatan
  imum buatan  
-         
  Tidak adekuat
  pertahanan sekunder (penurunan Hb, Leukopenia, penekanan respon inflamasi) 
-         
  Tidak adekuat
  pertahanan tubuh primer (kulit tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja
  silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi pH, perubahan peristaltik) 
-         
  Penyakit kronik | 
NOC
  :  
v  Immune
  Status 
v  Knowledge :
  Infection control 
v  Risk
  control 
Kriteria
  Hasil : 
v  Klien bebas
  dari tanda dan gejala infeksi 
v  Menunjukkan
  kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi 
v  Jumlah
  leukosit dalam batas normal 
v  Menunjukkan
  perilaku hidup sehat | 
NIC
  : 
Infection
  Control (Kontrol infeksi) 
·        
  Bersihkan lingkungan
  setelah dipakai pasien lain 
·        
  Pertahankan teknik
  isolasi 
·        
  Batasi pengunjung bila
  perlu 
·        
  Instruksikan pada
  pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung
  meninggalkan pasien 
·        
  Gunakan sabun
  antimikrobia untuk cuci tangan 
·        
  Cuci tangan setiap
  sebelum dan sesudah tindakan kperawtan 
·        
  Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat
  pelindung 
·        
  Pertahankan lingkungan
  aseptik selama pemasangan alat 
·        
  Ganti letak IV perifer
  dan line central dan dressing sesuai dengan petunjuk umum 
·        
  Gunakan kateter
  intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kencing  
·        
  Tingktkan intake
  nutrisi 
·        
  Berikan terapi antibiotik
  bila perlu 
Infection
  Protection (proteksi terhadap infeksi) 
·        
  Monitor tanda dan
  gejala infeksi sistemik dan lokal 
·        
  Monitor hitung
  granulosit, WBC 
·        
  Monitor kerentanan
  terhadap infeksi 
·        
  Batasi pengunjung 
·        
  Saring pengunjung
  terhadap penyakit menular 
·        
  Partahankan teknik
  aspesis pada pasien yang beresiko 
·        
  Pertahankan teknik
  isolasi k/p 
·        
  Berikan perawatan
  kuliat pada area epidema 
·        
  Inspeksi kulit dan
  membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase 
·        
  Ispeksi kondisi luka /
  insisi bedah 
·        
  Dorong masukkan
  nutrisi yang cukup 
·        
  Dorong masukan cairan 
·        
  Dorong istirahat 
·        
  Instruksikan pasien
  untuk minum antibiotik sesuai resep 
·        
  Ajarkan pasien dan
  keluarga tanda dan gejala infeksi 
·        
  Ajarkan cara
  menghindari infeksi 
·        
  Laporkan kecurigaan
  infeksi 
·        
  Laporkan kultur
  positif | 
| 
4 | 
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
  kebutuhan tubuh 
Definisi :
  Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh. 
Batasan
  karakteristik :  
-    Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal  
-    Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari
  RDA (Recomended Daily Allowance)  
-    Membran mukosa dan konjungtiva pucat  
-    Kelemahan otot yang digunakan untuk
  menelan/mengunyah  
-    Luka, inflamasi pada rongga mulut  
-    Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah
  makanan  
-    Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan  
-    Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa  
-   
  Perasaan
  ketidakmampuan untuk mengunyah makanan  
-   
  Miskonsepsi  
-   
  Kehilangan BB
  dengan makanan cukup  
-   
  Keengganan untuk
  makan  
-   
  Kram pada abdomen  
-   
  Tonus otot jelek  
-   
  Nyeri abdominal
  dengan atau tanpa patologi  
-   
  Kurang berminat terhadap
  makanan 
-   
  Pembuluh darah
  kapiler mulai rapuh  
-   
  Diare dan atau
  steatorrhea  
-   
  Kehilangan rambut
  yang cukup banyak (rontok)  
-    Suara usus hiperaktif 
-    Kurangnya informasi, misinformasi 
Faktor-faktor
  yang berhubungan :  
Ketidakmampuan
  pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan
  dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi. | 
NOC : 
v  Nutritional
  Status : food and Fluid Intake 
v  Nutritional
  Status : nutrient Intake 
Kriteria Hasil : 
v  Adanya
  peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan 
v  Berat badan
  ideal sesuai dengan tinggi badan 
v  Mampumengidentifikasi
  kebutuhan nutrisi 
v  Tidk ada
  tanda tanda malnutrisi 
v  Menunjukkan
  peningkatan fungsi pengecapan dari menelan 
v  Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti | 
NIC : 
Nutrition Management 
§  Kaji adanya
  alergi makanan 
§  Kolaborasi
  dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
  pasien. 
§  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe 
§  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C 
§  Berikan
  substansi gula 
§  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah
  konstipasi 
§  Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi) 
§  Ajarkan
  pasien bagaimana membuat catatan makanan harian. 
§  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori 
§  Berikan
  informasi tentang kebutuhan nutrisi 
§  Kaji
  kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan 
Nutrition Monitoring 
§  BB pasien
  dalam batas normal 
§  Monitor
  adanya penurunan berat badan 
§  Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan 
§  Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan 
§  Monitor
  lingkungan selama makan 
§  Jadwalkan pengobatan  dan tindakan
  tidak selama jam makan 
§  Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi 
§  Monitor
  turgor kulit 
§  Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah 
§  Monitor
  mual dan muntah 
§  Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht 
§  Monitor
  makanan kesukaan 
§  Monitor
  pertumbuhan dan perkembangan 
§  Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva 
§  Monitor
  kalori dan intake nuntrisi 
§  Catat
  adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral. 
§  Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet | 
| 
6 | 
Kurang pengetahuan 
Definisi :  
Tidak adanya
  atau kurangnya informasi kognitif sehubungan dengan topic spesifik. 
Batasan
  karakteristik : memverbalisasikan adanya masalah, ketidakakuratan mengikuti
  instruksi, perilaku tidak sesuai. 
Faktor yang
  berhubungan : keterbatasan kognitif, interpretasi terhadap informasi yang
  salah, kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak mengetahui
  sumber-sumber informasi. | 
NOC : 
v  Kowlwdge :
  disease process 
v  Kowledge :
  health Behavior 
Kriteria Hasil : 
v  Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,
  prognosis dan program pengobatan 
v  Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara
  benar 
v  Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
  perawat/tim kesehatan lainnya. | 
NIC : 
Teaching : disease Process 
1.   
  Berikan penilaian
  tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik  
2.   
  Jelaskan
  patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi
  dan fisiologi, dengan cara yang tepat.  
3.   
  Gambarkan tanda
  dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat  
4.   
  Gambarkan proses
  penyakit, dengan cara yang tepat  
5.   
  Identifikasi
  kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat  
6.   
  Sediakan informasi
  pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat  
7.   
  Hindari jaminan
  yang kosong  
8.   
  Sediakan bagi
  keluarga atau SO informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat  
9.   
  Diskusikan
  perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di
  masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit  
10.
  Diskusikan pilihan
  terapi atau penanganan 
11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan
  second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan  
12. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan
  cara yang tepat  
13. Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas
  lokal, dengan cara yang tepat 
14. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk
  melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat | 
DAFTAR PUSTAKA
Hyperglycemic 
crises  in  patien ts 
with  diabetes  mellitus. American  Diabetes 
Association. Diabetes
Carevol27 supplement1 2004, S94-S102.
Gaglia 
JL,  Wyckoff  J, 
Abrahamson  MJ  . 
Acute  hyperglycemic  cr isis 
in  elderly.  Med 
Cli  N Am 88: 1063-1084, 2004.
Sikhan. 2009. Ketoasidosis Diabetikum. http://id.shvoong.com. Diakses pada
tanggal 17 November 2012.
Muhammad Faizi, Netty EP. FK UNAIR RS Dr
Soetomo Surabaya. Kuliah tatalaksana
ketoasidosis diabetic. http://www.pediatric.com.
Diakses pada tanggal 17 November 2012.
Wallace TM, Matthews DR. Recent Advance in
The Monitoring and management of Diabetic Ketoacidosis. QJ Med 2004; 97 :
773-80.
Dr. MHD. Syahputra. Diabetic ketosidosis.
www. Library.usu.ac.id. Diakses pada tanggal 17 November 2010.
Samijean Nordmark. Critical Care Nursing Handbook. http://books.google.co.id.
Diakses pada tanggal 17 November 2012
Elisabeth Eva Oakes, RN. 2007. Diabetic Ketoacidosis DKA.  http://intensivecare.hsnet.nsw.gov.au.
Diakses pada tanggal 17 November 2012.
Kitabchi  AE, 
Fisher  JN,  Murphy 
MB  ,  Rumbak 
MJ  :  Diabetic 
ketoacidosis  and  the hyperglycemic  hyperosmolar 
nonketoti c  state.  In 
Joslin’s  Diabetes  Mellitus . 
13th  ed.  Kahn
CR, Weir GC, Eds. Philadelphia, Lea & Febiger, 1994, p.738–770
2.jpg)
1.png)


 

 10 Comments
10 Comments
    
If some one desires to be updated with hottest technologies
ReplyDeleteafterward he must be pay a quick visit this site and be up to date every day.
My website; webpage ()
agen bola terpercaya
ReplyDeletepasang bola
judi bola online
agen bola terpercaya
Agen bola
Judi Online
Agen Bola Online
casino online terbaik
casino online
judi online
agen casino online
judi live casino
agen judi
agen bola
situs judi
judi bola
judi online
bandar bola
bandar judi
situs taruhan
taruhan bola
taruhan online
situs judi bola
situs judi online
situs judi terpercaya
agen bola terpercaya
agen judi online
judi online terpercaya
agen judi terpercaya
bandar judi online
bandar bola terpercaya
judi bola online
agen piala dunia 2018
bandar piala dunia 2018
situs taruhan piala dunia 2018
situs judi piala dunia 2018
agen resmi piala dunia 2018
https://ajiezaenulamry.blogspot.com/2015/08/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_19.html?showComment=1538718762153#c6590479964867006599
ReplyDeleteSearch engine optimization (SEO) or Indonesian SEO is the process of influencing the visibility of websites or web pages in search engine results - often referred to as "natural", "organic" or "earned" results. In general, the earlier (or rank higher on search results pages), and more often sites appear in the list of search results, the more visitors will receive from search engine users, and these visitors can be converted to customers.
SEO can target various types of searches, including image search, local search, video search, academic search, news search and industry-specific vertical search engines.
Indonesian SEO
Specialist SEO.com is an Indonesian SEO Service launched in 2011 when search engines were in the early stages of developing their algorithms, Google was a big company that was very promising. Search engine optimization (SEO) has a completely different meaning. Since then many things have changed and internet marketing has become a necessity for every company that wants to survive in the online world competitively.
Specialist SEO Indonesia SEO Services deal with Web Marketing technology from the start. After hours of research and development, trial and error, we can now offer the most reliable solutions in the world of Digital Marketing.
Indonesian SEO Service
You can chat, video call, phone, view photos, have fun, and even meet!
online datingsite, online dating indonesia, free online dating, best online dating site free, online dating app, online dating terbaik, dating online chat, situs online dating, free dating sites without payment, dating online with video call, dating, meet me, meet, people nearby, soulmate, heart, online dating apps, free online dating, video call, audio chat, find your partner, setipe, skout, flurv, bigo live, Tinder, OkCupid, Hookup, BeeTalk
online dating site
I'd like to know how everything is going 918kiss with this.
ReplyDeleteI 918kiss login have read 918kiss register many blogs 918kiss agent in the net but have 918kiss app never come across such a well written blog. Good work 918kiss kiosk keep it up
ReplyDeleteI would be grateful if you live22 casino continue with the quality of what we are doing now with your blog ... I really enjoyed it
ReplyDeleteI do not even know how I ended up here, but I thought this post was good. I do not know who you are but definitely you are going to a famous blogger if you are not already ;) Cheers!
ReplyDeleteWay cool! Some extremely valid points! I appreciate you writing this post and the rest of the site is very good.
ReplyDeletePerbaiki motor dan rawat mesinnya di Bengkel Motor Bekasi silahkan hubungi kami melalui website http://www.bengkelmotorbekasi.com
ReplyDeleteDaftar Situs Slot Deposit Pulsa Tanpa Potongan Terbaik di tahun 2022
ReplyDeleteSlot Online
Slot Pulsa
Slot Deposit Pulsa
Slot Pulsa Tanpa Potongan
Slot Online Pulsa
Slot Online Deposit Pulsa
Slot89
Slot Gacor
Slot 89
Slot Pulsa Gacor